Green Companies zkumparan

Propan Raya ICC, Terus Kembangkan Cat Ramah Lingkungan Berbasis Air

Yuwono Imanto (depan), Direktur PT Propan Raya ICC, bersama staff
Yuwono Imanto (depan), Direktur PT Propan Raya ICC, bersama staff

Sejak dari awal berdiri tahun 1979, PT Propan Raya ICC sudah memiliki komitmen untuk mengembangkan produk-produk ramah lingkungan dan kepedulian terhadap lingkungan alam, sosial, serta budaya. Hal tersebut juga tertuang dalam visi dan misi perusahaan.

Yuwono Imanto, Direktur PT Propan Raya ICC, menjelaskan visi perusahaan tentang go green. Pertama, menyadari bahwa solvent atau bahan minyak secara alami akan habis sehingga dalam jangka panjang cat berbahan minyak harus digantikan dengan cat yang berbahan alami, yaitu air. Upaya mengganti cat solvent based dengan cat water based ini sekaligus juga mendukung program pemerintah untuk mengurangi pemanasan global (global warming).

Kedua, cat adalah produk yang bukan produk akhir sehingga perlu aplikasi. Nah, concern dari produk cat ramah lingkungan ini ada tiga hal. Pertama, during painting, di waktu pengerjaan akan ada debu-debu cat sehingga bagaimana formulasi dilakukan agar tidak mengandung bahan-bahan yang mengganggu kesehatan. Kedua, during occupation, waktu pemakaian, cat dari waktu ke waktu akan mengalami kerusakan sehingga bagaimana agar cat ini tidak mudah berjamur, berlumut, dan mengapur.

Propan memiliki produk cat decorsafe yang mengandung senyawa aktif microban antibakteri dan jamur yang dapat melindungi dinding dari pertumbuhan bakteri dan jamur. Dalam dua jam kuman itu akan mati. Cat ini juga tidak mudah kotor karena kotoran tidak mudah menempel, serta mudah dibersihkan kembali. “Untuk itu, sangat tepat digunakan pada dinding kamar anak, rumah sakit, klinik, pabrik farmasi, pabrik makanan dan minuman, sekolah, restoran, maupun ruangan lainnya yang membutuhkan kondisi bersih dan bebas kuman,” Yuwono memjelaskan. Kemudian, during repairing, pada saat dibersihkan, diampelas, itu sudah dipikirkan bagaimana partikel-partikel ini tidak membawa butiran-butiran partikel yang merusak kesehatan.

Ketiga, go green bisa mencegah manusia terganggu kesehatannya. Pada akhirnya, kesehatan manusia ini akan terkait produktivitas. Cat ramah lingkungan sudah didesain sampai ke situ yang otomatis harganya lebih mahal. Maka, pihaknya membutuhkan dorongan dari pasar, masyarakat, dan pemerintah. “Di Indonesia sudah ada dorongan ini tapi, belum sekuat yang di Eropa,” ujarnya.

Yuwono mengatakan, dorongan untuk mengimplementasikan program green company juga datang dari pelanggan. “Customer kami itu arsitek dan mengajak kami menjadi anggota Green Building Council, sehingga mulai 2011 kami intensif untuk mengomunikasikan green,” katanya. Green Building Council adalah lembaga mandiri (non-government) yang berkomitmen penuh terhadap pendidikan masyarakat dalam mengaplikasikan praktik-praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang berkelanjutan.

Propan bergabung dalam lembaga tersebut karena pada dasarnya peduli sehingga tertarik untuk ikut, dan secara teknologi pun perusahaan ini sudah siap mendukungnya. “Owner juga dari awal sudah concern terhadap lingkungan. Kantor juga ditata dengan pohon-pohon. Sebab, bukan hal ringan untuk mengubah arah bisnis. Selain membutuhkan biaya yang besar, kami juga harus men-develop ulang beberapa produk cat,” kata Yuwono. Sejalan dengan itu, ketika itu, dari Eropa juga sebenarnya sudah banyak produk green tetapi belum dikomunikasikan sebagai green product.

Diakuinya, tantangan dalam mengimplementasikan produk green adalah dorongan dari pasar, masyarakat, dan pemerintah memang sudah ada, tetapi belum kuat. Namun, secara investasi ini untuk jangka panjang. Propan juga sudah memiliki 70% padanan produk solvent yang berupa produk green. Namun, kebutuhan pasar sebaliknya, masih menyerap 70% cat solvent. Hal tersebut karena belum adanya regulasi yang kuat yang membuat perusahaannya harus bersaing dengan produk yang tidak ramah lingkungan. Orang-orang terkadang mengatakan, hasilnya sama saja dan bahkan lebih murah. Itu tantangannya. “Kami sebagai Ketua Asosiasi Produsen Cat Indonesia, salah satu programnya tahun ini adalah bagaimana pabrik cat di Indonesia itu meningkatkan kelas. Jadi, persaingan bukan dari segi harga, tapi kualitas, dan ramah lingkungan,” Yuwono menegaskan.

Lalu, apa dampak penerapan produk green terhadap bisnis? Saat ini, 70% produk cat ramah lingkungan berbasis air sudah dikeluarkan Propan Raya. Bahkan saat ini, Propan satu-satunya produk cat yang bisa memasok IKEA yang menetapkan standar lingkungan yang sangat tinggi. “Secara market memang belum meluas produk green-nya, tapi sudah mulai. Saya yakin mulai tahun depan produk green akan tumbuh cepat,” ungkapnya.

Bicara nilai penjualan untuk produk green, disebutkan Yuwono, produk solvent masih menjadi tulang punggung perusahaannya saat ini. Sementara penjualan produk green baru 20-30%. “Jumlah produknya, 70% kami sudah memenuhi padanan produk solvent. Artinya, produk solvent tidak dihapuskan, tapi kami buat padanannya,” katanya. Ia menyakini, produk green merupakan investasi jangka panjang dan solvent based itu nantinya akan punah karena berbahan minyak bumi. Minyak bumi lama-kelamaan akan habis. Dan, Propan mengklaim dirinya yang akan paling siap menghadapi kondisi ini.

Adakah rencana mengubah seluruhnya ke green? “Kami mengembangkan beberapa raw material yang specialty dan kami membuat PT Alkindo Mitra Raya sebagai pusat riset dalam mengembangkan bahan baku cat yang ramah lingkungan. Lalu, di 2017, Propan bekerjasama dengan Jerman membangun PT Propan Dekorindo Raya, yaitu pabrik cat yang memproduksi cat ramah lingkungan berbasis air (water based).

“Kalau cat yang ramah lingkungan berpelarut air, biasanya cat tembok, tapi kami sudah mampu membuat cat besi yang berpelarut air yang warnanya mengkilat dan keringnya cepat,” kata Yuwono. Pabrik cat jenis ini sudah dibangun dan telah berproduksi walapun kapasitas produksinya baru sekitar 20% dari kapasitas maksimum. Ke depan, Propan juga akan memiliki berbagai program untuk mendorong pelestarian lingkungan. (*)

Dede Suryadi dan Vina Anggita

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved