Upaya P & G Meningkatkan Citra
Procter & Gamble Beauty Connection (PGBC) merupakan komunitas yang pembentukannya didukung sepenuhnya oleh PT Procter & Gamble Indonesia (PGI). Komunitas ini meliputi para pakar dan pemerhati perawatan kecantikan dari kalangan hairstylist (penata rambut), selebriti, dermatolog, dan editor kecantikan beberapa media cetak terkemuka di Indonesia. ?Peran PGI dalam komunitas ini hanyalah sebatas fasilitator. Ini merupakan sebuah wadah independen untuk menampung aspirasi orang-orang yang peduli bidang kecantikan,? ungkap Bambang Sumaryanto, Direktur External Relations PGI.
Bambang mengatakan, selama ini belum ada wadah independen di Indonesia yang merumuskan tren-tren kecantikan dan kesehatan yang tengah berkembang. Karena alasan itulah, PGI mengajak para pakar, pemerhati kecantikan dan kesehatan membentuk wadah ini.
Tidak ada hitung-hitungan bisnis bagi mereka yang bergabung dalam komunitas ini. Diakui Bambang, meskipun wadah ini mendapat dukungan penuh dari PGI, semua kegiatan yang dilakukan PGBC bukan berdasarkan kepentingan PGI. ?Yang menjadi motor dalam aktivitas PGBC adalah para honorary member,? ungkap Bambang.
Sebagai contoh, Bambang menyebutkan bahwa dalam Mid Year Hair Trend salah satu yang ditampilkan adalah tren pewarnaan rambut. Padahal, sampai saat ini PGI tidak mempunyai produk di kategori itu. ?PGBC bertujuan memberikan informasi dan penilaian objektif seputar tren dan teknologi perawatan kecantikan untuk meningkatkan pengetahuan dan apresiasi masyarakat terhadap bidang perawatan kecantikan,? papar Bambang.
Bambang menerangkan, bentuk kontribusi yang dapat disumbangkan PGI dalam PGBC adalah jejaring dan keahlian P&G Global sebagai salah satu pelaku industri kecantikan terbesar di dunia. ?Tidak ada ikatan kontrak antara PGI dengan para honorary member,? ungkap Bambang. Karena merupakan kebijakan global, maka PGBC juga didukung oleh P&G Beauty Care Research & Development yang sampai saat ini telah memiliki kurang-lebih 1.450 tenaga ahli riset untuk produk kecantikan yang dipusatkan di lima lokasi seluruh dunia.
Menurut Bambang, untuk lebih meningkatkan kualitas edukasi kepada masyarakat yang membutuhkan pengetahuan seputar perawatan kecantikan, sangat diperlukan kerja sama para pelaku di bidang industri kecantikan, sehingga diperoleh sinergi untuk mencapai tujuan yang sama. ?Itulah sebabnya PGBC dibentuk,? ujarnya sembari menjelaskan bahwa salah satu tujuan wadah ini adalah memberikan penilaian dan informasi yang objektif serta terpercaya seputar tren dan teknologi kecantikan demi peningkatan pengetahuan dan apresiasi terhadap perawatan kecantikan di masyarakat luas.
Para honorary member akan mengadakan pertemuan secara reguler dalam bentuk lokakarya, seminar ataupun talkshow. Di samping itu, juga akan ada newsletter bulanan, serta beberapa program lainnya melalui kerja sama dengan media massa. ?Semua biaya untuk program ini merupakan tanggungan PGI,? ujar Bambang.
Bagi PGI, lanjut Bambang, PGBC merupakan satu bentuk investasi untuk pengembangan pasar mereka ke depan. ?Yang kami harapkan konsumen dapat memperoleh informasi yang benar seputar produk yang mereka gunakan. Selain itu, kami pun mengharap adanya feed back dari honorary member seputar produk-produk yang kami miliki,? ungkapnya.
Menurutnya, hal ini amat penting untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan produk yang dimiliki PGI. Di samping itu, informasi yang mereka peroleh dari para pakar yang tergabung dalam honorary member PGBC dapat digunakan untuk pengembangan produk ke depan. ?Ini merupakan investasi jangka panjang, sulit mengukur dampak langsungnya terhadap penjualan produk,? Bambang menjelaskan.
Lagi pula, lanjut Bambang, wadah ini bukan merupakan bagian dari kegiatan promosi PGI, dan para honorary member PGBC juga tidak berperan sebagai endorser bagi produk-produk PGI. ?Tidak ada ikatan bagi mereka untuk menggunakan produk PGI, bahkan Rudy Hadisuwarno yang juga honorary member PGBC memiliki produk dengan merek sendiri,? ujarnya. ?Wadah ini merupakan upaya PGI untuk meningkatkan citranya di mata konsumen,? tambahnya.
Strategi PGI menciptakan komunitas pakar di industri kecantikan ini menurut Yuswohadi, pengamat pemasaran dari MarkPlus&Co, sangat tepat. Dengan membuat komunitas yang terdiri atas orang-orang yang memang memiliki kompetensi di bidang kecantikan, dapat menciptakan rekomendasi untuk konsumen seputar produk. Menurut Yuswo, cara pemasaran dengan menggunakan komunitas ini memang akan berdampak sangat besar. ?Dibanding hard selling, marketing community ini jauh lebih powerfull,? ujarnya.
Yuswo menjelaskan, upaya PGI ini tidaklah mudah, terlebih di sini PGI juga menggunakan para pakar yang juga memiliki produk sendiri, seperti Rudy Hadisuwarno. ?Kunci utama keberhasilan wadah ini bagi PGI adalah trust. Jangan sampai PGI secara terang-terangan memanfaatkan komunitas ini sebagai sarana jualan,? katanya.
Namun demikian, Yuswo menegaskan, upaya ini harus dilakukan PGI secara terus-menerus dan dalam waktu yang panjang, karena efektivitas program ini tidak akan serta-merta terasa dalam jangka pendek. ?Upaya ini seharusnya lebih ditujukan untuk customer retention, bukan customer aquicition.?