Leaders zkumparan

Olam Group, Andalkan Leader Muda untuk Garap Bisnis Baru

Olam Group, Andalkan Leader Muda untuk Garap Bisnis Baru
Dedev Parulian, Head of HR Indonesia, PNG and Timor.
Dedev Parulian, Head of HR Indonesia, PNG and Timor.

Tak banyak pebisnis domestik yang mengenal Olam Group. Mungkin, hanya mereka yang berbisnis di bidang trading komoditas yang mengenalnya. Padahal, Olam termasuk pemain penting di bidang perdagangan dan pemasokan komoditas secara B2B di Asia dan Indonesia. Kini Olam merupakan pesaing serius bagi para pemain lama, seperti Cargill, ADM, Noble, dan LouisDreyfus.

Olam Group hadir di Indonesia sejak 25 tahun lalu dan skala bisnisnya di negara ini juga sudah besar. Setahun skala bisnisnya mencapai Sing$ 900 juta, dan didukung tak kurang dari 1.500 karyawan ⸺ total 4.000 orang dengan karyawan kontrak.

Bisnisnya tak bisa disebut sekadar berdagang komoditas. Karena, di dalamnya ada industri pemrosesan (manufaktur) dari bahan mentah menjadi ingredients seperti cokelat dan kopi.

Olam memasok sejumlah perusahaan global, seperti jaringan Starbucks dan Nestle, dan mengoneksikan pelanggannya ke para petani di Indonesia. Komoditas yang dikelola antara lain kopi, CPO, coco beans, dairy ingredients, dan bisnis food service yang baru dikembangkan dua tahun terakhir. Masing-masing bisnis itu dikelola oleh entitas PT yang berbeda-beda. Karena pertumbuhan bisnisnya yang pesat itulah, Olam intens membangun para leader dari dalam melalui serangkaian program pengembangan karyawan.

Sebagai bentuk keseriusan itu, Olam membuat cetak biru pengembangan SDM untuk tahun 2020-2023. “Kami ingin menjadi organisasi yang highly engaged and high performing,” Dedev Parulian, Head of HR Indonesia, PNG and Timor, menandaskan. Pihaknya serius dalam membangun tim dan talent pool untuk mendukung pertumbuhan bisnis ke depan.

Tiap tahun Olam merekrut sekitar 100 orang baru yang 20%-nya terdiri fresh graduate. Mereka yang diterima diberi pelatihan leadership journey. Perusahaan akan mengembangkan kapasitas mereka secara tepat agar bisa berkembang.

“Kami akan memberi mereka pengalaman sebagai international manager karena kami perusahaan multinasional. Kami juga akan mengekspor mereka ke level internasional,” kata Dedev.

Di Olam, management trainee biasanya akan digembleng melalui pelatihan selama 12 bulan. Ini terdiri dari empat bulan pelatihan soft skills bersama dedicated mentor dan delapan bulan on the job training, dengan review bulanan. Kalau lulus dalam semua program, mereka akan menjadi manajer. “Yang kami rekrut saat ini fokusnya adalah lulusan S-2,” ujarnya.

Sementara itu, Capability Development Journey dibagi dua, yakni Mid Managerial Development Program dan Senior Manager Development Program. Yang Mid untuk local manager yang belum masuk standar internasional. Kepada mereka disiapkan soft skills-nya agar bisa masuk ke Senior Manager Development Program.

Dalam Senior Manager Development Program, mereka akan bergabung dengan peserta dari negara-negara lain. “Mereka akan ikut long program training, dan harus sudah punya semacam project management. Bila berhasil, mereka akan naik menjadi manajer internasional,” Dedev menjelaskan.

Di Olam, Program Talent Management sudah dikembangkan dan dijalankan lebih dari empat tahun. “Sejak 2019 kami bisa memunculkan local leader untuk key strategic position,” ujarnya. “Tenaga kerja kami juga makin banyak, terutama kalau dilihat di bisnis baru kami, yaitu food service. Sekitar 30% tenaga kerja baru untuk bisnis ini. Banyaknya talent baru yang masuk ini memberi kami ide-ide baru, dan menumbuhkan new of working,” tambahnya.

Tentu, mereka yang berhasil menjadi new leader di Olam pun akan diberi tugas sebagai mentor key talent di bawahnya. “Kontribusi mereka dalam mengkreasi leader, jadi nanti pada saat performance management pun akan dilihat seberapa banyak dari talent-nya yang bisa Anda sponsori, akan tertulis di KPI-nya,” katanya. Saat ini 20% manajer merupakan lulusan graduate trainee yang dikembangkan Olam sendiri.

Demikian pula, 30% senior manager merupakan hasil gemblengan sendiri melalui program internal. Para leader baru yang berhasil ini juga diajak masuk ke kampus asal mereka untuk mengajak juniornya bergabung dengan Olam.

Yang menarik, bagusnya program create leader di Olam ini punya output langsung ke bisnis yang sangat positif. Dampaknya secara bisnis, dalam empat tahun ini revenue Olam di Indonesia tumbuh 10%-15% per tahun walaupun secara umum makroindustri banyak yang mengalami stagnasi. (*)

Sudarmadi & Yosa Maulana

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved