Trends Covid 19

IG Live - SWA Business Leader Talk: Saatnya UMKM Menangkap Peluang Kala Pandemi

Sandiaga Uno, Pengusaha Nasional dan Tokoh Penggerak UMKM (Bawah) (Foto: Anastasia AS/SWA)

Pandemi Covid-19 menghantam hampir semua sektor bisnis, baik perusahaan besar, menengah maupun UMKM. Meski demikian, pengusaha Sandiaga Uno meminta UMKM tidak menyerah dalam menghadapi tantangan ini. Bos Grup Saratoga ini menilai sejumlah peluang usaha masih bisa dijalankan di tengah segala keterbatasan saat ini.

Menurut eksekutif yang baru-baru ini merah gelar Doktor Manajemen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pelita Harapan, Jakarta ini, untuk bertahan di tengah pandemi ini, maka inovasi adalah salah satu kunci dalam bertahan bagi semua bidang usaha. Berikut ini petikan wawancaranya dalam acara IG Live SWA Business Leader Talk:

Bagaimana UMKM menyikapi situasi pandemi Covid-19 saat ini?

Saat ini, ada sekitar 47\% dari 64 juta dari pelaku UMKM menutup usahanya. Artinya, ada banyak pemutusan hubungan kerja. Kita melihat bahwa potensi lapangan kerja yang hilang dan PHK, saat ini, sangat tinggi. Saya mendorong semua pihak untuk fokus dalam pemulihan ekonomi dan pemulihan Covid-19 di lapisan bawah untuk merevitalisasi UMKM.

Apa yang Anda lakukan untuk sektor UMKM dalam menghadapi krisis pandemi ini?

Pertama, UMKM membutuhkan likuiditas. Kedua, mereka membutuhkan fasilitas yang bisa meningkatkan omset. Ini yang harus dikolaborasikan, sehingga UMKM bisa diarahkan untuk beradaptasi dalam memenuhi kebutuhan dasar hidup sehari-hari, mulai dari pemenuhan sembako sampai kebutuhan dapur. Paling tidak mereka bisa survive.

Kemudian, kita harus berbelanja di UMKM dari lingkungan sekitar kita. Sehingga, UMKM secara kongkrit merasakan keberpihakan dan bisa meningkatkanan omsetnya. Kemarin, saya sempat keliling Jawa, dan melihat UMKM sudah mulai menggeliat di sana. Mereka bisa eksis di level 50\% omsetnya saat pandemi. Kita harus pastikan bantuan dari pemerintah bisa diakselerasi, sehingga tidak semakin memperberat keadaan ekonomi UMKM.

Selain itu, UMKM harus melakukan protokol keuangan yang ketat dan dispilin dengan konsep cash is king, dimana UMKM harus mengutamakan pengelolaan dana-dana tunai yang dimiliki.

Bagaimana untuk membangun optimisme UMKM?

Saya berkontribusi melalui komunitas melalui Ok Oce dan Rumah Siap Kerja yang memberikan pelatihan dan pendampingan. Menurut saya, kita harus mengambil tanggungjawab dan peran untuk berkolaborasi. Saya sampaikan kepada pemerintah untuk menempatkan narasi utama dalam pemulihan ekonomi ini berpihak pada rakyat yang mayoritas ada di level menengah dan menengah bawah.

Sementara, untuk memperbaiki sisi demand bisa dilakukan dengan pemberian (Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bansos, dan lainnya. Di sisi supply, kita harus melakukan injeksi terhadap UMKM. Kemarin bantuan UMKM sempat tersendat, namun sekarang bantuan tersebut sudah mencapai 50\%. Kita di komunitas bisa membangkitkan sikap proaktif dan optimisme. Sementara, pemerintah bia mengkaselerasi bantuan ini.

Covid-19 ini harus menyatukan elemen bangsa. Jadi, kita harus bagi-bagi tugas dan urai satu per satu permasalahannya sebagai bangsa. Dalam kondisi ini, saya menemukan sisi terbaik dari kemanusian dan nilai-nilai luhur dunia usaha, yakni saling membanntu satu dengan lainnya. Sebagaimana kita ketahui, di dalam kondisi tersebut, jumlah donasi yang dikumpulkan meningkat signifikan. Bantuan yang dimaksud seperti bantuan endorsement, serta bantuan dan donasi untuk UMKM.

Di sektor pariwisata juga begitu, selagi menunggu vaksin dan wisatawan mancanegara, kita harus membangkitkan wisata domestik dengan memberikan subsidi. Kita harus membangkitkan sektor pariwisata ini dan membuka peluang kerja di perekonomian akar rumput.

Bagaimana dengan formula ART yang Anda usung?

UMKM banyak yang ingin scale up dan jumlahnya sudah 64 juta. Ada 107 juta lapangan kerja yang dibangun saat ini. Sebagian dari mereka berjalan di tempat, akhirnya hanya sedikit yang bisa naik kelas. Saya melihat untuk menjadi UMKM yang scale up, hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pelatihan, pendampingan, dan pembukaan akses. Konsep tersebut akan dapat mendorong UMKM scale up dan go nasional.

ART adalah seni dalam berbisnis, di mana kita menjual aura dari produk yang dijual. A merupakan kepanjangan dari Authentic atau orisinil. R merupakan relevant, saat ini pangan dan pertanian menjadi sektor yang terdepan dan menjadi pilihan. Di kondisi seperti sekarang, pangan yang dihasilkan harus berbasis kesehatan dan bernilai vitamin dan gizi. Sementara itu, T merupakan kepanjangan dari talk about atau mampu menjadi buah bibir dan viral. Itu merupakan kunci.

Saya pikir pelaku UMKM adalah para pekerja keras jika mereka diberikan knowledge, network, dan capital. Jika mereka memiliki hal tersebut, mereka akan menjadi usaha yang mumpuni.

Apakah pelatihan online yang saat ini banyak diinisiasi oleh berbagai organisasi dan komunitas bisa meningkatkan kompetensi mereka?

Pelatihan yang dilakukan sudah bagus. Isi konsep dan materi sudah sangat bisa diaplikasikan. Pengalaman saya, agar UMKM bisa scale up harus didampingi. Pendampingan atau mentorship sangat dashyat manfaatnya.

Pola pengembangan UMKM oleh Ok Oce berbeda dengan pola pendampingan lainnya. Para pendaming di Ok Oce bukan hanya mereka yang mengerti teori, tetapi juga praktek. Pendampingan dilakukan oleh pengusaha yang memiliki track record. Mentor saya adalah Pak William Soeryadjaya selama 1 jam di setiap minggunya, beliau biasa memberikan sharing dan wejangan, serta kesempatan saya untuk bertanya.

Mentoring untuk UMKM bisa dilakukan secara virtual dan free melalu Instagram Live, dan lainnya . UMKM harus merasa bahwa hidup ini adalah perjalanan panjang untuk menambah ilmu. Kalau mau bekerja harus mengunakan 4AS, yakni kerja keras, kerja cerdas yakni menggunakan teknologi dan digital, kerja tuntas yakni jangan cepat puas dan jangan tidur pulas sebelum menyelasikan tugas, dan yang terakhir kerja ikhlas.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved