Siba Bidik Pendapatan Rp700 Miliar
PT Siba Surya kini telah merajai bisnis transportasi di Pulau Jawa. Perusahaan yang berdiri sejak lebih dari 60 tahun silam, kini telah memiliki hampir 2.000 armada. Sebuah prestasi gemilang yang pantas mendapat penghargaan. “Saat ini, kami menjalankan 1.600-an armada truk dari berbagai jenis,” kata Dirut Siba Surya, Daniel Budi Setiawan.
Pertumbuhan pendapatan perseroan terbilang cukup bagus meski memang angkanya tidak sama dari tahun ke tahun. Bisnis transportasi terkait erat dengan kondisi ekonomi. Namun, bila dirata-ratakan, pertumbuhan mencapai 4-10%. Pada tahun 2013, Siba mencatat pendapatan sekira Rp600 miliar. “Pada tahun ini, pendapatan diproyeksikan naik menjadi Rp700 miliar,” katanya.
Siba memiliki dua unit usaha, yakni Siba Surya yang menangani industri besar dengan bobot tonase angkutan antara 40-60 ton, dan Siba Transindo yang menangani industri menengah dengan bobol tonase di bawah 40 ton.
Tingginya permintaan suku cadang membuat Daniel mendirikan Siba Mandiri. Unit usaha itu lebih fokus menangani trading untuk pengadaan suku cadang, tak hanya untuk internal perusahaan, tapi juga untuk umum.
Saat ini, Siba Mandiri sedang dipersiapkan untuk menjadi ATPM khusus truk, khususnya dari Eropa dan Amerika. Jika tak ada aral melintang, sudah akan beroperasi pada satu-dua tahun ke depan. “Kami sedang mengajukan keagenan untuk menjadi distributor truk di Indonesia,” ujarnya.
Untuk mendukung kinerja perusahaan, Daniel juga mendirikan Siba Sistem yang fokus untuk pengembangan sistem transportasi terpadu dan Electronic Data Procesing (EDP), manajemen logistik, dan jasa konsultasi. Ia sampai harus kursus di Belanda untuk menguasai hal ini.
Dalam hal pemanfaatan teknologi dan informasi, Siba boleh jadi selangkah lebih maju dibandingkan perusahaan sejenis. Pada tahun 1990-an, perseroan telah menerapkan sistem online untuk setiap laporan keuangan antarcabang. “Semua pembukuan sudah komputerisasi. Secara bertahan, setiap armada kami juga sudah dipasangi GPS,” ungkapnya.
Siba terus berusaha menerapkan manajemen yang paperless. Ke depan, para sopir akan dibekali gadget dan ATM untuk mengefektifkan kinerja perusahaan. Saat ini, sopir masih harus melewati antrean panjang untuk mengambil uang untuk operasional selama dalam perjalanan. “Bila kelak sistem sudah berjalan baik, antrean panjang diharapkan sudah hilang. Jadi, tidak ada lagi waktu yang terbuang. Kami sedang menyiapkan konsepnya,” katanya.
Siba saat ini telah mendapat kepercayaan dari berbagai pelaku industri besar untuk menjadi mitra pengangkutan produk yang dihasilkan. Bahkan, semua industri semen dan baja yang ada di Pulau Jawa telah menjadi klien perseroan. Sebut saja, Krakatau Steel, Gunawan Dian Steel, Pari Jaya Steel, Gunung Garuda, Bhiarawa Steel, dan Raja Besi. Dari industri semen, ada Holcim, Indocement, Semen Tiga Roda, dan Semen Gresik.