Covid 19

Bima Arya: Covid-19 Bukan Flu Biasa, Jangan Lalai

Bima Arya Wali Kota Bogor

Penambahan kasus baru pasien Covid-19 membuat Bima Arya khawatir. Bagaimana tidak, di awal minggu ini saja 120 kasus baru terjadi. Ini semua menurut Wali Kota Bogor tersebut karena masyarakat lalai serta menganggap Covid-19 hanyalah virus biasa.

Pada 24 Januari saja di Kota Bogor ada total kasus positif mencapai 7.507 kasus, 1.427 pasien positif Covid-19 dan membutuhkan perawatan, 5.931 orang telah dinyatakan sembuh, dan 149 orang meninggal dunia.

Tingkat kedisiplinan warga yang semalin rendah menjadi pemicu peningkatan kasus baru Covid-19. Ia mengakui, tingkat disiplin warganya belakangan makin rendah.

Bima membandingkan kondisi di awal pandemi dengan sekarang. Menurutnya pada bulan Maret-April 2020, jalanan kota Bogor sepi. “Saya sedih, penambahan kasus Covid-19 Kota Bogor sudah di atas 100 per hari, warga Kota Bogor makin tidak disiplin malahan,” ujar pria yang juga penyintas Covid-19 ini.

Menurutnya lonjakan mulai dirasakan pada November 2020, warga mengeluh kesulitan mendapat rumah sakit untuk pasien Covid-19. “Ambang batas WHO kan 60%, di bulan November 2020 itu di Bogor mencapai 80%,” ungkapnya. Ini memaksa pasien dengan gejala biasa dirawat di rumah, sehingga meningkatkan kluster keluarga.

Ia khawatir semakin lama warga menganggap ini flu biasa. “Mereka menganggap sudah banyak lingkaran terdekatnya yang kena, banyak yang sembuh, jadi yaa mikirnya sudahlah kalau kena ya sudah kena,” ujarnya dengan nada sedih.

Bisa dipahami, kejenuhan menghadapi pandemi, membaca fakta bahwa banyak pasien sembuh, kata Bima, bisa dikhawatirkan salah anggapan masyarakat bahwa ini flu biasa.

Padahal, semalin banyak kasus baru, rumah sakit semakin kewalahan, karena fasilitas kesehatan dan perawatan terbatas. Tenaga kesehatan pun kelelahan menangani pasien baru yang makin banyak. Ini tentu membahayakan.

Bima mengingatkan, tiap orang berbeda kondisi tubuhnya ketika terkena virus corona. “Bahaya, kita tidak pernah tahu kita kebagian ‘paket’ yang mana. Bisa ‘paket ringan’ tanpa gejala yang seminggu sembuh atau dapat ‘paket berat sekali’ yang bisa hanya beberapa hari saja meninggal. Kondisi darurat pandemi belum usai, jangan abai dan lalai,” sergah Bima.

Berbagai upaya dilakukan Bima guna menekan kerumunan dan meningkatkan kedisiplinan warganya. Ia mengungkapkan bahwa sudah memerintahkan jajaran Pemkot Bogor untuk mengurangi acara-acara seremonial yang tidak penting.

“Kasihan tenaga kesehatan kita,” ujarnya. Menurutnya, ada dua faktor penyebab kenaikan kasus Covid-19 pada akhir tahun 2020 dan Tahun Baru 2021 yaitu libur panjang dan kegiatan keagamaan.

Kondisi makin berat mengingat kapasitas rumah sakit yang terbatas membuat masyarakat yang terpapar terpaksa menjalani isolasi di rumah dan berpotensi menularkan keluarga yang lainnya.

Maka itu, Pemkot Bogor terus menekan mobilitas masyarakat, membubarkan kerumunan dan mengurangi mobilitas dan menambah kapasitas tempat tidur di rumah sakit.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved