Listed Articles

BCA Cetak Laba Kuartal I Rp 1,9 Triliun

BCA Cetak Laba Kuartal I Rp 1,9 Triliun

 Â

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) memperoleh laba bersih triwulan I-2010 sebesar Rp 1,9 triliun meningkat 18,3 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Demikian diungkapkan Presiden Direktur BCA, D.E. Setijoso. pada acara analyst meeting kinerja BCA triwulan I-2010 di Jakarta.

Â

BCA mampu menjaga kestabilan total pendapatan yang terdiri atas pendapatan bunga dan nonbunga sebesar Rp 4,8 triliun atau lebih rendah dibandingkan posisi tahun sebelumnya Rp 4,9 triliun.

Â

“Setelah melewati masa krisis ekonomi dan keuangan global, saat ini kami memasuki era baru yang ditandai oleh rendahnya tingkat suku bunga dan optimisme terhadap perkembangan ekonomi yang sedang berlangsung,” jelas Setijoso.

Â

Data BCA mengungkapkan, return on asset (ROA) perusahaan tercatat 3,4 persen dan return on equity (ROE) mencapai 30,9 persen. Sementara itu, rasio kecukupan modal (CAR) berada pada level 16,4 persen dan posisi secondary reserve tercatat sebesar Rp 79 triliun atau 27,8 persen dari total aktiva.

Â

BCA juga mencatat dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 15,7 persen (year on year/yoy) menjadi Rp 242,3 triliun pada Maret 2010. Dana giro menjadi Rp 53,7 triliun atau naik 18 persen, sedangkan tabungan meningkat 11,1 persen menjadi Rp 122,3 triliun.

Â

Per Maret 2010, komposisi dana giro dan tabungan adalah sebesar 72,6 persen dari total DPK. “BCA mencatat pertumbuhan signifikan dari transaksi perbankan pada kuartal I dan kami akan terus berupaya meningkatkan kenyamanan dan kepuasan nasabah dalam melaksanakan transaksi perbankan,” imbuhnya.

Â

Sementara pada periode yang sama portofolio kredit BCA tumbuh 12,7 persen (yoy) Â menjadi Rp 120,9 triliun pada akhir triwulan I-2010 didukung pertumbuhan kredit sektor konsumer. Kredit konsumer tumbuh 34,7 persen (yoy) menjadi Rp 28,4 triliun pada akhir Maret 2010 dibandingkan posisi sama tahun lalu sebesar Rp 21,1 triliun.

Â

Kredit UKM dan komersial mencatat pertumbuhan moderat 11,9 persen (yoy) menjadi Rp 46,6 triliun terutama disebabkan banyaknya pelaku usaha menerapkan kebijakan baru terkait kebijakan baru terkait dengan persediaan barang (inventory) sejalan dengan ekspektasi atas level inflasi yang rendah.

Â

Selain itu, penerbitan obligasi oleh perusahaan korporasi top-tier telah menyebabkan pelunasan kredit sehingga sektor korporasi membukukan pertumbuhan marjinal sebesar 2,4 persen (yoy) menjadi Rp 45,7 triliun pada akhir kuartal I-2010.

Â

“BCA secara aktif memantau dan mengawasi portofolio kredit untuk menjaga kualitas kredit yang dimiliki. Rasio kredit bermasalah (NPL) BCA berada pada level rendah 0,8 persen dengan rasio cadangan terhadap NPL tercatat 365,6 persen,” Setijoso menegaskan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved