Mendag Thomas Lembong: Harga Karet Kian Menantang
Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengatakan harga karet yang menurun menjadi perhatian International Tripartite Rubber Council (ITRC). “Jelas sekali, tren harga karet alam masih belum kondusif dalam beberapa tahun terakhir dan kian menantang,” ucap Thomas di Jakarta, Kamis, 3 Desember 2015.
Harga karet alam merosot di bawah harga produksi. Stok dan produksi karet global juga turun. Dalam rilis ITRC disebutkan penelitian International Rubber Study Group (IRSG) menyatakan stok karet alam pada September 2015 sebesar 2,8 juta ton dibandingkan di 2014 yang mencapai 3,2 juta ton.
Laporan lain oleh LMC menyebutkan, pada September 2015, stok karet alam 2 juta ton. Nilai ini lebih rendah 0,8 ton dibandingkan IRSG.
Data Association of Natural Rubber Producing Countries (ANPRC) juga memperkirakan produksi akan menurun 0,1 persen, dari 10,95 juta ton menjadi 10,94 juta ton. Penurunan produksi ini karena harga karet yang masih rendah, sehingga mengakibatkan banyak pengusaha karet banting setir ke sektor lain.
Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Bachrul Chairi menuturkan harga jual dan biaya produksi karet hampir sama. Hal ini menyebabkan petani hampir tidak memperoleh keuntungan sama sekali.
Bachrul mengatakan harga karet alam sekarang sebesar US$ 1,2 per kilogram. Padahal, pada 2012, harga karet bisa mencapai US$ 4,9 per kg. “Perkiraan kami sekarang, yang penting bisa keluar saja dari US$ 2,5 per kg sudah baik,” ujar Bachrul.