Kanker selalu menjadi momok bagi setiap orang. Bahkan, kanker menjadi salah satu faktor kematian bagi manusia. Begitu juga dengan pengobatan kanker, membutuhkan dana dengan jumlah yang cukup besar. Kanker limfoma/getah bening merupakan salah kanker dengan jumlah penderita terbanyak di Indonesia. Di dunia sendiri, pertambahan penderita limfoma terjadi setiap 90 detik.

Berangkat dari hal tersebut, Cancer Information & Support Center (CISC) menggandeng Roche Indonesia untuk melaksanakan media health forum.

“Berdasarkan data Globocan 2012, setiap 90 detik orang terdeteksi kanker limfoma. Artinya, sebanyak 400.000 orang per tahun terkena penyakit ini. Biasanya limfoma banyak menyerang pria dan wanita usia 50 tahun kanker. Namun saat ini tidak menutup kemungkinan untuk penderita di bawah usia tersebut,” ujar Andhika Rahman, dokter biomedik dari RS Ciptomangunkusumo.

Kanker limfoma sendiri merupakan kanker yang berawal dari sel darah putih dari sistem kekebalan tubuh. Kebanyakan dari sel getah bening berkembang lebih cepat ketika limfosit bermutasi.

“Karena limfosit terdapat di seluruh tubuh, maka limfoma dapat menyebar kewat aliran darah dengan sistem limfatik dan tumbuh di beberapa bagian seoeti payudara, lipatan kaki, liatan ketiak, dan leher,” ujar Andhika.

Media health forum ini disambut baik oleh PT Roche Indonesia. Sebagai perusahaan penyedia farmasi dan alat diagnostik, menurutnya harus diberikan apresiasi.

“Kami bekerja sama dengan CISC karena lembaga ini memiliki sepak terjang yang baik dalam rangka menanggulangi kanker,” kata Revi Renita, Group Conmunication Manager PT Roche Indonesia.

Revi juga menyatakan bahwa kegiatan ini sesuai dengan program program yang dicanangkan oleh Roche untuk edukasi masyarakat. Menurutnya, pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kanker limfoma perlu lebih ditingkatkan.

“Kami juga menyediakan edukasi mengenai kanker melalui website kami, yakni www.kalahkankanker.com. Kami harap, media health forum ini dapat membantu masyarakat untuk sadar akan kanker limfoma lebih dini lagi sehingga dapat melakukan pencegahan,” kata Revi menutup pembicaraan.(EVA)