Editor's Choice Youngster Inc. Siapa Dia

Mira Setiady

Mira Setiady

Dengan latar belakang disiplin ilmu desain grafis, tidak menghalangi Mira Setiady untuk belajar sesuatu yang baru, termasuk bidang keuangan. “Karena saya punya keyakinan kalau saya mau belajar, pasti bisa. Apa pun jika ditekuni akan berhasil,” ujar kelahiran Semarang, 20 Desember 1982 ini. Kemauan belajar dunia keuangan yang tinggi itulah yang membuatnya mahir menganalisis laporan keuangan, sehingga dia dipercaya menjadi Direktur Keuangan PT Sri Rejeki Isman Tbk. (Sritex) sejak tahun 2009.

Mira Setiady

Sebagai raksasa tekstil, Sritex memiliki banyak anak perusahaan untuk mendukung bisnis utama. Perputaran uang semakin cepat dan banyak membutuhkan orang yang berkompeten untuk mengurus keuangan perusahaan. Maka, Mira bersama dua direktur keuangan lain bertanggung jawab untuk mengkaji keluar masuknya uang dan utang perusahaan.

Kesibukannya sebagai Direktur Keuangan Sritex itu patut dimaklumi. Sebab, Sritex adalah pemasok seragam militer ke 100 negara, salah satunya Rusia, yang notabene pasarnya sulit ditembus. Belum termasuk pasar dalam negeri yang harus diurusi. “Jadi, tantangan saya adalah bagaimana mengatur keluar masuk uang perusahaan untuk transaksi dalam negeri ataupun ekspor secara detail dan tertib,” ujar lulusan S-1 Jurusan Art Communication untuk Grafis & Digital dari KVB University, Sydney, Australia ini.

Dijelaskan Mira, hingga Juni 2015, Sritex mencatat kenaikan penjualan 30% dari US$ 278 juta menjadi US$ 362 juta. Kenaikan ini ditopang oleh peningkatan yang signifikan di hampir semua divisi, yaitu 26% di divisi benang, 13% divisi kain mentah, 22% divisi kain jadi dan 94% divisi pakaian jadi. Sementara itu, laba bersih pada periode yang sama tercatat US$ 30,09 juta atau naik 136,5% dibanding Juni 2014 (US$ 12,72 juta).

“Memang tim keuangan yang saya bawahkan orangnya tidak banyak, tapi pekerjaan ini cukup rumit. Untunglah, kerja keras kami terbayar dengan kinerja keuangan Sritex yang bagus di tengah lesunya ekonomi nasional. Sebanyak 80% produk Sritex diekspor ke 100 negara dan 20% untuk pasar domestik,” ungkap pehobi melukis, main piano dan penikmat lagu klasik itu.

Sebelum bergabung dengan Sritex, Mira mengaku pernah bekerja di Bulletin Indonesia selama satu tahun. Setelah itu, dia merintis bisnis sendiri. “Ceritanya, selulus kuliah itu, saya ingin menerapkan ilmu seni desain grafis dan saya hobi melukis, sehingga ada ide buka usaha bisnis kartu ucapan yang dipasarkan melalui toko buku Kinokuniya dan lainnya,” tutur wanita yang banyak menghabiskan waktu untuk belajar dan kuliah di luar negeri itu. Setelah menamatkan SMP Bintang Laut di Solo, Mira dikirim orang tuanya menuntut ilmu ke SMA di Singapura dan kuliah di Australia.

Ke depan, Mira bertekad untuk terus menggali ilmu keuangan baik secara otodidak, literatur maupun kursus singkat. Penguasaan teori ini diperkaya dengan pengalaman di lapangan dalam menangani beberapa persoalan keuangan internal dan eksternal yang dihadapi. Bagi ibunda Emma (3,5 tahun) ini, dunia keuangan yang kata orang rumit ini, dinamis dan enjoy dijalaninya.

Eva M. Rahayu/Maria H. Azzahra


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved