Wow, PT KAI Bidik Laba Rp 1,5 Triliun
PT Kereta Api Indonesia (Persero) menargetkan keuntungan pada tahun ini sebesar Rp 1,5 triliun, atau naik hampir dua kali lipat dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 943 miliar. “Tahun ini target kami gila-gilaan, net profit Rp 1,5 triliun, hampir dua kali lipat,” kata Direktur Keuangan PT KAI, Kurniadi Atmosasmito.
Sebelum dirinya masuk, PT KAI menderita kerugian hingga Rp 83 miliar pada 2008 lalu. Ia menilai kondisi rugi ini atau kalaupun untung tidak pernah signifikan, hanya Rp 5-6 miliar, tidak boleh dibiarkan.
“Sejak kami masuk, terus kami benahi sehingga bisa untung. Tiga tahun terakhir, rata-rata bisnis KAI tumbuh 19% setiap tahunnya. Labanya tumbuh 45% pertahun,” ujarnya.
Lalu, bagaimana caranya?
Semuanya berawal dari inisiatif Direktur Utama PT KAI saat itu, yakni Ignasius Jonan. Menurut pria yang saat ini menjabat Menteri Perhubungan itu, perseroan harus berinvestasi.
Selama kurun 2000-2008, aset terus menurun. Jumlah lokomotif dari 400-an, kini hanya tersisa 352 unit. Demikian juga kereta api barang (wagon) dari 6.800 hanya tinggal 3.500.
“Itu artinya, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan semakin menurun. Jumlah lokomotif dan wagon terus menurun namun kewajiban bertambah,” katanya.
Investasi akhirnya dilakukan dengan dana pinjaman dari Exim Bank. Hingga saat ini, PT KAI memiliki 454 lokomotif dan 6.300 kereta barang. Untuk meningkatkan kinerja perseroan, manajemen juga memutuskan menaikkan gaji karyawan secara bertahap.
Pilihan lainnya, kata Kurniadi, adalah karyawan dipaksa bekerja keras agar pendapatan perusahaan meningkat. Apalagi, saat itu, perseroan sedang tidak memiliki banyak uang. Investasi juga belum tumbuh dan menghasilkan.
“Kami membayar gaji karyawan dari efisiensi usaha. Misalya, beli baut tidak lagi dari calo yang jumlahnya banyak. Kami beli langsung dari pabriknya,” ujarnya.
Hasilnya?
Kurniadi optimistis pendapatan perusahaan akan meningkat secara berkelanjutan dari Rp 1,5 triliun menjadi Rp 2,5 triliun selama kurun 2015-2019, atau meningkat 1,6 kali atau 2,4 kali dari realisasi 2014 dan tumbuh dengan stabil 12% pertahun.
Pada periode yang sama, aset PT KAI diharapkan juga membesar dari Rp 20 triliun menjadi Rp 40 triliun, meningkat 1,6 kali dan tumbuh stabil 13% pertahun. Laba bersih diproyeksi menjadi Rp 4,1 miliar pada 2019, tumbuh 29% pertahun, atau 4,4 kali dari realisasi laba tahun 2014. (Reportase: Aulia Dhetira)