Corporate Action Corporate Action

Sawit Sumbermas Siapkan Belanja Modal US$ 50 Juta

Sawit Sumbermas Siapkan Belanja Modal US$ 50 Juta

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk., (SSMS), emiten perkebunan sawit, menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) di tahun 2016 sebesar US$ 40-50 juta. Sumber pendanaan capex berasal dari kas internal perseroan. Penggunaan capex tersebut diantaranya untuk pengembangan usaha perseroan. “Salah satu rencana pengembangan usaha adalah untuk mengakuisisi lahan perkebunan,” kata Harry M. Nadir, Sekretaris Perusahaan dan Direktur Independen Sawit Sumbermas Sarana, di Jakarta.

Perihal rencana akuisisi lahan perkebunan di tahun 2016, Harry menyebutkan pihaknya belum bisa menginformasikannya lebih rinci. “Jumlah perusahaan perkebunan atau namanya yang akan diakuisisi belum bisa kami sampaikan,” ucap Harry.

Sawit Sumbermas Sarana akan terus melanjutkan strategi mengakuisisi perkebunan sawit yang sudah tertanam dan berusia muda. “Tanaman yang muda itu umurnya sekitar 7 tahun. Kami memilih akusisi lahan perkebunan yang sudah tertanam agar lebih cepat menunjang bisnis perusahaan,” terangnya.

Menurut Harry, struktur permodalan perseroan masih cukup baik untuk meningkatkan atau menambah luas lahan perkebunan sawit melalui strategi akuisisi tersebut. “Kami juga lebih memilih yang lokasinya di sekitar propinsi Kalimantan Tengah untuk memenuhi landbank yang berkurang,” kata Harry. Perseroan berharap strategi mengakuisi bisa meningkatkan produksi dan memperluas area tertanam.

Manajemen SSMS menyakini strategi akuisisi yang ditempuh ini akan mampu meningkatkan sinergi operasional dan kinerja perseroan, sekaligus memperkokoh eksistensi SSMS di antara perusahaan perkebunan nasional SSMS pada 2015 mengakuisisi perkebunan kelapa sawit milik PT Menteng Kencana Mas (MKM) dan PT Mirza Pratama Putra (MPP). “Dengan mengakuisisi dua perusahaan perkebunan itu, kami mendapatkan tambahan area tertanam seluas 26.800 hektar, sehingga luas lahan perseroan saat ini mencapai 99.618 Ha, dengan luas tertanam 66.693 Ha,” kata Harry.

"Harry

Perkebunan MKM dan MPP yang diakuisisi SMS itu berada di Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Nanga Bulik, Provinsi Kalimantan Tengah. Perkebunan ini juga sudah terdapat program plasma yang manfaatnya dapat langsung di nikmati oleh masyarakat lokal. Akuisisi lahan perkebunan MKM dan MPP mengkonsolidasikan semua perkebunan sawit milik SSMS serta meningkatkan potensi produksi dan meningkatkan sinergi operasional perseroan.

“Akuisisi 100% kepemilikan atas MPP oleh anak perusahaan PT Mitra Mendawai Sejati, nilai transaksinya US$ 15 juta. Sumber pembiayaan dari kas internal dengan dukungan pinjaman perbankan,” ujar Harry. Perseroan melalui anak perusahaanya itu juga yang mengambil alih MKM. “Nilai transaksinya US$ 35 juta, sumber pembiayaan dari kas internal dan pinjaman bank,” tambah Harry.

Selain itu, SSMS di tahun 2015 melepas dua anak perusahaan PT Sawit Mandiri Lestari (SML) dan PT Ahmad Saleh Perkasa (ASP). Alasan dibalik aksi korporasi ini adalah karena lahan dari kedua perusahaan tersebut yang masih harus memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam pembukaan lahan perkebunan baru. Pengurusan persyaratan lahan yang berlarut-larut ini menyebabkan target perusahaan menjadi agak sulit tercapai sebagaimana yang telah di tetapkan dalam business plan perseroan. “Dengan pelepasan kedua perusahaan ini, landbank SSMS menjadi berkurang, akan tetapi jumlah kebun tertanam juga meningkat dan diharapkan dapat meningkatkan produksi perusahaan kedepan mengingat kebun-kebun tersebut sebagian besar masih dalam usia kurang dari 5 tahun,” kata Harry. SML dan ASP dijual ke PT Agro Jaya Gemilang dan PT Metro Jaya Lestari. Nilai penjualan SML sebesar Rp 150 miliar dan ASP Rp 139 miliar.

Sumber Sawitmas melantai di Bursa Efek Indonesia pada 12 Desember 2013. Perseroan meraup dana segar dari penawaran umum perdana saham (IPO) sebesar Rp 1 triliun. Penggunaan dana IPO per Oktober 2015 sudah digunakan untuk pengembangan usaha sebesar 60,5%, atau senilai Rp 594 miliar dari jumlah dana IPO. Perseroan juga menggunakan dana IPO untuk membayar utang Rp 245 miliar atau porsinya 25%, modal kerja senilai Rp 142 miliar atau 14% dari jumlah total dana IPO. “Semua dana IPO sudah habis digunakan oleh perseroan,” pungkas Harry. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved