Perkembangan teknologi informasi direspons jajaran direksi PT Nutrifood Indonesia dalam mengembangkan kompetensi pegawai. Herman Yosef Paryono, Manajer Pengembangan Organisasi dan Riset Nutrifood, mengatakan bahwa CEO Nutrifood Mardi Wu menginstruksikan langkah inisiatif untuk menghadapi perkembangan bisnis dan pengembangan SDM di era digital. “Saya yang ditunjuk untuk memimpin tim dan mempersiapkan cetak biru transformasi digital. Hasilnya, pada awal 2018 cetak biru transformasi digital sudah diselesaikan dan sedang dijalankan di setiap unit,” kata Herman.

Sejumlah bagian dari cetak biru transformasi digital ini ditangani Divisi SDM Nutrifood. Herman yang mengemban tugas ini bergerak lincah. Sebelumnya, ia telah berpengalaman menangani transformasi digital. Pada 2014 ia menjadi kreator sistem CV Online dalam merekrut calon pegawai. Lantaran sistem itu dinilai berhasil, manajemen perusahaan memercayainya sebagai komandan di timnya saat ini. Di posisinya saat ini, ia didampingi 14 staf, di antaranya ada beberapa kepala unit untuk menangani sejumlah program transformasi digital SDM.

Berikutnya, Herman membuat strategi pengembangan SDM berbasis digital untuk menyongsong revolusi industri 4.0 dan target perusahaan di tahun 2020. Program ini disokong manajemen perusahaan yang meluncurkan kampanye #Nutrifood40. Tagar ini, menurutnya, merepresentasikan usia Nutrifood yang ke-40 tahun dan kesiapan perusahaan menghadapi revolusi industri 4.0.

“Kami juga launching untuk tim transformasi digital beserta framework-nya. Sekitar tiga perempat dari jumlah total pegawai kami berasal dari generasi milenial dan post millennial. Mereka adalah digital native dan harus dikelola agar mereka semakin adaptif dengan lanskap digital,” ucap pria kelahiran Sleman pada 24 September 1988 ini. Jumlah pegawai Nutrifood saat ini sebanyak 3 ribu orang.

Herman mewujudkan cetak biru itu dengan menyusun Three Pillars of Success. Ketiga pilar tersebut yaitu Digitally Adaptive & Engage Organization Citizens, Smart & Automated HR System, dan Supportive Top Management. Pilar pertama mengharuskan setiap pegawai memiliki kemampuan adaptif yang relevan dengan perkembangan digital. “Nutrifooders juga diharapkan dapat engage secara digital, terutama yang bekerja secara remote di rumah ataupun co-working spaces. Pilar kedua menyiapkan sistem digital SDM. Dan, pilar ketiga merincikan dukungan moril serta dana dari manajemen puncak.

Herman dan timnya mengembangkan enterprise social network di media sosial sebagai peranti kerja yang menyokong pekerjaan tiap unit bisnis, seperti Divisi Penjualan dan Pemasaran. Namanya, Workplace dari Facebook, yang mewajibkan tenaga penjualan dan pemasaran menggunakan aplikasi tersebut. Selain itu, Workplace juga bisa digunakan untuk sharing knowledge, quarterly report, bahkan daily report omset. “Kami melihat hal tersebut potensial dan kami sedang membangun kolaborasi dari digital learning platform,” katanya menegaskan.

Chandra Maulana & Vicky Rachman

www.swa.co.id