Leaders zkumparan

Adi Sulistyowati, Pascapandemi Siap Melompat Lebih Tinggi

Adi Sulistyowati, Wakil Direktur Utama BNI.
Adi Sulistyowati, Wakil Direktur Utama BNI.

Pandemi Covid-19 yang tidak pernah terjadi sebelumnya membuat kita memiliki pengalaman yang sangat terbatas untuk menghadapinya. Lalu, adanya keterbatasan ruang dan waktu untuk berinteraksi langsung, kepanikan, serta kondisi makro yang tidak kondusif merupakan tantangan tersendiri yang harus dikelola dengan baik.

Sesuai dengan arahan pemerintah terkait pembatasan kerumunan dan aktivitas masyarakat, maka dilakukan perbaikan pada proses bisnis secara progresif. Misalnya, dengan memanfaatkan platform meeting digital untuk berkoordinasi, split operation, sampai dengan dukungan kesehatan bagi segenap pegawai PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI. Dukungan kesehatan tersebut antara lain berupa pemberian suplemen/multivitamin; testing, tracing, dan treatment secara rutin; serta penanganan pegawai dan keluarga yang terjangkit Covid-19.

Sementara itu, untuk memberikan kenyamanan bagi nasabah, BNI memastikan bahwa operasional layanan dilakukan dengan disertai penerapan protokol kesehatan secara disiplin di seluruh jaringan kantor BNI. BNI memastikan pula layanan digitalnya kepada nasabah dapat diakses setiap waktu.

Selain itu, bank ini juga fokus menjaga produktivitas SDM. Juga, mengatasi adanya tekanan kinerja perusahaan di tengah pandemi Covid-19, antara lain perlambatan aktivitas ekonomi masyarakat, peningkatan risiko kredit, perlambatan aktivitas ekonomi nasional, dan keterbatasan produktivitas pegawai di tengah penerapan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat yang ditetapkan pemerintah.

“Sebagai langkah awal, perseroan segera membentuk Crisis Management Team (CMT) untuk memantau kondisi perusahaan dari sisi bisnis, pegawai, operasional, dan layanan,” kata Adi Sulistyowati, Wakil Direktur Utama BNI.

Selain itu, bank ini berupaya mentransformasi bisnis sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Di antaranya, menetapkan tujuh kebijakan strategis sehingga terdapat perbaikan dalam hal manajemen risiko, menetapkan kebijakan bisnis dan operasional yang adaptif, meningkatkan kolaborasi antar-unit-kerja perusahaan, serta memonitor eksekusi keputusan bisnis yang mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Saat pandemi, manajemen BNI juga telah melakukan beberapa upaya antisipasi dan adaptasi dengan mengikuti aturan-aturan terbaru dari regulator OJK dan BI terkait ketentuan mengenai stimulus dan restrukturisasi debitur terdampak Covid-19 dan kebijakan lainnya dalam mendukung pemerintah terkait pemulihan ekonomi nasional.

Dengan demikian, pascapandemi, BNI sudah siap melompat lebih tinggi. Seluruh isu krusial yang terjadi saat pandemi bisa dinuççç, pihaknya bisa melakukan mapping dan upaya perbaikan, seperti perbaikan kualitas kredit dengan pemilihan sektor ekonomi, segmentasi dan membuka peluang untuk digitalisasi.

Pada 2021 ini, BNI pun akan melangkah dengan lebih optimistis, setelah melalui tantangan yang cukup berat selama masa awal pandemi Covid–19. “Untuk itu, berbagai kebijakan strategis telah diambil perusahaan pada 2021. Hal ini dibutuhkan dalam menghadapi tantangan dan dinamika bisnis yang begitu cepat,” ujarnya.

Bagaimana Adi Sulistyowati menjalankan peran sebagai pemimpin bisnis dan tiang keluarga? “Menjadi wanita karier adalah suatu pilihan, namun kewajiban sebagai seorang ibu dalam keluarga tetap perlu dijalankan dengan baik,” ujarnya. Ia merasa ada kesamaan peran dalam tanggung jawab dirinya sebagai pemimpin di perseroan dan menjadi role model bagi anak di rumah. Setidaknya, ada tiga peran yang dapat ia garisbawahi , yakni caring, inspiring dan collaboration.

Pertama, caring. Seperti seorang ibu, dalam mendidik anak-anaknya, selalu berbasis pada kasih sayang (caring). Dengan caring, kita akan lebih mudah dalam berempati dan membangun keterikatan emosional kepada subordinat di perseroan, sehingga mampu menghasilkan derap langkah yang sama untuk mencapai visi dan misi perusahaan.

Kedua, inspiring. Sebagai seorang leader perempuan, melakukan transactional leadership yang fokus pada peningkatan kinerja dan kesejahteraan pegawai tetap harus dilakukan. Namun, dalam konteks menyikapi perubahan di era VUCA saat ini, serta konteks pembinaan dan pendidikan yang time frame-nya lebih panjang, transformational leadership menjadi sangat penting. Seorang leader perempuan diberi kelebihan modal dalam menginspirasi dan memotivasi yang sangat penting dalam mentransformasi pola pikir tim agar dapat menciptakan strategi dan implementasi bisnis yang adaptif.

Ketiga, collaboration. Peran yang tidak kalah penting, bagaimana kita dapat mendorong kolaborasi lintas unit dan fungsi sehingga tidak ada lagi mentalitas silo-silo. Pandemi saat ini pun mendorong kita berkolaborasi, bahkan di tingkat global karena seluruh dunia menghadapi hal yang sama.

Adi Sulistyowati juga menyampaikan fakta bahwa kemampuan laki-laki dan wanita dalam leadership pada dasarnya tidak terlalu berbeda. Bahkan, wanita memiliki kelebihan pada kapabilitas develop others serta inspire & motivate others. Namun, menurutnya, jangan hanya mengedepankan itu, tetapi juga perlu meningkatkan kompetensi kita sesuai dengan bidang masing-masing sehingga dapat tetap percaya diri dengan kompetensi dan kapabilitas yang dimiliki untuk melewati krisis yang saat ini berlangsung.

Kita pun harus bisa mengubah pola pikir dan pola tindak ke arah yang lebih agile serta mengikuti perkembangan bisnis yang terjadi. Di era digital ini, juga sangat penting memiliki dan membangun kapabilitas. Yang terakhir, tentu melakukan sinergi antar-unit, internal dan eksternal. (*)

Dede Suryadi dan Andi Hana Mufidah Elmirasari

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved