Canun dan Fufu, Pasangan Belia Konsultan Pernikahan
Siapa bilang pasangan belia tak layak menjadi konsultan pernikahan? Ihksanun Kamil Pratama (25 tahun) dan Foezi Citra Cuaca Elmart (26 tahun) membuktikannya. Sejoli yang lebih dikenal dengan panggilan Canun dan Fufu ini dijuluki “Romantic Couple Trainer”.
Sejak tiga tahun lalu, Canun & Fufu fokus membantu memperbaiki kualitas pernikahan, dengan cara memberikan pelatihan pernikahan, untuk umum, komunitas, ataupun perusahaan. Dengan membawakan materi “Sukses Karier Sukses Keluarga”, pasangan unik ini telah mengadakan pelatihan di PT Frisian Flag, Al-Ma’soem, Astra-Honda Motor, Samsung, Tupperware, PLN, PT Shafco Enterprise (Shafira), dll. “Alhamdulillah, kami sudah keliling Indonesia, kecuali Sulawesi dan Papua,” kata Fufu, lulusan Kebidanan D-3 Poltekkes Kemenkes Bandung.
Selain memberikan pelatihan, pasutri ini juga membuka konseling pribadi di Butterfly Act, di bilangan Sukaluyu, Bandung. Di luar semua itu, Canun & Fufu pun membuat komunitas bernama Romantic Couple Community, wadah bagi suami-istri dan calon suami-istri yang ingin mendapatkan pernikahan harmonis. Selain mengisi di komunitasnya sendiri, keduanya sering diundang di berbagai komunitas seperti Pejuang Subuh, Smart Indonesia Parenting (SIP) dan Pejuang Jilbab. “Itu di seluruh Indonesia, kira-kira ada 30-an komunitas, dan mereka selalu meminta kami sebagai pengisi acara,” ujar Canun, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
Dina Fitri Aliana, Ketua SIP, mengatakan, komunitasnya sudah tiga kali mengundang Canun dan Fufu ke Lampung. “Kami memilih Teh Fufu dan Kang Canun karena terinspirasi dari buku mereka, Jodoh Dunia Akhirat, yang sekarang sudah jadi best seller. Kami intens bicara terkait pernikahan, hambatan menemukan jodoh, dan sebagainya dari buku mereka,” kata wanita berusia 23 tahun ini.
Canun & Fufu mulai serius menjadi konsultan pernikahan dan keluarga setelah menikah pada 6 April 2012. “Jadi, waktu kami akad nikah, saat itulah kami launching buku Menikah itu Mudah,“ ujar Canun. Dan, setelah buku pertama itu diluncurkan, mulai ada permintaan untuk mengisi seminar dan memberikan konseling pernikahan.
Nah, sejak buku kedua, Jodoh Dunia Akhirat, diluncurkan pada 2013, permintaan seminar dan konseling semakin banyak. Hal ini sejalan dengan suksesnya buku yang diminati pembaca tersebut. “Buku tersebut diterbitkan oleh Mizan. Dalam dua bulan sudah masuk national best seller, sekarang jadi mega bestseller di toko buku,” ujar Canun bangga. Semenjak itu, setiap keduanya mengadakan seminar, pesertanya selalu membludak, seperti seminar “Jodoh Impian 2014” yang dihadiri 1.300 lebih peserta.
Fufu sebenarnya fokus di rumah, tetapi untuk beberapa hal, misalnya public training yang mengharuskan berdua, Fufu pasti ikut. “Saya juga sudah terjun di dunia training setelah menikah. Belajar pada para trainer senior seperti Kang Harry, Jamil Azzaini dengan ikut komunitas pelatihannya, dan Pak Tung Desem Waringin,” kata ibu seorang anak ini.
Menurut Fufu, dia dan suaminya menjalani profesinya selama ini lebih ke arah konsultan pernikahan, marriage leader dengan terapinya. Misalnya, banyak orang yang susah mendapat jodoh dan ada juga yang susah nikah. “Itu kan pasti berhubungan dengan masalah masa. Lalu, diterapi. (Pasutri) dengan pernikahan yang berkonflik juga kami terapi, lebih ke arah emotional healing, itu menjadi diferensiasinya,” ujarnya.(*)
Aulia Dhetira dan Dede Suryadi