Profile

Desainer Mel Ahyar Terinspirasi Pahlawan Tanpa Nama

Desainer Mel Ahyar Terinspirasi Pahlawan Tanpa Nama

Industri fesyen Indonesia merupakan industri yang penuh dengan persaingan ketat. Desainer muda yang terus muncul membuat industri ini semakin bergairah. Perhelatan Jakarta fashion week 2016 menjadi ajang para desainer untuk unjuk gigi. Pada tahun ini kebanyakan desainer melakukan kolaborasi, salah satunya adalah desainer kenamaan Mel Ahyar.

Wanita kelahiran Palembang, 22 Februari 1980 ini, berkolaborasi dengan kawan-kawannya yang tergabung dalam IPMI. Bersama dengan Carmanita, Danny Satriadi, Hian Tjen, TuTY Cholid, dan Yogi Pratama. Dalam kolaborasi ini Mel Ahyar membawa rancangannya yang bertemakan Shadows yang terinspirasi dari para pahlawan tanpa nama. Peragaan busanya sendiri dijadlwakan bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda.

12144102_1513970662247014_1127782577_n

Baginya peragaan fesyen ini merupakan salah satu cara untuk menghormati para pejuang yang mendukung kemerdekaan. “Saya yakin banyak pihak yang turun langsung atau secara diam-diam membantu kemerdekaan negara kita. Namun nama ereka tida tercatat dalam sejarah sehingga menjadi seperti kamuflase atau bayangan. Saya ingin memberiakn penghargan melalui koleksi ini,” terangnya.

Mel sendiri memiliki dua label yaitu Mel Ahyar Couture yang berdiri pada 2006 dan Mel Ahyar Happa pada 2010 dan Mel Ahyar pada tahun 2012. Mel Ahyar Happa sendiri merupakan second line yang menjual pakaian ready to wear karya lulusan ESMOD 2003 ini. Mengingat pasar ready to wear memiliki market yang cukup besar, meskipun ia sendiri mendalami tehnik couture.

Untuk memuaskan pecinta fesyen, ia pun mengibarkan label Mel Ahyar pada tahun 2012 yang menjual ready to wear dengan target pasar kelas menengah ke atas. Pengalamannya di industri fashion sudah tidak perlu diragukan lagi. sebelum membuka labelnya sendiri, ia pernah bekerja sebagai di desainer di label Mama & Leon di Bali selama 2 tahun.

Namun ia memutuskan untuk menjadi seorang desainer independen dengan mengambil Master Nouvelle Couture di ESMOD Paris International pada tahun 2005. Ia mampu lulus dalam waktu satu setengah tahun dan kembali ke Indonesia untuk mendirikan labelnya sendiri.

Desainer berbakat ini, selalu memasukan kultur Indonesia kedalam setiap rancangannya, meskipun karya tersebut dipamerkan di pameran fesyen internasional. Bakatnya sudah diperlihatkan semenjak ia berkuliah di ESMOD Jakarta. Ia pernah memenangi Best Pattern Maker Graduated 1 Year study di ESMOD Jakarta pada tahun 2001. Penghargaan ini merupakan penghargaan pertamanya.

Setelah itu pada tahun 2003 ia mendapatkan Special Jury Award Graduated 3 Years Study dan Special Jury Award for ‘140 Years French Fashion History’ dari kedutaan Perancis pada tahun 2003. Ia juga menjadi salah satu Best Graduated Nouvelle Couture, di ESMOD Perancis pada tahun 2006. Selain itu special award “Coup de Couer” dari Emanuel Ungaro pun disabetnya.

Anggun C. Sasmi, Andien Syah, Raline Shah, Agnez Mo, Ruth Sahanaya, Titi DJ, adalah beberapa artis yang menjadi langganannya. Selain itu rancangannya pun pernah digunakan Aktirs Belanda, Francisca Petri. Tak heran bila perhelatan fashion show-nya di Jakara Fahion Week menjadi salah satu perhelatan yang ditunggu-tunggu. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved