Leaders Best CEO

Mirdal Akib: Saat Krisis, Mode Autopilot Kepemimpinan Dimatikan

Mirdal Akib: Saat Krisis, Mode Autopilot Kepemimpinan Dimatikan
CEO Media Group Mohammad Mirdal Akib dalam webinar Indonesia Best CEO 2021.

CEO Media Group Mohammad Mirdal Akib menilai bahwa kepercayaan terhadap seorang pemimpin sangat diuji di masa krisis seperti pandemi sekarang. Dalam dua tahun terakhir, semua pihak mengalami turbulensi yang luar biasa.

“Tidak ada dari kita yang siap bahkan memiliki guidance untuk melewati krisis ini. Ujungnya tidak terlihat, anginnya begitu kencang, hubungan dengan air traffic controller terputus, avtur semakin menipis, serta penumpang harus dipersiapkan agar tidak panik. Itu kira-kira yang dialami banyak perusahaan,” jelas Mirdal.

“Di tengah turbulensi yang begitu kencang,” lanjutnya, “bagi seorang leader untuk menciptakan trust, maka mode autopilot harus dimatikan. Kita harus memimpin secara manual mendaratkan ‘kapal’ ini sampai pada tujuan dengan soft landing dengan perhitungan yang betul-betul matang. Ini membutuhkan kelincahan dan kesiapan bagaimana me-reorganisasi dan berkomunikasi dengan baik.”

Oleh sebab itu cara terpenting yang dilakukan oleh Mirdal adalah dengan menyampaikan kondisi perusahaan yang sebenar-benarnya dan sejujur mungkin. Tidak perlu didramatisir keburukannya, tidak pula dilebih-lebihkan optimismenya. Kemudian ia membuat worst case scenario dengan berbagai kemungkinan, sambil meyakinkan karyawan bahwa tidak ada ujian yang terlalu berat jika tetap solid. Sementara skenario tadi dijalankan dengan cara lead by example, termasuk oleh jajaran direksi.

Ia juga mengilustrasikan kondisi saat ini seperti dalam balapan di sebuah sirkuit. Pada lintasan lurus, umumnya sulit untuk menyusul mobil lain, tetapi ketika menemui tikungan merupakan saat yang tepat untuk menyusul. “Pandemi ini ibarat tikungan,” katanya. Siapa yang akan memimpin kemudian adalah siapa yang mampu memanfaatkan tikungan tersebut dengan mengatur strategi agar begitu melewatinya bisa langsung tancap gas. “Pandemi harus dimaknai sebagai momen restrategizing, karena kami ingin setelah pandemi atau tikungan ini selesai kami bukan cuma bertahan, tapi memimpin,” lanjut Mirdal.

Sebagai gambaran, Media Group diibaratkan sebuah kapal besar yang memiliki lima kluster sub-company: Media Group Network, Media Group Food Industries, Media Group Property, Media Group Hospitality dan Media Group Investment & Resources.

Secara konkret, pihaknya melakukan mapping perusahaan-perusahaan di Media Group, supaya dapat membuat suatu ekosistem yang saling mendukung satu sama lain. Di samping itu juga menganalisis sejumlah pekerjaan yang akan hilang selama pandemi dan pekerjaan baru yang muncul. Maka kemudian Media Group melakukan evaluasi dan eliminasi. Semua karyawan diberikan training dalam bentuk multitasking dan digital, tujuannya untuk melihat mana yang bisa masuk ke posisi-posisi tertentu.

Akhirnya dalam beberapa perusahaan dalam satu ekosistem tidak perlu ada purchasing, payroll dan bahkan marketing yang berbeda. Departemen IT yang tadinya terpisah di beberapa perusahaan, misalnya, kini bisa menjadi satu perusahaan tersendiri yang melahirkan source of revenue baru. “Semua yang sebelumnya cost center, sekarang menjadi profit center.”

Metro TV yang mulanya seperti kapal besar kini diturunkan ke dalam sekoci-sekoci, dengan menjadi perusahaan-perusahaan sendiri. Akhirnya Metro TV menjadi lebih slim. Lalu, siapa yang akan mengisi strategi baru ini ke depannya? Adalah orang-orang dari generasi manapun yang siap dan adaptif terhadap segala perubahan. Pola perekrutan pimpinan dilelang, di mana semua karyawan level manajer ke atas bisa mengambil dengan mengajukan proposal.

Langkah-langkah tersebut diambil secara cepat dan terukur selama pandemi ini. Diharapkan pada tahun 2022 semua akan stabil dan mencapai pertumbuhan yang lebih besar.

Hal yang tidak kalah penting, lanjutnya, saat ini banyak perusahaan terjebak oleh kegiatan operasional dan berbagai masalah yang timbul, sehingga terjebak pada visi atau mimpi kecil lalu lupa pada mimpi-mimpi besar. “Setiap hari saya selalu membayangkan untuk terus menghidupkan mimpi besar. Kalau tidak setiap akhir tahun justru hanya terjebak menyusun mimpi kecil pencapaian tahunan, semesteran atau kuartalan. Saya yakinkan setiap hari bahwa kami mengarah pada sebuah pencapaian raksasa. Pencapaian yang mana kami mungkin sebagai pionir atau baramoter, serta bisa memberikan kebanggan kepada republik dan bangsa ini,” tegas Mirdal.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved