zkumparan Covid 19

JET Express, Mencari Celah untuk “New Normal”

Peter D. Chandra, CEO JET Express.
Peter D. Chandra, CEO JET Express.

Sebagai perusahaan yang sedang berkembang dengan pertumbuhan positif selama empat tahun terakhir, JET Express rutin menambah karyawan setiap bulan sampai sekitar 15%. Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda, perusahaan jasa kurir dan pengiriman ini harus menghentikan penambahan itu sebagai langkah antisipasi terhadap risiko yang akan muncul.

“Banyak orang bilang industri logistik mendapat angin segar, tapi sebenarnya posisinya dilematis, ada sisi yang menguntungkan tapi ada juga sisi yang bikin terjepit,” ungkap Peter D. Chandra, CEO JET Express.

Dia tak menampik ada sisi yang menguntungkan: jumlah pengiriman di dalam kota meningkat. Ini membuat perusahaan pengiriman tetap bisa beroperasi dengan baik, berbeda dari perusahaan industri lain yang telah banyak menutup usaha.

Namun di sisi lain, dia merasa terjepit. Yang dia maksud: ada demand yang tidak bisa dipenuhi maksimal karena kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang membuat moda transportasi, seperti pesawat dan kereta api, mengurangi jadwalnya sehingga pengiriman antarkota atau antarpulau mengalami kesulitan. Saat ini, kata Peter, barang yang paling banyak dikirim secara berturut-turut adalah makanan, alat kesehatan, dan pakaian.

Situasi di tengah dua kutub (positif dan negatif) tersebut juga menyentuh aspek keuangan. Pendapatan perusahaan meningkat, tetapi uang belum bisa diterima lantaran pelanggan yang sebagian besar adalah UMKM meminta pengunduran pembayaran karena cashflow mereka terganggu.

Akhirnya, mau tidak mau JET pun meminta penundaan tempo pembayaran kepada pemasok dengan mengingatkan bahwa ekosistem industri logistik melibatkan banyak pihak (supplier, buyer, mitra) sehingga bila ada yang terpengaruh di salah satu pihak, akan berdampak ke pihak lainnya. “Meskipun secara catatan di atas kertas revenue kami naik, tapi uangnya belum kami terima. Jadi, kami senang, tapi sulit. Senangnya karena revenue naik tetapi uang yang diterima lebih sedikit,” ungkap Peter.

Menangani hal-hal itu, Peter dengan sigap segera mengurangi real cost, seperti ongkos marketing dan non-esensial lainnya. Dengan kondisi terjepit seperti itu, dia pun mendorong timnya terus mencari inovasi dan kreasi agar dengan orang yang tersedia tetap bisa mengantar barang lebih banyak di tengah volume yang sedang meningkat. “Biasanya kalau muatan lagi banyak, tinggal tambah orang saja. Tapi kalau saat begini, kami harus mengulik lebih, bagaimana supaya bisa doing more with the same capacity,” katanya.

Salah satu inovasinya, pada sisi fitur layanan, JET Express meluncurkan fitur pengiriman untuk frozen food sebagai respons terhadap pelanggan yang saat pandemi ini tidak lagi banyak membeli baju melainkan lebih banyak membeli makanan dan bumbu masak. JET juga menyediakan COP (Cash on Pickup) menggunakan GoPay agar mengurangi interaksi fisik. Intinya, mereka harus mampu melakukan lebih (more) dengan biaya yang minim (less cost).

Belajar dari situasi ini, perusahaan yang memiliki 1.200 gerai terdaftar tersebut ke depannya ingin membentuk organisasi yang langsing dan lincah, yang rutin mengeluarkan produk baru. Peter menanamkan keyakinan pada awak organisasinya bahwa kondisi nanti, yang disebut “new normal”, mungkin tidak akan sama seperti kemarin.

Dia melihat akan ada perubahan minat dan perilaku konsumen pasca-Covid-19. Menurutnya, keharusan kiriman yang higienis akan menjadi kebutuhan di masa mendatang. Dia juga melihat minat pengiriman akan meningkat karena hal-hal kecil dan biasa pun nantinya menggunakan kiriman paket.

Karena kondisi akan seperti itu, Peter menekankan pada karyawannya bahwa mereka harus mampu menelurkan lebih banyak ide baru. Jika biasanya satu ide setiap bulan, ke depan minimal tiga ide setiap bulan. “JET tidak boleh mati apa pun kondisinya. Kami harus selalu mencari celah dan sadar bahwa mungkin kondisi tidak akan seperti dulu lagi. We have to do more with less money,” katanya tandas. (*)

Yosa Maulana

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved