Covid 19

Masyarakat Harus Bijak Memilah Informasi Hadapi Hoaks Berita Omicron

Masyarakat Harus Bijak Memilah Informasi Hadapi Hoaks Berita Omicron
Hasil patroli siber Kementerian Kominfo sejak tahun 2020 sampai 9 Desember 2021 masih menunjukkan penemuan berbagai macam hoaks dan disinformasi berita Covid-19 (Foto: KPCPEN)

Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI Dedy Permadi mengatakan, data dari survei yang dilakukan Katadata Insight dan Kementerian Kominfo menunjukkan setidaknya 30 hingga 60 persen masyarakat di Indonesia terpapar hoaks saat mengakses dan berkomunikasi di dunia maya. Hal ini harus menjadi perhatian bersama, apalagi mengingat hingga saat ini hoaks terkait COVID-19 masih terus beredar sehingga menuntut kewaspadaan agar masyarakat tidak terjebak dalam informasi yang keliru.

Dalam siaran pers Menolak Hoaks COVID-19 dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN minggu ini, Dedy menjelaskan beberapa hasil suvei terkait masih besarnya pengaruh hoaks terhadap masyarakat. Salah satunya, Riset Center for International Governance Innovation pada tahun 2019 yang dilakukan terhadap 25.000 responden di 25 negara menunjukkan bahwa sebanyak 86 persen warga online percaya mereka telah terpapar berita bohong atau hoaks saat menjelajah di internet.

Kemudian, survei dari Statista yang diadakan di tahun 2020 menunjukkan bahwa 60 persen masyarakat berusia 16 hingga 24 tahun di Inggris menggunakan media sosial untuk mendapatkan informasi tentang COVID-19. Namun sebanyak 59 persen dari mereka terpapar informasi tidak benar terkait COVID-19.

Di Indonesia sendiri, ujar Dedy, berdasarkan survei Katadata Insight dan Kementerian Kominfo pada tahun 2020, diketahui bahwa setidaknya 30 persen sampai hampir 60 persen masyarakat terpapar hoaks saat mengakses dan berkomunikasi melalui dunia maya, sementara hanya 21 persen sampai 36 persen saja yang mampu mengenali hoaks. “Melalui survei tersebut juga ditemukan bahwa 11,2 persen responden menyatakan pernah menyebarkan kabar bohong atau hoaks dan 68,4 persen di antaranya mengatakan hanya ingin mendistribusikan informasi, meski belum memverifikasi kebenarannya,” papar Dedy.

Dedy menegaskan tentunya hal ini harus terus menjadi perhatian bersama. Terlebih, mengingat angka penemuan hoaks terkait COVID-19 menurut hasil patroli siber Kementerian Kominfo sejak tahun 2020 sampai 9 Desember 2021 masih menunjukan penemuan berbagai macam hoaks dan disinformasi.

Untuk isu hoaks COVID-19, kata Dedy, telah ditemukan 2.020 isu pada 5.228 unggahan media sosial, dengan persebaran terbanyak pada Facebook sejumlah 4.527 unggahan. Pemutusan akses telah dilakukan terhadap 5079 unggahan dan 149 lainnya sedang ditindaklanjuti. Kemudian, untuk isu hoaks vaksinasi COVID-19, ditemukan sebanyak 408 isu pada 2489 unggahan media sosial, dengan persebaran terbanyak juga pada platform Facebook sejumlah 2.297 unggahan.

Dedy menjelaskan, pemutusan akses telah dilakukan terhadap seluruh unggahan tersebut. Sedangkan terkait isu hoaks PPKM, ditemukan sebanyak 49 isu pada 1.250 unggahan media sosial, dengan persebaran terbanyak juga pada Facebook sejumlah 1.232 unggahan. Pemutusan akses dilakukan terhadap 1.090 unggahan dan 160 lainnya tengah ditindaklanjuti. “Pada minggu ini, jika dilihat dari setiap topik hoaks terkait COVID-19, masih ada pertambahan isu dan angka sebaran yang melebihi angka dari minggu yang lalu,” papar Dedy.

Lebih rinci dia menjelaskan, namun secara keseluruhan, pada minggu ini total pertambahan hoaks tentang COVID-19, vaksinasi COVID-19, dan PPKM adalah s17 isu di 74 unggahan media sosial,” jelasnya. Angka ini sedikit lebih kecil dibandingkan minggu sebelumnya, di mana terdapat total pertambahan 18 isu di 88 unggahan media sosial.

Dengan ditemukannya varian baru yang perlu mendapatkan perhatian seperti Omicron, Dedy menekankan pentingnya mewaspadai kabar bohong yang beredar terutama terkait virus tersebut. Karena itu selain mengingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati, taat protokol kesehatan, mengikuti kebijakan yang berlaku, dan menggencarkan vaksinasi untuk menekan risiko persebaran COVID-19, Dedy mengimbau untuk menghentikan persebaran hoaks.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved