Marketing Strategy

Royal Philips Targetkan 100 Puskesmas Gunakan MOM

Cara kerja penggunaan MOM ini adalah bidan akan dilengkapi dengan tas yang berisi laptop, alat pengukur tensi, timbangan, thermometer, alat pendeteksi detak jantung janin, meteran, urine protein, hemoglobin level, blood glucose, dan riwayat kesehatan. Tas yang dilengkapi roda ini akan dibawa bidan ketika melakukan kunjungan pasien di luar Puskesmas. Aplikasi MOM tersedia di ponsel dan juga PC.

Jika dulu bidan mengisi riwayat kesehatan di buku, sekarang bidan mengisinya melalui aplikasi. Pengisian dapat dilakukan secara online dan juga offline. Data yang tersimpan di MOM akan disimpan di sistem cloud sehingga dokter spesialis dapat memantau perkembangan ibu hamil meski ada di tempat yang berbeda. Jika ada masalah, dokter spesialis dapat memerintahkan bidan untuk segera mengambil tindakan.

“Kebanyakan kasus kematian ibu di daerah terpencil terjadi ketika ibu sudah berada di ruang persalinan. Hal ini dikarenakan tidak adanya pengecekan dini. Dengan MOM deteksi dini bisa dilakukan oleh bidan dan dokter pun bisa memantau dan juga mengambil tindakan jika terjadi sesuatu meskipun sang dokter tidak berada di tempat. Misalnya ketika bidan melakukan kunjungan ke pasien A, berat si ibu mengalami penurunan. Bidan mencatat tentang ini di MOM. Dokter yang ada di Jakarta membaca laporan di MOM. Lalu dia bisa langsung memerintahkan bidan untuk melakukan pengecekan a,b,c. Sehingga resiko kematian ibu bisa dikurangi,” ujar Suryo Suwignjo, Direktur Utama Philips Indonesia.

Royal Philips mengeluarkan investasi sebesar US $ 2-4 juta untuk pembuatan software MOM. MOM menyasar Puskemas yang terletak di luar perkotaan. Di 2016 ini Royal Philips menargetkan 70-100 Puskemas yang menggunakan MOM. “Ada 9.000 Puskemas di Indonesia. MOM baru kami luncurkan tahun ini, jadi kami targetkan 70-100 dulu karena yang penting untuk sekarang adalah edukasinya,” tutupnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved