Ambisi Eddy Sudibyo Bikin 1.000 Outlet Hulala
Kenikmatan es krim takkan habis dalam satu-dua suap. Dinginnya es berpadu dengan lezatnya rasa buah-buahan segar bikin lidah tak henti bergoyang. Tak heran kalau es krim adalah salah satu menu kudapan favorit masyarakat, terutama di daerah tropis seperti Indonesia. Inilah peluang yang dilirik Eddy Sudibyo beserta istri tercinta.
Masa keemasan di bisnis tour and travel sudah lewat. Namun, perjalanan bisnis selama 11 tahun akhirnya harus disudahi karena kompetisinya tak lagi menggembirakan. Mereka mesti head to head dengan maskapai yang menawarkan kemudahan lewat teknologi mutakhir. Para pelancong juga kian dimanjakan dengan banyaknya online travel.
Keputusan untuk hijrah akhirnya diambil. Berkat hobi melancong ke banyak negara, Eddy dan istri akhirnya mantap memulai bisnis Hulala Ice Cream Roll. Ia melihat kudapan jenis ini selalu laris diburu pelanggan, tak hanya di Indonesia. Ada beberapa hal yang membuat mereka yakin bisnis barunya ini bisa diterima masyarakat, yaitu cooking demo.
Artinya, masyarakat bisa melihat langsung es krim pesanannya dibuat. Dengan demikian, ada keterbukaan dari awal pembuatan es krim sampai ke tangan konsumen. Faktor kesehatan jelas menjadi pertimbangan karena es krim tak disimpan dalam freezer.
“Lebih dari separuh, orang beli setelah melihat cooking demo-nya. Bagaimana es krim dibuat. Setelah melihat cara buatnya, dia beli untuk tahu rasanya. Dia bilang ke komunitasnya kemudian menyebar lewat media sosial,” kata Eddy selaku Master Franchise Hulala Ice Cream Roll.
Dengan menggandeng rekan kerja di Magelang untuk membuat mesin es krim, pria yang pernah menjadi orang nomor satu di perusahaan distribusi gas nasional ini meracik bahan es krim. Proses ini memakan waktu cukup lama karena penikmat es krim berasal dari segala usia. Jika terlalu manis, rasa es krim yang dihasilkan hasil perpaduan dengan buah segar bisa terganggu.
Hulala dibuat khusus untuk pasar kelas menengah. Harganya berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 30.000 per cup. Kelas tersebut dipilih untuk mengisi kekosongan pasar yang tidak digarap pemain seperti Wall’s, Campina, Haagen-Dazs, dan Baskin-Robbins.
“Market kelas menengah ini sangat besar. Penikmat es krim kami, 80% mulai anak SMP hingga orang dewasa usia di bawah 30 tahun. Harga sebesar itu pas di kantong mereka,” katanya.
Berkat keunikannya, Hulala Ice Cream Roll banyak dibicarakan di media sosial. Foto-foto selfie para pembeli menjadi viral di Facebook, Twitter, dan Instagram. Tak heran, belum genap setahun sudah berdiri lebih dari 170 outlet di seluruh Indonesia.
“Saya punya mimpi memiliki 1.000 outlet Hulala. Ini tidak muluk-muluk dan sepertinya akan tercapai dalam jangka menengah, mungkin 2 tahun ke depan. Saya berpikir di 2016 sudah ada 500-an outlet,” katanya.
Hulala menawarkan 2 paket franchise dengan investasi sangat terjangkau dan tingkat pengembalian rata-rata 3 bulan. Mitra punya kesempatan meraih margin keuntungan hingga 300% setahun. Paket pertama, dengan satu mesin es krim, investasi hanya Rp 25 juta. Hanya dengan menambah Rp 10 juta, mitra akan mendapat dua mesin es krim.