Companies Green Companies zkumparan

Raih Green Concern Company Award 2020, Vale Indonesia Berbagi Strategi Hijau

PT Vale Indonesia Tbk baru saja meraih penghargaan Green Concern Company 2020 dari Majalah SWA. Penghargaan ini diberikan bagi perusahaan yang berhasil membangun bisnis dengan memperhatikan tiga hal yakni people,planet and profit (3P). Tujuan besar dari 3P tersebut adalah keberlanjutan (sustainability) sumber daya yang nantinya berimbas pada keberlanjutan bisnis. Sebab, keberlanjutan sebuah bisnis tentu dipengaruhi oleh keberlanjutan sumber daya yang digunakan.

Dalam webinar yang digelar Majalah SWA sebagai rangkaian dari acara penganugerahan Green Concern Company 2020 lalu, Deputy CEO Vale Indonesia, Febriany Eddy berbagi apa saja strategi yang dijalankan perusahaan tambang nikel itu sehingga bisa membangun 3P tersebut.

Menurut Febriany, hal pertama yang dibangun adalah menempatkan triple bottom line (lingkungan, sosial ekonomi) bukan sebagai sebagai added value bagi Vale Indonesia, melainkan core value. Prinsip ini menjadi poros bisnis yang kemudian diaplikasikan dalam sejumlah upaya di sepanjang rantai produksi nikelnya. “Apalagi nikel disebut-sebut sebagai logam masa depan karena memegang peran besar dalam pembuatan kendaraan listrik dan berbagai perangkat alih teknologi menuju peradaban yang lebih ramah lingkungan.” jelas Febriany.

Kegiatan penambangan bijih nikel di Vale diintegrasikan dengan aktivitas reklamasi dan rehabilitasi lahan pasca-tambang. Selama ini, Vale Indonesia melakukan rehabilitasi lahan di tambang aktif di Blok Sorowako. Hingga 2019, total sudah 4.249,45 hektar lahan pasca-tambang yang direklamasi. Mulai tahun ini, PT Vale menjalankan kegiatan reforestasi lintas-batas. Satu agenda terobosan dalam prioritas strategis adalah membangun peta jalan menuju karbon netral. Kebijakan ini diadaptasi dari Vale Global, induk korporasi Vale Indonesia yang merupakan perusahaan multitambang asal Brasil. Vale Global berkomitmen untuk menjadi karbon netral pada 2050.

Vale Indonesia pun membangun peta jalan ke tujuan yang sama. Dimulai dengan menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca sebesar 33% pada 2030 melalui optimalisasi konsumsi energi di sepanjang rantai pasok, konversi bahan bakar fosil ke sumber-sumber energi terbarukan, dan mencapai 100% target produksi energi bersih untuk menopang keseluruhan operasi. Bahkan pihaknya telah menghentikan proyek konversi batubara yang menggunakan HSFO (High Sulphur Fuel Oil) menjadi batubara meskipun berkontribusi terhadap penurunan beban finansial perusahaan sebesar sekitar US$40 juta per tahun.

Program terbaru adalah Vale Power Shift yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan mengintegrasikan strategi elektrifikasi. Salah satu hasilnya adalah pengoperasian electric boiler menggantikan tipe sebelumnya yang menggunakan HSFO dan telah beroperasi penuh pada Mei 2019. Boiler listrik menghilangkan penggunaan bahan bakar HSFO sebanyak 67.047 barel per tahun. Dan karena boiler ini 100% energinya berasal dari PLTA, maka pengoperasiannya tidak melepaskan emisi alias zero emission.

Selain inisiatif baru, Vale Indonesia juga terus melanjutkan praktik pertambangan berkelanjutan. Di area tambang, kami membangun kolam-kolam sedimen untuk mengelola limbah cair (effluent) demi menjaga kualitas badan air dan mematuhi baku mutu yang ditetapkan Pemerintah. Selain kolam sedimen, PT Vale membangun Lamella Gravity Settler (LGS) untuk menurunkan konsentrasi limbah cair secara signifikan. PT Vale juga memiliki Pakalangkai Waste Water Treatment yang terintegrasi dengan 85 kolam pengendapan limbah cair (pond).

Dalam upaya konservasi biodiversitas, Vale Indonesia telah memiliki rencana pasca-tambang dan manajemen kaenekaragaman hayati untuk 100% wilayah operasi penambangan di blok Sorowako. Sebelum kegiatan penambangan dilakukan, Perusahaan memastikan tidak ada spesies fauna maupun flora dilindungi yang ditemukan di lokasi penambangan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved