Indonesia Best CFO

2020, Grup Kalla akan Melantai di Bursa

2020, Grup Kalla akan Melantai di Bursa

Lebih dari 6 dekade, Grup Kalla telah mewarnai Indonesia. Kerajaan bisnis milik Wakil Presiden Jusuf Kalla itu siap melantai di Bursa Efek Indonesia beberapa tahun ke depan. Tiga holding terbesar yakni PT Haji Kalla yang bergerak di bidang otomotif dan energi; PT Bumi Sarana Utama yang mengurus trading dan perdagangan aspal; serta PT Haka Sarana Investama yang bergerak di bidang properti siap go public.

“Saya sudah bicara dengan Pak Jusuf Kalla sebelum menjadi Wakil Presiden RI. Saat go public di tahun 2020, kami sudah harus benar-benar independen,” kata Andie Hazirin Soekanto, Chief of Group Treasury dan Investor Relation Grup Kalla.

Sebelum menuju ke sana, lanjut dia, pemegang saham setuju untuk mendesain ulang struktur organisasi perusahaan dengan membentuk superholding. Masa transisi sudah berlangsung sejak awal tahun 2016. Superholding sendiri dimulai dalam bentuk entitas, seperti halnya Komite Eksekutif di PT Astra International Tbk.

Andie Hazirin Soekanto, Chief of Group Treasury dan Investor Relation Grup Kalla.

Andie Hazirin Soekanto, Chief of Group Treasury dan Investor Relation Grup Kalla.

“Para pemegang saham sudah setuju. Keputusan tertinggi perusahaan nantinya ada di komite eksekutif. Untuk operasional sehari-hari diserahkan kepada eksekutif di Grup Kalla dan para direksi,” katanya.

Otoritas Komite Eksekutif melingkupi kebijakan strategis seperti investasi dan divestasi, pendirian ataupun penutupan perusahaan, penerimaan fasilitas pinjaman, memutuskan perjanjian yang material untuk bisnis misalnya, pembentukan perusahaan patungan, dan lainnya.

“Strategi finance kami dari 2015-17 masih di basic instrument yakni anchor bank. Selanjutnya, pada 2018-19 masuk ke MTN, subrogasi, dan offshore. Baru pada 2020, perseroan akan melakukan merger atau akuisisi,” ujar dia.

Pembentukan superholding ini penting untuk memuluskan terlaksananya berbagai proyek raksasa seperti independent power plant, gas, smelter, dan properti yang ditargetkan rampung pada 2025 mendatang. Dengan adanya superholding, diharapkan, setiap perusahaan dibawah ketiga grup holding bisa saling bersinergi.

“Kalau ada masalah besar, setiap holding akan lari sendiri-sendiri, ke properti, otomotif, energi, dan lainnya. Dengan adanya superholding, kami menarik orang-orang dari setiap bidang ke atas sehingga bisa saling membantu,” ujar dia. (Reportase: Aulia Dhetira)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved