Covid 19

Garudafood Bangun 3 Langkah Utama Agar Aman dari COVID-19

Hardianto Atmadja CEO Garudafood

PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood) mengambil tiga langkah strategis dalam upaya mengamankan jalannya perusahaan dan produksi pabriknya agar terhindar dari wabah COVID-19.

Menurut Hardianto Atmadja, CEO Garudafood pandemi COVID-19 mempengaruhi industri makanan dan minuman di Indonesia, tidak terkecuali perusahaan ini. “Tantangan tahun ini ada tiga, yaitu pandemi Covid-19, pergeseran perilaku konsumen dan kondisi ekonomi yang belum stabil,” terangnya dalam wawancara khusus melalui aplikasi Microsoft Team (27/10/2020).

Ia mengatakan, pada kondisi pandemi saat ini, fokus perusahaan adalah menyediakan tempat kerja yang aman dan nyaman bagi karyawan agar dapat tetap berkarya dalam kondisi pandemi seraya tetap mengedukasi karyawan untuk tetap menjaga protokol kesehatan baik di lingkungan kantor maupun di rumah. “Implementasinya diatur dan dimonitor dengan serius dan ketat oleh tim Business Continuity Plan (BCP) yang dibentuk manajemen sejak awal pandemi berlangsung,” ujarya.

Untuk itu perusahaan telah membangun 3 langkah utama agar perusahaan bisa menjalankan aktivitas bisnis aman dan seluruh karyawan tetap sehat. Pertama, membangun infrastruktur yang mendukung protokol kesehatan dalam perusahaan. Bagian dari membangun infrastruktur adalah membagikan alat pelindung diri (starter pack) berisi masker, susu, multivitamin dan hand sanitizer. “Susu dan multivitamin penting untuk menjaga daya tahan tubuh,” katanya.

Perusahaan memasang informasi yang jelas tentang pentingnya menggunakan masker di berbagai sudut perusahaan, menyiapkan thermo gun untuk pemeriksaan rutin suhu tubuh karyawan, memasang thermal camera untuk memantau suhu tubuh karyawan selama bekerja, melakukan assessment protokol kesehatan pagi dan sore. Perusahaan juga menyediakan sarana antar jemput untuk karyawan agar mereka tidak menggunakan kendaraan umum.

Melihat perkembangan Covid-19 yang makin meningkat di Indonesia, menurut Hardianto, perusahaan melakukan rapid test ke karyawan sebagai bagian dari infrastruktur yang dibangun perusahaan dalam protokol kesehatan. Namun jika ada kejadian karyawan berkontak dengan pasien Covid-19, mereka wajib melakukan tes PCR atau Swab test. “Intinya kami tidak ingin terjadi penyebaran COVID-19 di dalam lingkungan kerja kami,” tandasnya.

Lalu langkah membangun infrastruktur lain adalah dengan menyiapkan ruang-ruang kerja yang berjarak. Memanfaatkan ruang-ruang rapat yang tidak digunakan agar bisa memberi jarak antar satu karyawan dengan lain. “Mekanisme kerja jika seluruh karyawan di kantor bagaimana, kami membangun setiap meja diberi jarak, mengurangi ruang meeting untuk bekerja, membatasinya dengan partisi dari akrilik antar meja kerja,” jelasnya.

Agar udara di dalam ruang lebih segar, walau ber-AC, Hardianto memutuskan gedung-gedung Garudafood harus membuka sebagian jendela, agar udara dalam ruang sirkulasinya lebih baik bergantian dengan udara yang fresh dari luar. “Kami juga memasang alat Air Purifier di tiap lantai untuk membersihkan udara dalam ruang,” terangnya.

Langkah kedua adalah perusahaan menyusun S.O.P dan sistem, ada tim khusus yang menyusun khusus protokol kesehatan dalam perusahaan. Semua diatur dengan rinci, misal jika ada kunjungan ke luar kota, kunjungan ke pasar bagi para sales, menerima uang tagihan dari toko-toko apa saja yang harus mereka lakukan tertuang di S.O.P COVID-19. “S.O.P ini termasuk bagaimana marka-marka terpasang, seperti di tangga, ruang meeting antar kursi seperti apa, hingga bagaimana marka di tempat sholat,” katanya.

Menurut Hardianto, yang menarik dan utama dalam menjaga protokol kesehatan adalah langkah ketiga yang ditekankan di Garudafood yaitu membangun habit atau budaya. “Membangun budaya ini harus terinternalisasi bukan saja pada diri karyawan Garudafood tapi juga ke pasangan dan anak-anak atau keluarganya,” tegasnya. Ini menghindari sikap asal di depan bos saja, agar disiplin menjalankan 3M, menjadi bagian dari kesadaran, lalu menjadi habit bagi karyawan.

Dalam membangun budaya sadar protokol kesehatan, perusahaan melakukan edukasi melalui berbagai media, di berbagai sudut ruang kerja dan pabrik, diumumkan melalui suara, mengunggah berbagai informasi tersebut di website perusahaan. “Kalau melanggar bahkan karyawan akan terkena SP atau surat peringatan,” tegasnya. Namun budaya disiplin itu bukan sekadar di dalam area kerja saja, tapi harus dibawa ke luar lingkungan kerja Garudafood yaitu lingkungan rumah, organisasi, dan pertemanan karyawan.

“Jangan sampai tidak disiplin mereka, membuat yang di kantor tertular. Langkah ketiga inilah yang sangat menantang dibanding dua langkah lain dalam menerapkan protokol kesehatan. Saya belum lama ini berkunjung ke berbagai depo, distribusi dan gudang, mereka sudah menjalankan dengan baik. Puji Tuhan hingga hari ini, tidak ada kluster muncul karena di tempat kerja, semoga tidak ada sampai kapan pun,” ungkapnya. Hardianto yakin jika budaya ini terbangun, disiplin menjalankan protokol kesehatan bukan saja saat bekerja,tapi juga saat mereka tidak sedang bekerja, akan bisa membantu pemerintah menekan penyebaran virus.

Dalam menghadapi ketiga tantangan tahun ini, Hardianto menerangkan perusahaan mensiasatinya dengan terus menciptakan terobosan-terobosan baru dalam meningkatkan penjualan melalui jalur distribusi, segmen dan pangsa pasar yang baru, serta peluncuran produk baru yang inovatif. Lalu melakukan efisiensi (penghematan biaya) kegiatan operasional perusahaan serta Open collaboration dalam menghasilkan produk-produk yang inovatif berkualitas.

Garudafood saat ini berkantor pusat di Jalan Raya Bintaro, sedangkan pabrik ada 4 yaitu 2 pabrik di Pati Jawa Tengah, 1 pabrik di Surabaya dan 1 pabrik di Rancaekek Jawa Barat. Cabang penjualan ada di 132 titik di seluruh Indonesia. Ada 103 SKU produk di bawah Garudafood, dengan merek-merek: Garuda, Clevo, Gery, Chocolatos, dan Leo. Sehingga total karyawan Garudafood baik di office, pabrik dan distribusi lebih dari 13 ribu karyawan. “Kalau kami tidak atur dengan baik, bayangkan jika terjadi kluster ini bahaya. Maka itu semua harus disiplin,” tandasnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved