Management Strategy

Menggandeng UMKM dalam Bisnis Organik

Menggandeng UMKM dalam Bisnis Organik

Hidup sehat kini menjadi suatu tren yang diminati oleh masyarakat, terutama masyarakat perkotaan. Sayangnya hidup sehat dan organik seringkali menjadi salah kaprah. Menurut Christhoper Emile Jayanata, Ketua Umum Komunitas Organik Indonesia, saat ini makanan organik diasosiasikan dengan makan impor dan harga yang tinggi. Padahal menurutnya, masyarakat Indonesia sudah mampu untuk menciptakan berbagai produk makanan sehat dan tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Hanya saja produk-produk mereka jarang terdengar dan hanya dipasarkan di beberapa tempat saja. Ia pun dan komunitasnya berinisiatif menggelar Organic Green & Healthy Expo sejak tahun 2011.

Pada tahun ini acara akan dilaksanakan di Bentara Budaya Jakarta pada tanggal 2-4 Oktober 2015. Nantinya akan ada 200 pelaku bisnis UMKM yang ikut turut ambil bagian. Selain menghadirkan produk-produk organik. Acara ini juga akan menghadirkan berbagai workshop untuk membantu pengunjung yang ingin memulai hidup sehat.

Christhoper Emile Jayanata, Ketua Umum Komunitas Organik Indonesia

Christhoper Emile Jayanata, Ketua Umum Komunitas Organik Indonesia

Menurutnya, Komunitas Organik Indonesia atau KOI ingin mengedukasi masyarakat mengenai bagaimana konsep yang benar mengenai produk organik. Salah satuya adalah cara hidup sehat yang benar dengan mengenali asal usul produk yang dikonsumsi. Selain itu dengan adanya workshop, para penjual produk organik juga diharapkan untuk saling bantu baik dalam system penjualan maupun mengetahui bagaimana produk organic yang baik dan benar.

Acara ini juga diharapkan dapat membantu para UMKM yang kesulitan dalam memasarkan produknya. Dari tahun ke tahun peserta yang ikut dalam KOI selau meningkat. Pada tahun pertama ada 46, tahun kedua 90, tahun ketiga 135, tahun keempat 170, dan tahun ini ada 200 orang peserta.

Naiknya jumlah peserta berbanding lurus dengan jumlah pengunjung. Menurutnya 80% UMKM yang ikut sudah memiliki konsumen masing-masing, yang diperoleh melalui media social. Mereka juga bahkan memiliki komunitas tersendiri yang mencintai produk mereka seperti komunitas es krim atau sayuran organik.

Konsumen ini nantinya akan menggiring teman-teman mereka untuk datang ke acara Organic & Green Healthy Expo ke 5 ini. Sehingga jumlah pengunjung expo meningkat dari tahun ke tahun. Pada expo ketiga mampu menarik 8.000 pengunjung, keempat 12.000, sehingga pada expo ke lima ini ia berharap mampu menarik 13.000 hingga 15.000 pengunjung. Namun menurutnya angka ini tidak sebanding bila dibandingkan dengan jumlah total penduduk Jakarta.”Dengan semua angka itu dengan 12.000.000 penduduk Jakarta satu persen pun belum ada sehingga masih kecil namun animo 12.000 orang ini cukup luar biasa,” ujarnya.

Ia pun berharap bahwa expo yang rutin diadakan setiap tahun ini dapat membantu UMKM dalam mengembangkan bisnis mereka. Kebanyakan produsen memiliki kendala untuk masuk ke pasar yang lebih luas. Ia pun mencontohkan bagaimana sulitnya untuk masuk ke ritel. Produsen harus memenuhi berbagai prosedur, misalnya memilki sertifikasi, produk yang didatangkan harus rutin, harga sewa tinggi dll.

Padahal bercocok tanam organik di Indonesia tidak semudah yang dibayangkan. Selain harus menghadapi cuaca yang tak menentu, para produsen pun belum tentu bisa menghasilkan hasil produksi yang sama setiap tahunnya. Selain itu, mahalnya sertifikasi membuat banyak produsen kelimpungan memasarkan produknya. Oleh karena itu, jangan heran apabila kebanyakan produsen yang berjualan di acara ini, tidak memiliki sertifikasi.(EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved