Memasuki usia ke-35 tahun, Epson Singapura berkomitmen terhadap segmen bisnis, khususnya B2B. Sejalan dengan itu, pertumbuhan bisnis perusahaan sebesar 11,3 persen CAGR dari tahun fiskal 2015-2017 di Asia Tenggara.

“Epson mengambil pendekatan dan bergerak untuk memperluas fokus serta memperdalam usaha kami untuk berinovasi,” ujar Tanaka Toshimitsu, Managing Director (SE Asia), Epson Singapura. Untuk itu Epson memanfaatkan teknologi intinya untuk menciptakan inovasi di bidang inkjet, komunikasi visual, perangkat keras dan robot T3. Hal ini ditujukkan untuk membawa nilai baru bagi konsumen melalui teknologi yang diklaim ramah lingkungan.

Pertama, inovasi pada komunikasi visual. Epson mendominasi pasar proyektor sebesar 37,3 persen di Asia Tenggara pada kuartal I 2017 menurut Futuresource. Dengan memperluas jajaran proyektor laser, perusahaan ingin memenuhi kebutuhan berbagai segmen bisnis di seluruh sektor perusahaan, pemerintah, dan pendidikan. Adapula inovasi berupa kacamata pintar Moverio, BT-350 yang dirancang untuk pasar komersial dan pengguna dengan multiunit docking station dan BT-2200 yang dapat diaplikasikan pada industri AR.

Lalu, melalui inovasi dalam teknologi Printhead Micro Piezo, perusahaan menyasar segmen kantor yang berbeda dari usaha kecil hingga besar, untuk menggantikan printer laser dengan inkjet. Merek ini pun menguasai pangsa pasar sebesar 32 persen di Asia Tenggara. Untuk semakin menempati posisi atas, diluncurkan seri WorkForce Enterprise WF-C20590 yang dibangun dengan teknologi Linehead PrecisionCore.

“Epson akan terus mendorong pergeseran dari analog ke pencetakan tekstil digital untuk printer format besar, agar dapat memenuhi permintaan,” tambahnya. Seperti diketahui, di industri percetakan tekstil digital, diperkirakan pertumbuhan tahunan tekstil cetak sebesar 17,5 persen dengan perkiraan pertumbuhan pendapatan rata-rata tahunan sebesar 12,3 persen untuk tahun 2016-2021.

Editor: Eva Martha Rahayu

www.Swa.co.id