Covid 19

Partisipasi Masyarakat Dukung Percepatan Vaksinasi Lansia

Partisipasi Masyarakat Dukung Percepatan Vaksinasi Lansia

Pemerintah terus menggencarkan pemerataan vaksinasi bagi kelompok lanjut usia (lansia). Selain memastikan ketersediaan vaksin dan distribusi cepat ke berbagai lokasi, pemerintah mengimbau masyarakat turut mendukung program ini guna mengoptimalkan perlindungan kesehatan lansia dari COVID-19.

Masyarakat dapat membantu lansia mengakses lokasi vaksinasi, mengawal kesehatan mereka, serta menghindarkan para lansia dari paparan informasi yang tidak benar terkait vaksinasi.

Data per 7 September 2021, dari 21.553.118 orang target vaksinasi lansia, tercatat 31,71% telah mendapatkan suntikan dosis pertama dan 20,97% telah divaksin lengkap. Dalam Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa vaksinasi lansia telah dilaksanakan sejak pertengahan Maret 2021, setelah vaksinasi untuk tenaga kesehatan dan petugas publik. Nadia menegaskan bahwa saat ini kelompok lansia tetap menjadi prioritas vaksinasi COVID-19. “Untuk mendorong percepatan vaksinasi lansia, salah satu strategi pemerintah untuk itu adalah mengaitkan capaian lansia dengan status PPKM suatu daerah,” ujar Nadia (20/10/2021).

Saat ini telah ada sejumlah kemudahan dalam rangka mengakselerasi dan membantu lansia mendapatkan akses vaksinasi. “Kini lansia bisa mendatangi pos-pos pelayanan vaksinasi ataupun sentral vaksinasi tanpa perlu keterangan domisili lagi. Kami mengharapkan, minimum 90% lansia sudah diberikan vaksinasi dosis pertama di akhir Juni,” terangnya. Hingga sekarang, sudah dibuka banyak sentra vaksinasi baik itu yang ada di Puskesmas maupun di beberapa pos-pos layanan vaksinasi milik pemerintah. Akselerasi vaksinasi terhadap lansia memang diperlukan mengingat tingkat partisipasinya yang masih di angka 8,2% secara nasional.

Tantangan vaksinasi lansia di antaranya adalah mobilitas, yakni keterbatasan fisik dan biaya transportasi. Untuk itu, kata Nadia, harus diupayakan adanya kemudahan akses layanan vaksinasi bagi mereka. Kendala lainnya adalah mengenai informasi yang keliru tentang vaksinasi. Dalam hal ini, diharapkan peran serta berbagai pihak termasuk para tokoh agama dan masyarakat dalam membantu memberikan sosialisasi dan edukasi kepada para lansia.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menggarisbawahi perlunya kemudahan akses layanan vaksinasi bagi lansia tersebut. Pihaknya juga berupaya memberikan vaksinasi secara door to door (pintu ke pintu), bekerja sama dengan berbagai pihak hingga zonasi terkecil seperti RT dan RW.

“Memasuki PPKM Level 1, kami akan dapat menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan lansia seperti majelis taklim. Dalam kegiatan tersebut bisa diadakan vaksinasi lansia. Upaya jemput bola, semua harus dilakukan agar target dapat dijangkau,” tegasnya.

Kepulauan Riau memiliki kondisi geografis kepulauan yang menjadi tantangan tersendiri dalam hal percepatan vaksinasi. Namun bekerja sama dengan TNI, Polri, Kejaksaan, dan berbagai instansi lainnya, upaya vaksinasi lansia terus dilakukan dengan menyisir pulau-pulau yang ada.

“Vaksinasi lansia harus dengan strategi khusus agar mereka mau dan yakin untuk divaksin. Literasi gencar dilakukan, masyarakat juga kita dorong untuk membawa keluarga lansia untuk divaksinasi,” ujar Ansar. Dia mengatakan, saat ini 63,28% sasaran vaksinasi lansia di wilayahnya telah mendapatkan suntikan pertama dan 42,88% telah divaksin lengkap.

Dalam hal mendorong kemauan lansia mendapatkan vaksinasi, public figure Slamet Raharjo menyebutkan perlunya membentuk pola pikir baru pada lansia, bahwa sesungguhnya dalam usaha nasional vaksinasi ini, lansia dapat menjadi garda terdepan dan memberikan contoh kepada yang lebih muda.

“Vaksinasi adalah sebuah keharusan. Bukan karena kita lansia maka dikejar vaksinasi, justru lansia harus punya keikhlasan. Usia bukan jadi halangan untuk berbakti kepada negara,” tandasnya. Lansia adalah akses tertinggi yang perlu dipelihara pemerintah karena memiliki pengalaman panjang. Karena tua dan berpengalaman, maka kita harus bisa menjaga diri sendiri karena paham pentingnya kesehatan.

Definisi lansia di Indonesia, menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam / Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe, adalah orang yang berusia di atas 60 tahun. Kelompok ini memiliki risiko tinggi untuk COVID-19 dalam hal gejala penyakit berat serta kematian. Di Indonesia, 46% lebih kematian COVID-19 terjadi pada lansia.

Dia menegaskan, anggapan bahwa lansia tidak perlu vaksinasi karena sudah tua dan selalu ada di rumah, adalah keliru. Justru karena memiliki risiko tinggi, maka lansia harus mendapatkan prioritas perlindungan kesehatan. Terkait vaksin dosis ketiga (booster) untuk lansia, Dokter Dirga mengatakan, “Secara medis, vaksin

booster adalah keniscayaan, karena antibodi kita turun seiring waktu. Namun karena cakupan vaksinasi di Indonesia masih tergolong rendah, maka tahun ini fokus kita adalah pada perluasan vaksinasi. Jadi mari kita ikuti aturan dari pemerintah dan menunggu pengumuman resmi.”

Untuk membantu percepatan cakupan vaksinasi lansia, pemerintah terus mengimbau masyarakat agar mendorong, mengajak dan mendampingi para lansia mendapatkan vaksinasi. Hal ini berguna tidak hanya bagi perlindungan diri sendiri, namun juga supaya tidak menjadi sumber penularan.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved