Profile

Dimas Wijaya Dirikan Startup Tanpa Restu Orang Tua

Dimas Wijaya Dirikan Startup Tanpa Restu Orang Tua

Langkah Made Dimas Wijaya (27 tahun) bersama beberapa kawannya mendirikan startup Ahlijasa.com bukan pilihan yang mudah. Pertama-tama ia harus menghadapi penolakan orang tua yang sangat tidak setuju jika Dimas meninggalkan kursi empuknya di Bank of America Merrill Lynch, di Singapura. Maklum kedua orang tuanya khawatir dengan plihan Dimas, musababnya, ia dianggap tidak memiliki bakat atau darah entrepreneur Kedua orang tuanya tidak memiliki sejarah sebagai pengusaha.

Apalagi ketika memutuskan untuk membuka usaha sendiri, Dimas bisa dikatakan punya posisi yang bagus, yaitu sebagai Assistent Vice President. Sebuah track record yang membanggakan karena orang tuanya juga punya latar belakang karier sebagai bankir. “Waktu saya bilang ke orang tua mau buka usaha, tapi mereka tidak setuju dan bertanya apakah saya punya darah enrepreneur. Namun, saya meyakinkan yang penting orang tua percaya saja. Untuk menjadi entrepreneur tidak harus punya darah entrepreneur, ” ujar Dimas.

Dimas bercerita, sempat dibuat pusing dengan pilihan hidupnya tersebut. Ia sampai harus merasakan kantong kosong karena tidak lagi menerima gaji dalam jangka waktu cukup lama dan tidak bisa pulang ke rumah di Indonesia.. “Itu juga satu tantangan jadi entrepreuneur, saya bilang ke diri saya sendiri ketika sudah mengambil keputusan harus maju. Selama tidak berhenti tidak akan gagal,” ujarnya.

Dimas Wijaya

Faktanya, usaha Dimas tidak sia-sia. Startup yang didirikannya bersama kawannya Jay Jayawijayaningtiyas berhasil mendapatkan pendanaan dari angel investor dari Singapura sebesar 6 digit dollar. Meski tidak disebutkan namanya, diinformasikan bahwa putaran pendanaan ini dipimpin oleh seorang pengusaha tambang ternama Singapura.

Baru-baru ini Ahlijasa juga memenangi kompetisi tingkat regional Startuppedia ASEAN Challenge 2016 yang diselenggarakan oleh firma venture capital asal Silicon Valley, Fenox Venture, dan memperoleh hadiah sebesar US$ 50 ribu.

Di Ahlijasa, Dimas menjabat sebagai Chief Tecnology Officer, sedangkan kawannya, Jay sebagai Chief Executive Officer. Latar belakang pendidikannya yang merupakan Master of Computing di National University of Singapore, menjadikannya Dimas cocok mengemban jabatan tersebut. Di Merrill Lynch ia pernah menduduki sebagai Tecnology Analyst selama hampir 4 tahun. “Latar pendidikan saya memang S1 dan S2 berhubungan dengan komputer dan sistem informasi. Saya mengambil S1 dan S2 di Singaapura,” ujarnya.

Dalam presentasinya, Dimas mengatakan, aplikasi Alihjasa sudah melayani 1.500 pelanggan, 150 mitra, dengan 40 order per hari. Selain itu, pada periode 24 Januari-19 Februari 2016, aplikasi Ahlijasa sudah di-instal sebanyak 1.844 kali. Hingga akhir tahun 2016 nanti, Alihjasa menargetkan untuk dapat melayani 180-500 pesanan setiap harinya. “Terkadang konsumen tidak memberikan kritik dan saran dengan eksplisit, sehingga kami harus benar-benar mendengarkan umpan balik dari konsumen. Berbagai cara akan kami gunakan, seperti data mining, wawancara, atau menghubungi konsumen secara langsung,” ujar Dimas

Ia punya saran untuk para pemuda yang ingin terjun dalam bisnis starup teknologi, untuk bisa pintar mencari masalah. “Yang paling penting dari startup itu adalah kalian mulai dulu dengan pertanyaan yang simpel: adakah masalah yang bisa dipecahkan oleh produk itu?.” (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved