Pendidikan Eropa Masih Jadi Favorit
Penawaran pendidikan tinggi di Eropa saat ini menjadi tren tersendiri bagi pelajar Indonesia. Selain menawarkan pengalaman yang tidak bisa didapatkan di dalam negeri, menjalani pendidikan tinggi di Eropa menjadi nilai tambah tersendiri terutama dari segi kualitas, legalitas serta prestige. Oleh sebab itu, European Higher Education Fair (EHEF) kembali digelar guna memberikan informasi pada masyarakat yang ingin melanjutkan pendidikannya ke Eropa. EHEF sendiri diresmikan oleh Vincent Guérend, Duta Besar-designate Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam beserta Dewi Gustina Tobing, Direktur Kerja Sama Intra Kawasan Amerika dan Eropa dari Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta.
EHEF diselenggarakan untuk ke-7 kalinya di Indonesia. Kali ini, EHEF akan menampilkan 140 institusi pendidikan tinggi dari 14 negara Eropa dan berlangsung mulai tanggal 31 oktober hingga 1 November di Jakarta. Lalu, dilanjutkan dengan Yogyakarta pada tanggal 3 November 2015 serta EHEF Bali pada tanggal 5 November 2015.
EHEF diselenggarakan menanggapi suksesnya pameran EHEF sebelumnya dan semakin tingginya minat mahasiswa Indonesia yang ingin meneruskan kuliahnya di Eropa. Pada akhir tahun 2014, jumlah mahasiswa Indonesia yang berangkat untuk studi ke Eropa mencapai 5800 yaitu tiga kali lipat dari tahun 2011 atau meningkat lebih dari 30% dibandingkan dengan tahun 2013. Secara keseluruhan, lebih dari 9.000 mahasiswa Indonesia saat ini sedang belajar di Eropa.
“Bagi para mahasiswa, menempuh pendidikan di luar negeri bukan hanya sekedar mendapatkan ijazah, tetapi juga merupakan pengalaman sekali seumur hidup. Belajar di luar negeri dapat membuat mahasiswa menjadi lebih dewasa, memperluas wawasan, mempelajari bahasa asing, budaya, tradisi yang baru dan menjalin persahabatan dengan teman dari seluruh dunia. Hal semacam ini terjadi di Eropa. Pendidikan merupakan salah satu cara yang efektif untuk mempererat hubungan dan meningkatkan saling pengertian antar bangsa,” kata Guérend.
EHEF 2015 disambut positif oleh pemburu pendidikan luar negeri. Salah satunya adalah Eunike Margareth, seorang mahasiswa akhir dari sebuah universitas swasta di Jakarta. Ia menyatakan EHEF sangat membantu dirinya serta para masyarakat yang ingin melanjutkan pendidikannya ke Eropa.
“Bagi saya ini sangat membantu, karena tidak hanya menyediakan informasi, tetapi bisa untuk konsultasi langsung ke universitas yang dituju,” ujar Eunike.
Uni Eropa dan para negara anggotanya sendiri memang terkenal sering memberikan 1,600 beasiswa setiap tahunnya. Selain kerja sama di bidang pendidikan tinggi, Uni Eropa terus berkomitmen dalam kerja sama bilateral di bidang manapun.
“Uni Eropa juga mendukung pemerintah Indonesia dalam melaksanakan reformasi kebijakan dan strategi pendidikan melalui berbagai program kerja sama bilateral,” tambah Guérend.
“Banyak yang beranggapan dan khawatir banyak siswa dan profesional dari Indonesia yang telah menempuh pendidikan di luar negeri justru terpikat untuk tinggal di Eropa dan tidak kembali ke Indonesia sehingga mereka justru memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi di Eropa dan sebaliknya menyebabkan kerugian intelektualitas dan sumber daya di Indonesia. Anggapan itu tidak benar. Saya yakin bahwa mahasiswa dan profesional dari Indonesia mendapatkan pengalaman dan komunikasi sosial yang sangat berharga di Eropa untuk pengembangan keterampilan profesi dan jaringan mereka. Manfaat-manfaat inilah yang nantinya akan memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi negara Indonesia juga” tutup Dewi. (EVA)