Best Exporter zkumparan

Busanaremaja Agracipta, Fokus pada R&D

Shyam L. Uttam, Direktur Busanaremaja Agracipta

Kalau Anda pelanggan setia pakaian dalam merek H&M, Wacoal, dan Marks & Spencer, boleh jadi yang Anda kenakan adalah buatan PT Busanaremaja Agracipta. Perusahaan yang pabriknya terletak di Tangerang dan Bantul (Yogyakarta) ini adalah perusahaan garmen spesialisasi pakaian dalam. Produknya antara lain bra, sport bra, brief, legging, shape wear, active wear, dan sleep wear.

Secara total, ekspornya telah menjangkau 39 negara, dan bekerjasama dengan 30 merek. “Sejauh ini pasar kami berasal dari Amerika, Eropa, Afrika, Asia, Australia, dan New Zealand. Pasar terbesar adalah Afrika dan Eropa. Kami sedang coba ekspansi ke Jepang, Australia, dan Eropa Timur,” kata Kanthi Rahayu, Manajer Operasi PT Busanaremaja Agracipta.

Langkah mengepakkan sayap di pasar global ini bisa dikatakan penuh tantangan. Terlebih saat ini, ketika ancaman resesi membayang. Akan tetapi, mereka tak mau berdiam pasrah. Shyam L. Uttam, Direktur Busanaremaja Agracipta, menjelaskan bahwa menghadapi tantangan itu, perusahaannya akan mengedepankan research & development (R&D) agar terus tercipta model baru. “Upaya untuk mencapai billion dollar company dan tumbuh sustain adalah dengan terus meningkatkan R&D dan design development capability. Karena, ke depannya yang akan bertahan adalah yang bisa menciptakan desain atau model baru, juga bahan baru,” tutur Shyam penuh keyakinan.

Karena keyakinan ini, tak mengherankan, untuk urusan R&D, mereka tak main-main. Shyam menjelaskan, dari total 7.800 karyawan, sekitar 200 orang ditugaskan khusus di divisi R&D. Komposisinya: 50 orang di Jakarta dan 150 orang di Yogyakarta. Saat ini sekitar 70% desain berasal dari perusahaan dan 30% dari klien. Desain dikerjakan in-house di Jakarta yang terdiri dari tujuh desainer, sepuluh patern maker, dan empat teknisi. Sementara di Yogyakarta ada dua desainer, 36 patern maker, dan 20 teknisi. Di luar itu, ada satu desainer dari Eropa yang merupakan mantan desainer Marks & Spencer, dan 40 desainer dari Amerika Serikat.

Selain aspek R&D, Busanaremaja Agracipta juga berupaya meningkatkan kapasitas fasilitas produksi. Mereka banyak menggunakan software untuk desain dan mesin. Hal yang sama juga dilakukan pada kapabilitas SDM-nya. Pelatihan rutin dilakukan agar karyawan tumbuh menjadi insan yang kreatif dan inovatif.

Langkah-langkah yang dilakukan ini, lanjut Shyam, merupakan ikhtiar agar perusahaannya menjadi pemain yang disegani, bahkan kalau mungkin menjadi pemain garmen nomor 1 di dunia. Saat ini, katanya, perusahaannya merupakan pemain garmen nomor 7 di dunia, dengan pendapatan US$ 100 juta per tahun. Kompetitor besarnya dari Sri Lanka dan China dengan mencapai omset miliaran dolar AS. (*)

Yosa Maulana & Chandra Maulana

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved