Resep Sritex sebagai Brand Lokal Mendunia
Ada yang kenal dengan merek top Zara, Uniqlo, JCPenney, New Yorker, dan Sear? Ternyata, produk mereka dipasok dari brand lokal di Indonesia, yakni PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Dari hanya jualan di Pasar Klewer, pendirinya HM Lukminto sukses membawa produsen tekstil dan garmen ini menjadi perusahaan terbesar di wilayah Asia Tenggara.
Sritex adalah pemasok seragam militer ke lebih dari 30 negara di dunia, tak hanya TNI-Polri. Mereka bahkan dipercaya memproduksi seragam militer NATO. Tak hanya seragam, mereka juga memproduksi perlengkapan seragam militer seperti ransel, topi, tenda, rompi, decker, sarung tangan hingga jaket. Hebatnya lagi, mereka sudah mulai memasok seragam militer ke banyak negara sejak tahun 1994.
“Agar pertumbuhan bisnis bisa sustain, kami melakujkan ekspansi kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi, memperluas diversifikasi produk, dan jaringan pelanggan. Saat ini, produk Sritex sudah ada di 55 negara di seluruh dunia,” kata Presiden Direktur Sritex, Iwan Setiawan Lukminto.
Produk andalan Sritex meliputi benang, kain mentah, kain jadi, dan pakaian jadi yang meliputi seragam militer, seragam perusahaan, serta fesyen dari merek-merek ternama di dunia. Penetrasi produk mereka di pasar luar negeri lumayan besar, yakni benang 55%, kain mentah 45%, kain jadi 45%, dan pakaian jadi 65%.
“Penjualan kotor per September 2015 meningkat 13,4% dibanding periode yang sama tahun 2014. Itu seiring kenaikan pesanan di semua divisi dan tambahan terbesar dari divisi garmen baik seragam militer maupun fesyen. Selain itu, harga jual maupun volume produknya juga naik,” katanya.
Menurut Iwan, perseroan berkomitmen terus melakukan inovasi untuk pengembangan produk yang berkualitas dan punya nilai tambah tinggi dengan dukungan teknologi mutakhir. Produk jenis itu punya margin keuntungan yang jauh lebih besar. Pemasaran juga aktif dilakukan lewat pameran-pameran serta melalui agen-agen pemasaran di luar negeri seperti di Australia, Jerman, UEA, Hong Kong, Singapura, dan Amerika.
“Kami punya tim andal di bidang produksi, desain, dan marketing. Mereka adalah orang-orang yang berpengalaman di bidangnya selama puluhan tahun. Kami juga mempekerjakan tenaga kerja asing untuk memperkuat tim. Rekrutmen biasanya dari referensi karyawan serta rekan bisnis,” katanya.
Hingga kuartal III 2015, Sritex membukukan pertumbuhan penjualan kotor menjadi US$ 475 juta, dengan marjn laba bersih US$ 38 juta. Pada tahun 2016, Sritex menargetkan perolehan laba bersih sekitar US$ 60-67 juta dengan Ebitda US$ 130-143 juta. (Reportase: Syukron Ali)