Selain Eropa dan Jepang, Mesin Taiwan Jadi Alternatif Pilihan
Menurut Edwin Munir, Presiden Direktur PT Perkakas Rekadaya Nusantara (PRN), bagi pemain industri manufaktur, apalagi yang berada di bawah perusahaan BUMN, pemilihan mesin manufaktur dari negara Eropa atau Jepang, adalah suatu keharusan.
Namun, selain mesin buatan Eropa dan Jepang, mesin buatan Taiwan juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Meski terhitung pemain baru, namun kualitasnya tidak perlu diragukan, bahkan raksasa otomotif asal Jepang juga puas menggunakan mesin-mesin asal Taiwan.
“Bahkan, mesin manufaktur yang berasal dari Taiwan kualitasnya telah diakui oleh manufaktur jepang seperti Toyota, Daihatsu dan Yamaha. Hal ini telah dibuktikan oleh PRN yang telah menggunakan mesin manufaktur dari Taiwan sejak tahun 2003,” terang Edwin dalam acara kunjungan perwakilan Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) ke PRN, Subang, Jawa Barat (16/11).
Sementara itu, Eka Harja Sumantri, Technology & Development Director PRN menjelaskan, hingga kini PRN telah memasok komponen mesin untuk Toyota dan Daihatsu. Bahkan, seluruh under breaker motor Yamaha, termasuk varian motor terbarunya, diproduksi oleh PRN.
Eka mengaku pada awal kami perintisan usaha, partner bisnisnya sempat ragu menggunakan mesin dari Taiwan. Tetapi setelah ada hasil nyata kualitasnya, sampai sekarang partner bisnisnya masih menggunakan PRN untuk memasok komponen-komponen untuk merek Toyota, Daihatsu, dan Yamaha.
Dari total jumlah mesin yang dimiliki oleh PRN, lebih dari setengahnya adalah mesin Taiwan. Deded Suhandar, Production Director PRN mengemukakan. Dari segi durability, mesin Taiwan tidak berbeda jauh dengan mesin Jepang. Yang terpenting bagaimana perawatannya. Dan untungnya after salesnya juga sangat memuaskan.
After sales service dari Jaya Metal Teknika bahkan menurut Eka jauh lebih bagus dan responsif dibandingkan distributor mesin dari Jepang. Dia memberikan contoh soal distributor mesin Jepang yang memakan waktu cukup lama dalam proses after sales. Sebab, teknisi dan suku cadangnya semua dari Jepang Langsung.
“Sedangkan untuk mesin dari Taiwan hanya dibutuhkan waktu maksimal dua hari untuk prosesnya. Bahkan jika kerusakannya cukup mengganggu, dipinjami mesin pengganti untuk kelanjutan proses produksi perusahaan,” jelas Eka. Soal harga, diakui Eka jauh lebih ekonomis. Dengan menggunakan mesin dari Taiwan, ia bisa menghemat sekitar 30%. Sedangkan mesin Jepang dan Eropa hanya sekitar 10-20%. (EVA)