Youngster Inc. Entrepreneur

Yosefa Trisna Aroma Furi, Srikandi Muda di Bisnis Penyewaan Tower Crane

Yosefa Trisna Aroma Furi, Srikandi Muda di Bisnis Penyewaan Tower Crane

Pengusaha wanita yang berbisnis alat-alat berat masih bisa dihitung dengan jari. Bisnis ini dekat dengan dunia maskulin dan dipersepsikan sebagai dunianya laki-laki. Namun, jangan salah sangka, saat ini wanita yang berbisnis alat-alat berat tidak kalah mentereng dari kaum Adam. Lihat saja kisah sukses Yosefa Trisna Aroma Furi, yang merintis usaha penyewaan alat berat sejak 6 tahun lalu. Dia mendirikan PT Indopoten Pratama pada 9 september 2009.

Yosefa Trisna Aroma Furi

~~

Awalnya, ia membidik bisnis alat kecantikan sewaktu masih kuliah di Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Atma Jaya, Jakarta. Namun, perempuan kelahiran Yogyakarta 27 Agustus 1987 ini, mengurungkan niatnya dan beralih ke bisnis alat berat karena mempertimbangkan peluang bisnisnya yang cerah. “Bisnis alat-alat berat masih besar peluangnya,” katanya. Dia memutuskan berbisnis alat berat walau belum banyak mencicipi asam garam di bisnis tersebut. Baginya, dunia alat berat bukan hal yang asing. Sebab, dia sudah terbiasa melihat dunianya laki-laki ini sejak masih kanak-kanak lantaran sering menyaksikan ayahnya bekerja di perusahaan konstruksi.

Fury, demikian panggilan akrab Yosefa Trisna Aroma Furi, telah menunjukkan tajinya sebagai Srikandi muda yang sukses berbisnis penyewaan alat berat. Perusahaannya itu menyewakan tower crane, genset, mobile crane, dan passenger hoist. Fury mengutamakan kualitas SDM-nya, dan kecepatan menyelesaikan proyek yang ditangani sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Beberapa proyek yang pernah ditanganinya adalah perluasan bangunan di Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya, Gedung Telkom di Medan, dan Bandara Soekarno-Hatta Terminal III.

Adapun perusahaan yang pernah menjadi kliennya, di antaranya PT Hutama Karya (Persero), PT Nindya Karya (Persero), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., dan PT Patriarto Karo Asri. “Sebagian besar klien kami BUMN. Klien besar yang pernah kami tangani itu Bandara Soekarno-Hatta Terminal III, Krakatau Steel di bawah Totalindo, serta rekan usaha dari Karya Holding seperti Adhi Karya, Hutama Karya, dan Waskita Karya,” dia menguraikan.

Wanita berzodiak Virgo ini menyakini peluang bisnis penyewaan alat berat sangat prospektif. Asosiasi Pengusaha dan Pemilik Alat Berat dan Konstruksi Seluruh Indonesia (APPAKSI) memprediksi adanya peningkatan kebutuhan alat berat tahun ini sebesar 25%, atau mencapai 132.210 unit, dan masih akan terus tumbuh hingga 2019. Saat ini, APPAKSI mencatat ketersediaan alat berat hanya sekitar 26.442 unit, sehingga pasokan alat berat masih defisit sekitar 40% (35 ribu unit).

Menurut Fury, permintaan pasar terhadap alat berat cukup tinggi, apalagi populasi tower crane di Indonesia tergolong masih rendah dibanding Singapura. Indopoten mengawali kiprahnya dengan berkantor di Pulo Gadung Trade Center, Jakarta. “Modal awal sekitar Rp 1 miliar. Kami membeli satu unit tower crane bekas di tahun 2009 seharga Rp 1,6 miliar. Kalau harga barunya bisa mencapai Rp 3 miliar per unit. Usia alat berat yang kami beli ini bisa mencapai 20 tahun,” dia menjelaskan.

Fury mengisahkan, bisnisnya dirintis dengan membeli tower crane secara mencicil untuk menyiasati keterbatasan modal kerja. “Kekurangannya kami dapatkan dari keuntungan penyewaan tower crane dan kami cicil sisanya,” ia menambahkan.

Setelah dua tahun, tower crane bekas ini menjadi sumber pendapatan bagi perusahaannya. Begitulah cara Fury mengawali bisnis penyewaan alat berat, khususnya tower crane. Ia juga berhasil mendapatkan tower crane bekas dari Singapura. “Kami cek dan pilih sendiri barangnya,” ucapnya. Selain itu, Fury mendapatkan pula tower crane bekas dari dalam negeri. Harganya Rp 800 juta/unit. Roda bisnis perusahaannya terus bergulir dan meraup untung. Fury melayani permintaan kliennya di seluruh Indonesia, yakni di Jabodetabek, Palembang, Makassar dan Balikpapan. Seiring laju bisnisnya yang moncer, kantor perusahaannya dipindahkan ke Citeureup, Bogor, Jawa Barat, tahun 2012. Sejauh ini, Fury belum tertarik memperluas ekspansi pasarnya karena ingin memperkuat pasar domestik.

Untuk itu, dia terus menambah jumlah tower crane-nya yang saat ini baru 8 unit. Harga sewa tower crane yang dibanderolnya berkisar Rp 60-115 juta per bulan, tergantung panjang lengan tower crane. Ada yang 50 meter, 60 meter, dan 70 meter. Dia menyewakannya dengan durasi minimum 6 bulan. “Kami adalah perusahaan spesialis dalam penyewaan tower crane. Tapi, kami juga melirik alat berat lainnya yang menunjang tower crane,” ungkapnya.

Fury menetapkan pembayaran uang muka agar pembayaran sewa dari kliennya tidak macet. Ia sering terjun ke lapangan untuk memantau bisnisnya. Saat ini, perusahaannya mempekerjakan lima karyawan dan 18 operator. Fury konsisten memberikan pelatihan ke para operator alat beratnya agar kualitasnya semakin mumpuni.

Guna memperluas bisnisnya, Indopoten menjalin kemitraan dengan perusahaan lainnya. Pendapatan perusahaannya sebesar 50% bersumber dari penyewaan alat berat. Ke depan, Fury berencana mendatangkan tiga unit alat berat. “Tiga tahun lagi, kami berharap bisa memiliki 15 unit untuk menjaga komitmen dengan kontraktor,” ia menambahkan.

Vicky Rachman & Indah Pertiwi Riset: Siti Sumariyati


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved