Companies

Insani Baraperkasa, Tidak Ada Kompromi untuk Safety

Radinal Buchan, HSE Manager PT Insani Baraperkasa
Radinal Buchan, HSE Manager PT Insani Baraperkasa (duduk) bersama TIM.

Bisnis penambangan batu bara termasuk tipologi operasi bisnis dengan tingkat risiko tinggi, sehingga perlu treatment spesial agar bisa mencapai tingkat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang memadai. Hal itu disadari sepenuhnya oleh manajemen PT Insani Baraperkasa (IB) yang mengelola bisnis eksplorasi tambang batu bara seluas 24 ribu hektare di Kalimantan Timur (Kutai Kartanegara dan Samarinda).

“Poin pentingnya, dalam bekerja kami ingin pergi dengan sehat, kerja aman, dan pulang selamat. Tidak ada kematian, sakit akibat pekerjaan, tidak ada cedera serius,” Radinal Buchan, HSE Manager PT Insani Baraperkasa, menjelaskan prinsip K3 atau Health, Safety, and Environment (HSE) yang dijalankan perusahaannya.

Sejauh ini, IB masuk dalam kategori yang sangat baik dalam hal implementasi prinsip-prinsip HSE. Hingga kini sudah ada 23 juta jam kerja di IB yang berlalu dengan aman. Khusus di tahun 2022, sepanjang 6,1 juta jam kerja aman.

Dalam ajang K3 (HSE) Award yang diselenggarakan SWA tahun ini, IB juga memperoleh rating “Very Good” dengan skor total 86,63. Perolehan angka ini sebenarnya tak mengejutkan karena IB memang sudah sering mendapatkan penghargaan dalam hal tata kelola bidang K3.

Tahun 2022, misalnya, mendapatkan penghargaan dari Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemenaker), yakni penghargaan Kecelakaan NIHIL (Zero Accident Award). Ini sebuah prestasi terkait program K3 dengan pencapaian 18.077.089 jam kerja orang tanpa kecelakaan kerja, terhitung dari 1 Desember 2016 sampai 31 December 2021.

Ada juga penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) Provinsi Kalimantan Timur dalam pengelolaan lingkungan hidup (2021-2022), dengan peringkat Hijau. Juga dari Kemenaker, penghargaan dalam Program Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 di Tempat Kerja dengan kategori Platinum.

Pencapaian bagus IB dalam K3/HSE tak terlepas dari keseriusan dan inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan performa di bidang ini. “Paling penting dan pertama, kesadaran akan risiko di seluruh lapisan organisasi secara konsisten harus terus ditingkatkan, termasuk kontrol implementasinya,” Radinal menandaskan.

Selain itu, risiko sepenuhnya harus dikelola secara aktif dan sistem keselamatan juga diterapkan. Pihaknya terus meningkatkan kompetensi di bidang K3, khususnya di jajaran pengawas dan operasional. Juga melakukan pendekatan sistematis di bidang K3, dengan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) secara proper dan prudent.

Manajemen IB selalu mengembangkan K3 dalam seluruh proses, kegiatan, dan area kerja, serta terus mengevaluasi kinerja K3. “Kami terus melakukan perbaikan yang dibutuhkan di semua lini K3, dari aspek sistem, SOP, budaya kerja, SMKP, organisasi, hingga personel dan implementasinya,” kata Radinal.

Dalam hal ini, IB selalu melakukan audit, mengkaji risiko, serta mengukur leading indicators dan asset performance yang hasil-hasilnya dikomunikasikan kepada stakeholders. Bahkan, juga sudah melakukan pengukuran budaya keselamatan secara self assessment sejak 2019. Belakangan, mitigasi risiko K3 pun telah dijalankan berbasis tehnologi dan data.

Yang pasti, proses seperti itu tak hanya diberlakukan pada karyawan internal, tapi juga pada pihak kontraktor dan pihak ketiga yang terlibat dalam proses bisnis penambangan di konsesi IB. Pihaknya ingin mencapai safety resilience dan safety accountability yang baik, sehingga semua indikator bidang K3 pertambangan terus ditingkatkan ―agar bisa menjaga zero harm.

“Prinsipnya, semua orang harus berperan sebagai pemimpin dalam keselamatan, uncompromising commitment to safety, dan everyone operates the same high standards,” Radinal menegaskan. (*)

Sudarmadi & Anastasia AS

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved