Separuh Kawasan Industri di Jawa Barat Belum Terisi
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta bupati/walikota agar mempermudah proses perizinan di kawasan industri karena belum separuhnya terisi. “Masih ada 54 persen belum termanfaatkan,” kata dia di sela membagikan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran tahun 2016 di Gedung Sate, Bandung, Kamis, 17 Desember 2015.
Aher, sapaan Ahmad Heryawan mengatakan, Jawa Barat merupakan pusat industri manufaktur Indonesia dengan 53 persen industri manufaktur ada di Jawa Barat. “Jawa Barat merupakan provinsi dengan kawasan industri paling banyak, tercatat ada 25 kawasan industri,” kata dia.
Puluhan kawasan industri itu paling banyak berada di lima daerah di Jawa Barat yaitu di Bekasi, Bogor, Karawang, Purwakarta, dan Bandung. “Paling kecil 200 hektare, dan terbesar 2 ribu hektare. “Catatan BKPM (Badan Koordinasi Penanam Modal) baru 46 persennya termanfaatkan,” kata Aher.
Aher mengatakan, Presiden Joko Widodod meminta agar semua bupati/walikota memberikan perhatian pada percepatan proses perizinan investasi. “Kami atas nama pemerintah pusat meminta khusus pada bupati/waliktoa terkati untuk memperlancar promosi kawasna industri supaya semakin banyak industri manufaktur hadir. Masih banyak kawasan industri yang belum termanfaatkan,” kata dia.
Menurut Aher, pemerintah berperan membantu melancarkan kegiatan perekonomian masyarkat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Diantaranya dengan memberikan layanan perizinan dan layanan publik lainnya yang cepat, mudah, dan murah.
Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Jawa Barat Dadang M Masoem mengatakan, investasi saat ini sengaja didorong masuk ke kawasan industri. “Ongkos sosialnya terlalu tinggi kalau di luar kawasan industri,” kata dia di Bandung, Kamis, 17 Desember 2015.
Namun dia optimistis, investasi asing dan dalam negeri di Jawa Barat pada tahun ini bakal melampaui target. Jawa Barat mematok target realisasi investasi Rp 91 triliun hingga akhir tahun ini, sementara pada catatan terakhir pada Oktober lalu sudah menembus Rp 80 triliun. Proporsinya 60 persen PMA (Penanamam Modal Asing) dan selebihnya PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri). “Tahun depan targetnya Rp 101 triliun,” kata dia.
Tiga negara masih mendominasi penanaman modal asing di Jawa Barat yaitu Jepang, Korea Selatan, serta Singapura. Selain ketiga negara itu, Malaysia juga melirik pengembangan usaha kecil dan menengah di Purwakarta.
Majelis Amanat Rakyat (MARA) Selangor, Malaysia, akan melakukan kerjasama dalam pengembangan Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. “Kami sangat tertarik,” kata Corporate Advisor MARA, Datuk Roy Azlan, saat bertemu dengan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, di Bale Negeri, Kamis, 17 Desember 2015.
Azlan mengungkapkan ketertarikan melakukan kerjasama dengan Pmerintah Kabupaten Purwakarta setelah pihaknya mendengar pidato Dedi tentang perekonomian berbasis pedesaan di perhelatan ASEAN Enterpreneurship Summit 2015 di Kualumpur, Malaysia, beberapa waktu lalu.
MARA berada di bawah Kementerian Pengembangan Nasional dan Desa Malaysia. Lembaga ini secara khusus difokuskan kepada bidang yang berkaitan dengan peluang UMKM Yang ada di daerah rural dan pedesaan.