Leaders zkumparan

Benahi Bisnis Brompton di Indonesia, Kevin Terapkan Leadership yang Melayani

Country Director Brompton Indonesia Kevin A. Wijaya. (Foto Istimewa)

Brand sepeda lipat global Brompton saat ini telah ekspansi ke Indonesia. Hingga sekarang, Brompton Indonesia telah bekerja sama dengan 21 toko offline dealer, empat marketplace daring, satu service partner dan masih akan terus mengembangkan bisnisnya.

Sejak 2021, Brompton secara resmi menunjuk Kevin A. Wijaya sebagai Country Manager Brompton di Indonesia. Saat dirinya masuk, Brompton telah tersedia di 8 toko. Pria lulusan Universitas Bina Nusantara, Jakarta ini diminta memperbaiki fundamental bisnis termasuk ekspansi, business development, serta brand awareness Brompton di Indonesia.

“Pertumbuhan kami di Southeast Asia masih oke, pasar sepeda juga masih potensial. Tapi butuh orang untuk membereskan karena kemarin pertumbuhan serba organik. Jadi orang-orang pakai Brompton, they love the brand, product, tapi organik saja, belum ada fundamentalnya,” kata Kevin saat wawancara dengan SWA Online di GBK Arena akhir Februari 2023 lalu.

Fundamental pertama yang diperbaiki adalah dari sisi ekspansi, marketplace mapping dan business development. Sebelum dirinya masuk, pasar Brompton di Indonesia tersentralisasi di Jakarta. Sehingga dirinya melakukan pemetaan pasar di daerah yang memiliki potensi yang besar.

“Kami reach out ke dealer daerah tersebut, ada perwakilan buat buka di situ. Ketika buka, kami enggak mau kayak sebelum ada Brompton Indonesia yang serba organik. Kami melakukan support display Brompton di toko, visual merchandising, ketersediaan dan kelengkapan barangnya itu berdasarkan arahan dari Brompton. Pengetahuan staf, mekanik juga diperdalam,” ucapnya.

Hal kedua yang diperbaiki adalah marketing awareness. Ini strategi terbesar kedua yang dikoreksi karena kemarin (sebelum Brompton secara resmi masuk) semua serba organik, padahal Brompton punya potential community yakni Brompton Owner Group Indonesia yang menaungi Brompton Owners di daerah dan memiliki 23 ribu pengikut.

“Kami melakukan reach out ke komunitas karena itu sudah jadi potensial market kami. Saya selalu berprinsip untuk memelihara konsumen adalah hal yang lebih sulit dibandingkan buat baru. Orang yang ada di komunitas sekarang kami maintain, perkuat engagement sama komunitas,” ucap pemegang gelar Master of Business Administration Maastricht University School of Business & Economics ini.

Mengenai kondisi industri sepeda saat ini, Kevin menjawab bahwa semua industri di Indonesia atau bahkan di dunia tengah mengalami masa pancaroba, termasuk industri sepeda secara umum, bukan hanya Brompton. Secara angka (penjualan) tidak sebesar seperti saat awal-awal pandemi Covid-19 merebak di mana tren bersepeda di masyarakat terjadi.

Dunia Ritel yang Menyenangkan

Sebelum menjadi Country Director Brompton Indonesia, Kevin telah meniti karier di beberapa perusahaan global ternama di antaranya sebagai Director Head of Retail di Levi’s (2017-2021), Strategic Account Manager Nike (2015-2017), Group of Key Accounts Manager Nike (2013-2015), dan Key Account Manager di PT Samsung Electronic Indonesia (2012-2013).

Bagi Kevin, berkarier di dunia ritel adalah suatu hal yang menyenangkan karena berhubungan langsung dengan konsumen. Dunia ritel itu tidak hanya memikirkan bisnis secara satu arah, tetapi dua arah seperti interaksi dengan konsumen. Selain itu, dunia ritel juga dapat memberikan respons produk atau bisnis secara langsung.

“Misalnya ada ide baru, test the market, jika ternyata berhasil kita kembangkan, kalau tidak berhasil tarik dan kambangkan lagi ke internal dan ini prosesnya sangat cepat. Di ritel itu, kami harus paham konsumen maunya apa. Kalau di Nike itu konsumen is king. Kalau di ritel DNA itu benar adanya menjadi nomor satu yang paling fundamental sekali,” ucap Kevin.

Dalam meniti karier di dunia ritel, dibutuhkan rasa percaya diri, kemampuan mengatasi masalah dan tekanan yang seringkali tidak terduga. Tekanan dalam karir dipastikan selalu ada, namun tidak banyak orang yang mampu mengatasinya.

Untuk mengatasi tekanan dalam karir atau pekerjaan, Kevin memiliki keyakinan bahwa “Kalahkan ketakutan dengan persiapan.” Semua tekanan adalah suatu hal yang bisa diselesaikan. Tekanan ada, biasanya karena dua hal pertama sesuatu atau tantangan itu baru dan kedua diminta menyelesaikan dalam waktu yang singkat.

“Harus paham gunungnya sebesar apa, setelah itu dipapas pelan-pelan, juga persiapan disiapkan ke arah situ. Saya rasa banyak orang ketika mendapat pressure terus loyo itu mereka hanya melihat dan takut ada gunungnya tapi tidak melihat step by step untuk memangkas itu, juga persiapan apa yang perlu diperlukan. Saya rasa persiapan itu penting untuk bisa reach out, kadang kekuatan bersama itu akan sangat membantu dibanding jadi hero sendirian, berdasarkan pengalaman sulit jika sendirian,” kata ayah satu anak ini.

Pentingnya memiliki kemampuan mengatasi tekanan tersebut membuat karir Kevin cemerlang. Dirinya mengaku lebih banyak mengalami suka, dibanding kesulitan (duka). Suka saat bertemu dengan banyak orang-orang baru, bisa belajar. Dukanya adalah pada saat berproses harus kompensasi waktu dan mengalami tekanan.

Untuk itu dukungan dan peran keluarga juga penting. Dari keluarga nilai-nilai positif ditanamkan seperti untuk tidak gampang menyerah, humble, dan jadilah seperti padi semakin berisi semakin merunduk.

“Itu filosofi zaman dulu tapi itu selalu diucapin sama ibu dan itu yang menjadi patokan buat saya juga jangan jadi kacang lupa kulitnya. Ini yang saya pegang, mau di posisi apapun dan di manapun,” katanya.

Dalam memimpin dan mengembangkan Brompton di Indonesia Kevin mencoba menerapkan gaya kepemimpinan yang melayani. Konsep kepemimpinan ini memang sebuah anomali, namun bagi Kevin konsep tersebut cocok dengan kepribadiannya. Sebagai leader, dirinya tidak ingin hanya mengamati dan memastikan tim bekerja dengan tepat namun juga memberikan dukungan secara langsung.

“Orang orang yang bekerja dalam struktur saya itu adalah mereka yang mengetahui bahwa if you need my support i am there, i am very open, i can help you. Saya sesekali juga melakukan cek ke mereka what can I help you? Leadership yang saya terapkan ke tim saya, itu saya terapkan tidak hanya pas di Brompton aja tapi di tempat sebelumnya juga,” ujarnya.

Sebagai leader, dirinya juga terbuka dengan saran, masukan, atau ide yang diberikan timnya. Namun dirinya tidak hanya menerima secara mentah, terlebih dulu ditanyakan kenapa dan bagaimana. “Jika itu menambah khazanah dan memang ada blind spot yang tidak saya lihat, saya akan terbuka menerima itu dan ini malah akan menjadi pengetahuan baru,” ucap Kevin.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved