Corporate Transformation

Pupuk Indonesia, Memacu Transformasi Sentralisasi Holding di Seluruh Lini

Pupuk Indonesia, Memacu Transformasi Sentralisasi Holding di Seluruh Lini
Panji Ruky, Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia.
Panji Ruky, Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia.

PT Pupuk Indonesia (Persero) mengemban misi khusus untuk memutakhirkan sentralisasi holding. Sehingga, perseroan pun membenahi aspek operasional, antara lain memutakhirkan teknologi informasi, mendiversifikasi produk, mengubah gaya pemasaran, mengintegrasikan rantai pasok (supply chain), mentransformasi SDM, mengembangkan riset dan pengembangan (research and development/R&D), hingga memacu kemitraan strategis dengan konsumen serta mitra bisnis. Pembenahan ini merupakan bagian dari program transformasi BUMN pupuk.

Perusahaan ini menerapkan lima pilar strategi demi mengakselerasi transformasi. Lima pilar tersebut adalah fokus pada pelanggan, fokus pada riset dan inovasi, keunggulan operasi dan rantai pasok, optimalisasi dan pengamanan bahan baku, serta keberlanjutan perusahaan dan ekonomi sirkular.

Pada 2020-2022 Pupuk Indonesia mengantongi mandat untuk melaksanakan transformasi sentralisasi holding sehingga peran perseroan berubah dari strategic holding yang bersifat pasif menjadi functional holding yang berpartisipasi aktif untuk mengelola portofolio bisnis. “Kami yang tadinya produsen pupuk dan petrokimia berubah menjadi perusahaan yang mengemban visi untuk menutrisi tanaman dan solusi pertanian. Ini membuat kami beyond dari production. Dulu sangat production centric, sedangkan sekarang kami menjadi partner untuk sektor agrikultur sehingga we are going to service,” tutur Panji Ruky, Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia.

Pada fase transformasi ini, Panji mengungkapkan, perseroan menghadapi beberapa tantangan, seperti keengganan untuk berubah karena sudah lama melakukan pola lama. Koordinasi dan konsolidasi internal diperkuat untuk memuluskan langkah ini.

“Kami di holding sangat kompak, bahkan melakukan progress monitoring dengan direksi anak perusahaan setiap bulan. Kami rutin membahas perkembangan program, kendala, dan dampak transformasi,” katanya.

Tantangan lainnya adalah stagnasi penjualan pupuk di segmen ritel dan hanya mengandalkan penjualan pupuk bersubsidi, serta pemasaran yang tidak terintegrasi. “Sebelum melakukan transformasi, setiap perusahaan melakukan distribusi dan marketing sendiri-sendiri sehingga tidak optimal. Semuanya berkompetisi di pasar yang sama, yang pada akhirnya mengakibatkan end-to-end cost to serve belum optimal,” katanya.

Kendala ini dibenahi melalui strategi transformasi terpadu. Salah satu pilar strategi Pupuk Indonesia adalah menjadi perusahaan yang lebih customer centric atau fokus pada pelanggan serta diversifikasi produk. Pupuk Indonesia berupaya menjadi perusahaan yang semakin memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan, termasuk memberikan pelayanan lengkap, khususnya kepada petani.

Program retail management, misalnya, diluncurkan untuk memudahkan petani mengakses produk-produk nonsubsidi, memberikan benefit model bagi kios dan distributor, serta meningkatkan program kerjasama promosi dengan kios-kios.

Perihal model customer centric itu, Panji menyebutkan, pembenahan juga diterapkan di lini pemasaran dan pengembangan bisnis. Sebelumnya, Pupuk Indonesia hanya melakukan distribusi pupuk, tapi sekarang juga menjadi partner bagi industri agrikultur.

Selain itu, Pupuk Indonesia juga melakukan investasi besar-besaran di R&D untuk memutakhirkan serta mengembangkan produk. Langkah lainnya, mempraktikkan prinsip excellence in operation and supply chain sehingga bisa melakukan managing plan secara digital.

“Kemudian, kami melakukan feedstock security and optimization. Contohnya, saat ini dunia sedang mengalami kesulitan pupuk NPK, dengan adanya sentralisasi holding, kami melakukan strategic partnership dengan berbagai negara,” katanya.

“Kami yang tadinya produsen pupuk dan petrokimia berubah menjadi perusahaan yang mengemban visi untuk menutrisi tanaman dan solusi pertanian. Ini membuat kami beyond dari production. Dulu sangat production centric, sedangkan sekarang kami menjadi partner untuk sektor agrikultur sehingga we are going to service.”

Panji Ruky, Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia

Perseoran menjaring peluang bisnis dengan menggarap pasar pupuk di segmen large estate and small farm, serta mengimplementasikan praktik sustainability and circular economy dengan melakukan dekarbonisasi. “Kami juga memiliki potensi di supply chain. Tadinya tiap-tiap perusahan jalan sendiri-sendiri, kini kami melakukan integrasi secara grup. Peluang lain adalah ada banyaknya waste yang bisa diolah kembali untuk mengurangi karbon,” Panji menjelaskan.

Dalam melakukan transformasi ritel, Pupuk Indonesia memiliki program #PupukIndonesiaAda yang memiliki lima komponen. Yaitu, #SalesforceAda (perusahaan membuat matriks, aplikasi sales force, dll), #SalesPromotionAda, #DistributorPupukIndonesiaAda, #KiosAda, dan #SupplyAda yang dapat menjamin ketersediaan pupuk bagi kios yang terdaftar di dalam program tersebut meskipun di tengah kelangkaan pupuk yang kerap terjadi.

“Semua didukung oleh digitalisasi yang dimulai dari distributor ke kios yang diberi nama retail management system. Lewat teknologi ini, kami bisa mengintegrasikan ordering sistem dan stock management dari pabrik ke ke kios,” Panji menjabarkan.

Program transformasi berdampak positif terhadap peningkatan EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi). Perseroan pada 2021 mencatatkan peningkatan kinerja EBITDA senilai Rp 13,91 triliun atau meningkat 41% dari Rp 9,81 triliun di tahun 2020. Total EBITDA uplift dari program transformasi mencapai Rp 1,03 triliun.

Angka tersebut berasal dari program-program seperti transformasi digital, retail management, program Makmur (berbentuk pengawalan dan pendampingan intensif kepada petani dan budidaya pertanian yang didukung teknologi), sentralisasi pengadaan dan pemasaran, optimalisasi aset, dan program digitalisasi rantai pasok. Program retail management dan Makmur berkontribusi besar terhadap peningkatan penjualan pupuk ritel, yaitu total sebesar 390 ribu ton urea dan 247 ribu ton NPK.

Adapun pendapatan konsolidasi tahun 2021 naik menjadi Rp 78,6 triliun dari Rp 71,87 triliun pada 2020. Perseroan mengantongi laba Rp 5,13 triliun atau naik 121% dari Rp 3,1 triliun.

Ke depan, Pupuk Indonesia akan terus merealisasikan berbagai program transformasi bisnis lainnya untuk meningkatkan EBITDA. Caranya, antara lain, terus mendekatkan diri dengan pelanggan dan meningkatkan realisasi penjualan pupuk ritel komersial, memperluas program Makmur menjadi 250 ribu hektare, hingga mendiversifikasi usaha produk nonpupuk dengan melakukan revamping pabrik PT Pupuk Kaltim (PKT-2), operasional pabrik ammonium nitrate PKT, serta pabrik NPK PT Pupuk Iskandar Muda.

Peningkatan EBITDA juga diupayakan dengan menjalankan program efisiensi. Yaitu, melalui Cost Reduction Program di berbagai lini. (*)

Anastasia Anggoro Suksmonowati & Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved