Technology

SAS Tingkatkan Utilisasi Big Data untuk Instansi Pemerintahan

SAS Tingkatkan Utilisasi Big Data untuk Instansi Pemerintahan

Data is the new oil. Itulah ungkapan yang menggambarkan bahwa data adalah sebuah resource berharga untuk diolah dan dikelola agar menjadi sebuah insight demi pengambilan keputusan yang tepat . Ibarat minyak, bagi mereka yang dapat melihat nilai fundamental dari data dan bisa mengekstraknya maka akan ada reward yang besar.

Untuk dapat mendorong pemanfaatan big data, SAS Indonesia bekerja sama dengan Intel Indonesia dan MapR mengadakan seminar bertajuk Big Data Solutions for Public Services. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai jenis lembaga pemerintahan, termasuk Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN), Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan (PUSINTEK), serta Direktorat Teknologi Informasi (DIRTI).

Menurut Peter Sugiapranata, Sales Director SAS Indonesia, institusi pemerintahan mulai memanfaatkan pendekatan analitik untuk big data sebagai langkah membuat kebijakan umum yang tepat. “Banyak pemimpin pemerintahan telah memahami manfaat dari analytic dalam mentransformasi data eksternal menjadi fakta, kemudian menerjemahkan fakta tersebut menjadi kebijakan,” ujar Peter.

Semakin banyak data yang dimiliki, semakin banyak potensi yang dapat diolah dan dikelola institusi manapun. Menurut JJ Tan, Big Data & Analytics Leader SAS South Asia, untuk dapat menyimpan, mempersiapkan, mengeksplorasi, serta menyediakan analitik bagi data yang masif, diperlukan solusi terintegrasi terhadap big data analytics, dengan penekanan pada memori dan teknologi komputasi terbaru. “SAS berkomitmen untuk terus menyediakan solusi yang terukur yang dapat membantu institusi mendapatkan manfaat maksimal dari big data,” kata JJ Tan.

Saat ini, menurut Peter Sugiapranata, sudah ada 14 institusi pemerintahan Indonesia yang bekerja sama dengan SAS dalam penggunaan big data analytic. Lembaga riset Gartner memperkirakan penggunaan big data analytics akan meningkat 70% pada tahun 2020, seiring dengan tumbuhnya kesadaran akan pentingnya pemanfaatan analytics di berbagai bisnis dan institusi. Sedangkan menurut Wikibon dalam laporan Big Data Market Forecast 2012-2017, nilai pasar global big data diprediksi mencapai US$ 53,4 miliar pada tahun 2017.

Beberapa aspek yang menjadi kriteria big data, yang pertama yaitu volume. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan volume data. Data transaksi selama bertahun-tahun. Data tidak terstruktur yang berasal dari media sosial. Peningkatan jumlah sensor data yang dikumpulkan. Ketika storage hardware menjadi kian terjangkau dan murah, masalah yang kini dihadapi adalah bagaimana menentukan relevansi dalam volume data yang besar dan bagaimana menganalisis untuk menciptakan nilai dari data yang relevan.

Kedua adalah velocity. Arus data yang cepat harus ditangani secara tepat waktu. Bereaksi cukup cepat untuk menangani kecepatan data merupakan tantangan bagi kebanyakan organisasi. Dan ketiga adalah variety yaitu data yang beragam dalam semua jenis format. Baik yang terstruktur seperti data numerik dalam database tradisional. Adapula dokumen tidak terstruktur seperti teks, email, video, dan audio.

Saat pembuat kebijakan menghadapi tantangan dalam mengerahkan, mengatur, dan memanfaatkan teknologi big data, diperlukan spesialisasi khusus dalam menyiapkan data yang dibutuhkan. SAS dapat membantu pembuat kebijakan mengatur siklus data secara keseluruhan, mulai dari data management sampai data discovery, dan pengembangan model analitik dan penyebarannya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved