Covid 19

Satgas Luncurkan Inovasi BLC Pantau Protokol Kesehatan Real-Time

Satgas Luncurkan Inovasi BLC Pantau Protokol Kesehatan Real-Time

Upaya preventif dan promotif kesehatan menjadi kunci utama dalam menyelamatkan lebih banyak nyawa dari pandemi Covid-19. Upaya ini dapat menjadi solusi untuk mencegah pengeluaran biaya kesehatan. Satgas Penangangan Covid-19 menyampaikan bahwa upaya tersebut merupakan strategi yang harus dilakukan agar dapat keluar dari krisis untuk jangka panjang.

Sebagai salah satu upaya preventif dan promotif kesehatan dalam penanganan Covid-19, Satgas Penanganan Covid-19 meluncurkan inovasi baru dari bidang data & TI dan tim pakar untuk melakukan monitoring perubahan perilaku terkait kedisiplinan protokol kesehatan. Inovasi tersebut yaitu sistem Bersama Lawan Covid-19 (BLC) Monitoring Perubahan Perilaku.

“Sistem ini dirancang untuk menghasilkan data yang real time, terintegrasi, sistematis, interoperabilitas, dan melibatkan koordinasi antarlintas sektor,” ujar Wiku Adisasmito, Koordinasi Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19.

Wiku menjelaskan, melalui sistem ini, petugas di lapangan dapat memasukkan berbagai data terkait dengan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan masyarakat di lokasi-lokasi pengawasan secara real time.

Data yang dimasukkan para petugas di lapangan, akan diolah menjadi data statistik untuk mengetahui lokasi atau area terbanyak dengan lokasi geografisnya, dan menemukan pelanggaran protokol kesehatan. Data statistik itu nantinya dapat digunakan untuk mengoptimalisasi pelaksanaan operasi yustisi.

Salah satu fitur yang terdapat dalam sistem BLC Perubahan Perilaku ialah kuesioner untuk melaporkan kerumunan yang terjadi dan memonitor kepatuhan individu dan institusi terhadap protokol kesehatan. Termasuk dapat digunakan memetakan lokasi dan institusi yang perlu meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

“Data yang dimasukkan juga dapat digunakan untuk memetakan lokasi-lokasi atau institusi yang masih perlu ditingkatkan kedisiplinannya. Hasil pelaporan monitoring dalam sistem itu, berbentuk sebuah dashboard nasional yang berbentuk alat navigasi,” jelasnya.

Saat ini, kata Wiku, sudah berjalan selama 4 minggu, dan sudah ada 18.960.212 orang yang dipantau. Juga ada 3.480.380 titik pantau di seluruh Indonesia dan ada 485 kabupaten/kota yang dipantau termasuk seluruh provinsi di Indonesia.

Data-data itu akan diolah di dalam aplikasi dan dapat digunakan untuk menentukan kebijakan mendorong perubahan perilaku masyarakat di tengah pandemi.

“Data yang dihasilkan bersifat realtime, dan akan terus diperbarui berdasarkan laporan yang masuk, melalui dashboard ini pula dapat diketahui jumlah orang yang dipantau, titik pemantauan, jumlah kabupaten/kota serta provinsi yang dipantau,” papar Wiku

Dalam mengoperasikan sistem ini, Satgas Penanganan COVID-19 mempertimbangkan aspek kemitraan atau pentahelix. Wiku mengakui hal itu karena pihaknya tidak dapat bekerja sendiri dalam memerangi pandemi. Dibutuhkan kerjasama berbagai pihak termasuk kalangan masyarakat.

Saat ini sudah ada kerjasama dengan TNI yang menurunkan lebih dari 95.392 personil, Polri menurunkan 196.668 personil, duta perubahan perilaku sebanyak 17.199 orang yang terdiri dari PLKB atau petugas lapngan Keluarga Berencana dari BKKBN, mahasiswa dan dosen, Koalisi Kependudukan Indonesia, Koalisi Muda Kependudukan dan Sat Pol PP.

“Para petugas ini di lapangan melaporkan setiap detik kepada sistem ini,” ungkap Wiku. Ia juga menambahkan bahwa sistem ini ke depannya dapat menjadi alat navigasi sebagai upaya lanjutan perubahan perilaku dan arahan strategis komunikasi publik.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved