Indonesia saat ini menjadi salah satu negara yang memiliki lahan perkebunan terbesar di dunia, tak terkecuali untuk perkebunan kelapa sawit. Kelapa sawit sudah menjadi salah satu komoditas terbesar pertanian di Indonesia. Hanya saja, sampai saat ini belum semua para produsen kelapa sawit mengolah produknya secara berkelanjutan.

Pengolahan kelapa sawit berkelanjutan, bukan berarti tidak memiliki keuntungan dalam penerapannya. Sebab, hal itu dapat memancing sebuah inovasi terhadap suatu perusahaan kelapa sawit, di mana perusahaan sedang pusing menghadapi penurunan harga komoditas dan pungutan besar dari pemerintah.

http://www.pajak.go.id/content/article/implikasi-putusan-mahkamah-agung-ri-nomor-70-tahun-2013-terhadap-petani-kelapa-sawit

“Kami melihat dengan menerapkan pengolahan secara berkelanjutan ini, perusahaan akan dapat melakukan inovasi dan akan bertahan dipasaran dan Indonesia juga akan tetap menjadi produsen nomor satu di dunia untuk Kelapa Sawit dan turunannya,” ujar Desi Kusumadewi, Direktur RSPO Indonesia.

Desi menambahkan, para produsen yang sudah memiliki sertifikat dari RSPO akan mendapatkan trade mark atau logo disetiap produknya, tidak hanya untuk produk yang sudah jadi, tetapi juga mulai dari tandan buah sawit juga akan diberikan logo. Sehingga para konsumen dapat membedakan antara Kelapa Sawit yang sudah tersertifikasi dan yang belum.

Ke depannya, RSPO akan selalu memastikan adanya permintaan pasar terhadap produksi Kelapa Sawit berkelanjutan yang akan memacu para pengusaha Kelapa Sawit untuk mengelola perkebunannya secara berkelanjutan. Selain itu, RSPO juga akan fokus terhadap demand yang ada di pasar, mungkin itu salah satu fokus baru kami saat ini tanpa meninggalkan perhatian yang saat ini, yaitu memastikan produsen kelapa sawit yang menghasilkan minyak kelapa sawit yang susitanable. (EVA)