Leaders

Sinar Mas Mining, Serius Ciptakan Leader untuk Kejar Pertumbuhan Bisnis

Sinar Mas Mining, Serius Ciptakan Leader untuk Kejar Pertumbuhan Bisnis
Paulus Swasono Satyo Nugroho, Chief of Human Resources Officer Sinar Mas Mining.
Paulus Swasono Satyo Nugroho, Chief of Human Resources Officer Sinar Mas Mining.

Setiap perusahaan mempunyai alasan yang berbeda untuk mengembangkan pemimpin perusahaan dari dalam. Demikian pula dalam hal urgensi dan kecepatan memproduksi leader, masing-masing punya kebijakan sendiri sesuai dengan konteks dan kebutuhannya.

Tampaknya,Sinar Mas Mining (SMM) termasuk perusahaan yang punya alasan superkuat untuk create leader dari dalam secara cepat. Dari sisi organisasi dan bisnis, SMM tumbuh sangat pesat dan punya target bisnis yang ambisius.

Coba simak, annual revenue SMM tumbuh sepuluh kali lipat dari tahun 2006 ke 2016, yaitu dari US$ 200 juta menjadi US$ 2 miliar. Bahkan, di 2026 ditargetkan sudah punya revenue US$ 20 miliar.

Saat ini ada 100 perusahaan di bawah grup SMM, tersebar di beberapa negara. “Setiap tahun hampir selalu ada anak usaha baru yang diakuisisi SMM, sehingga kami di HR harus bisa membuat strategi how to build the talent pipeline untuk meng-create 300 business leader untuk men-support exponensial growth bisnis kami,” kata Paulus Swasono Satyo Nugroho, Chief of Human Resources Officer Sinar Mas Mining.

Untuk bisa mengejar pertumbuhan yang ditargetkan, SMM membangun organisasi yang lebih resilient. Salah satunya dengan membangun leader-leader andal di semua ini. “Kami terus mencari calon-calon leader untuk bergabung. Kami kembangkan dalam squad dan tim yang agile,” kata Paulus. Karyawan diberi assignment dan talent development hingga level global.

Dalam mengembangkan dan mencari leader ke depan, SMM punya empat syarat. Selain harus excellent dalam kepemimpinan, mereka juga harus punya agility dan resilience sebagai business leader; harus memiliki karakteristik bisnis, yaitu winning spirit; dan secara personality harus rigorous. Karenanya, nilai-nilai itulah yang dibangun dan dikembangkan pada para talent.

Untuk menciptakan leader dari dalam, selain dari aspek training, ada pula sejumlah hal yang dilakukan manajemen SMM. Pertama, merotasi jabatan, sehingga para leader muda bisa mengerjakan superjobs yang menantang. Mereka diputar ke berbagai pilar bisnis SMM untuk meningkatkan kapabilitas mereka.

Ke depan, bahkan setiap leader akan makin banyak ditugaskan untuk bisa menginkubasi new business dan menjadi leader di startup di bawah SMM. “Kami melakukan upskilling karyawan, termasuk dengan me-leverage mereka agar bisa bekerja secara global dan internasional,” ungkap Paulus.

Posisi leader di perusahaan yang baru diakuisisi juga disisi talent dari tim internal yang sudah dibangun sebelumnya. SMM akan memprioritaskan SDM internal sehingga pada bagian tertentu harus bisa menciptakan leader secara lebih instan (cepat).

Dari sisi organisasi, SMM mengubah polanya, dari model hierarki menjadi holakratis. “Tujuannya agar potential CXO leaders bisa menjalankan yang kami sebut non-obvious career path melalui competency dan leadership development program,” Paulus menjelaskan.

Kata-kata itu bukan isapan jempol dan sudah terbukti. Faktanya, sekitar 10% dari bisnis-bisnis baru yang ditelurkan SMM dihasilkan oleh tim internal yang mengembangkan project secara organik, baik dari tim mining maupun tim renewable energy dan bisnis payment.

Bukan hanya itu. Dalam rangka menempa calon leader, SMM juga memberlakukan talent tour dengan menerapkan global talent mobility. Beberapa talent diberi penugasan dengan ditempatkan ke beberapa unit bisnis SMM di luar negeri.

“Mereka mendapatkan opportunity untuk full assignment dan develop international exposure mereka selama 1,5-3 tahun. Kami juga rethinking workplace, enabling satelite offices kami di Australia dan Afrika Barat. Karyawan talent dari Indonesia kami kirimkan ke sana,” kata Paulus.

Untuk pendidikan dan training, para talent diajak berdiskusi langsung dengan CEO. “Ada experience one on one talent discussion dan mentoring juga bersama Board, dan beberapa event lainnya untuk membangun engagement dengan karyawan,” katanya.

Untuk learning developing program, SMM punya lima layer, dari level analyst development program (7-8 tahun), hingga jenjang berikutnya berupa upskilling knowledge secara cross pillars. SMM menggunakan metodologi global mindset dan mentoring model dengan menjalankan inclusive learning, bekerjasama dengan lembaga global seperti eCornell dan Microsoft. Juga, bekerjasama dengan MM ITB dan beberapa universitas luar negeri. Saat ini SMM pun tengah mempersiapkan SMM Corporate University.

Yang tak kalah penting, mempersenjatai mereka dengan teknologi. SMM atkif menjalankan reformasi digital dengan mengoptimasi berbagai platform digital. Dalam rangka menghadapi Revolusi Industri 5.0, SMM juga berinvestasi pada teknologi. Misalnya, dengan membentuk Sinar Mas Technology Centre.

“Kami ingin meng-empower people dengan teknologi, sehingga kami bisa fokus pada investment, creating dan juga grooming future leader dengan memanfaatkan dan berdampingan dengan teknologi. Kami gunakan predictive analytics untuk creating the new business,” Paulus memaparkan.

Manajemen SMM berkeyakinan, agar sukses membangun leader dari dalam, mesti dibarengi dari sisi reward. Maka, SMM berusaha membangun “great reward ecosystem, career development, and global mobility”.

Perusahaan memberikan advanced benefit program kepada karyawan. Misalnya, subsidi charging bagi pemilik mobil listrik dan saham (employee financial program), bekerjasama dengan Sinarmas Sekuritas. “Bahkan, juga ada benefit untuk karyawan yang sudah pensiun,” ujar Paulus. (*)

Sudarmadi & Arie Liliyah

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved