Profile

Achmad Sunuadji Sofwan, Pendekar Fujitsu Indonesia

Achmad Sunuadji Sofwan, Pendekar Fujitsu Indonesia

Sudah 10 tahun lamanya Achmad Sunuadji Sofwan berkiprah Fujitsu Indonesia. Memiliki jabatan sebagai Managing Director Fujitsu Indonesia, Sofwan, begitu dia disapa, telah banyak melakukan perubahan. Salah satunya berhasil melebarkan pasar Fujitsu yang tadinya banyak memiliki klien dari perusahaan Jepang, menjadi lebih variatif ke perusahaan non Jepang. “Saat saya masuk mayoritas penjualan hardware atau services Fujitsu untuk perusahaan Jepang 80% dan lainnya 20%. Sekarang justru terbalik, 80% dari perusahaan non Jepang,” ujarnya di sela-sela acara ‘Fujitsu Day 2015’ di Jakarta, beberapa waktu lalu.

(kiri) Agmad Sofwan, Direktur Fujitsu Indonesia

(kiri) Achmad Sofwan, Managing Director Fujitsu Indonesia

Sejak memimpin Fujitsu Indonesia, ia membanggakan kinerja Fujitsu Indonesia yang dinilainya cukup memuaskan. Dari segi pendapatan, Fujitsu Indonesia selalu bisa bertumbuh hingga dua digit di kisaran 20-30 persen. Kesuksesan ini tidak terlepas dari komunikasi. Sejak memimpin, ia rutin mengadakan sharing dengan karyawan, mulai soal pendapatan, penjualan sampai net profit. Dari komunikasi ini lah seringkali banyak ide ide segar yang dihasilkan baru bagi perusahaan. Dengan cara ini pula, karyawan memiliki sense of ownership yang kuat, sehingga akan all out untuk bekerja dan berkontribusi bagi perusahaan.

Kiprah Sofwan di dunia teknologi informasi dan komunikasi memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebelum menjabat di Fujitsu ia pernah bekerja di perusahaan IT terkemuka asal Amerika Serikat International Business Machines Corporation atau IBM selama 18 tahun. Dengan jabatan terakhir sebagai Country Manager.

Meski begitu pada awalnya ia mengaku buta tentang industri teknologi. Maklum latar belakang pendidikannya bukan dari teknologi melainkan insinyur mesin. Dalam tahap akhir menyelesaikan studi di ITB sekitar tahun 1983, tidak pernah terlintas di benaknya untuk bekerja di industri teknologi. Pria kelahiran tahun 1957 mengistilahkan terjunnya ia ke panggung teknologi tak lain karena tercebur. “Waktu itu IBM sedang presentasi di ITB open recruitment, saya iseng-iseng coba, eh diterima,” ujarnya menceritakan. Dari iseng-iseng itulah ia kemudian mulai banyak belajar industri IT. Dari situ perlahan tapi pasti ia mulai mencintai industri ini.

Kini Fujitsu hadir di Indonesia dengan menjual jasa atau service berupa solusi manajemen dan bisnis berbasis IT. Perseroan juga menjual hardware seperti sistem keamanan, pengolahan data, analisa dan produk lainnya sebagai pelengkap penjualannya.

Saat ini penjualan Fujitsu Indonesia banyak berasal dari proyek pemerintah mencapai 40%. Sisanya 20% dari sektor manufaktur, keuangan 15% dan lain-lain 25 %.

Terbaru Fujitsu juga mendapatkan klien Pemerintah Daerah DKI Jakarta guna mengembangkan Jakarta Smart City. Program ini dibuat untuk menampung keluhan warga Ibu Kota sekaligus mempermudah kinerja Pemerintah Provinsi DKI merespons keluhan tersebut.

Dalam tiga tahun ke depan Sofwan menargetkan bidang services bisa berkontribusi lebih besar bagi Fujitsu. Saat ini hardware masih menjadi kontributor utama sebesar 60 hingga 70%. “Di negara lain, kontribusi layanan service-nya sudah lebih besar, Singapura juga sudah 50-50. Karena memang pola belanja IT di sana sangat berbeda dengan di Indonesia,” ujarnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved