Management Strategy

Satu Lagi, E-commerce Negeri Tiongkok Merangsek Pasar Indonesia

Satu Lagi, E-commerce Negeri Tiongkok Merangsek Pasar Indonesia

Belum lama ini Alibaba Group mengakusisi saham Lazada Group sebesar US$ 1 miliar dan bakal menjadi penguasa e-commerce di kawasan Asia Tenggara. Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar di kawasan ini, secara otomatis, dengan langkah akusisi tersebut membuat e-commerce asal Tiongkok itu ingin menjadi yang terbesar di Indonesia. Tidak heran jika Indonesia menjadi magnet bagi pelaku e-commerce dunia. Bagaimana tidak, Menkominfo Rudiantara menyebut pada tahun 2020 nilai transaksi ecommerce di Indonesia diproyeksikan bakal mencapai US$ 130 miliar.

Maka, tidak heran, sebelum Alibaba Group merangsek masuk ke Indonesia, raja ritel online asal Tiongkok ini sudah lebih dulu menggarap pasar ecommerce Indonesia. Tepatnya pada November 2015. Bahkan, bukti keseriusannya terlihat dengan digunakannya domain lokal di sini menjadi JD.ID. Tahun ini, JD.ID berencana akan mengembangkan pusat pengiriman dan pengambilan barang di se-antero Nusantara, seperti layaknya di China yang memiliki ribuan lokasi. Untuk itu, mereka akan merekrut tenaga lokal yang siap dicetak menjadi profesional di bidang e-dagang.

JDID

Beberapa kelebihan disebut dalam websitenya, mereka memiliki gudang sendiri di Jakarta dengan beberapa drop point di berbagai wilayah dan menggunakan jasa pengiriman khusus yang dijamin cepat dalam pengiriman barang. Untuk wilayah Jabodetabek, memberikan layanan Jet Turbo, yaitu “Belanja Sekarang, Besok Tiba”. Sejak enam bulan beroperasi, tingkat kepuasan pelanggan sangat tinggi, terlihat dari review pelanggan yang umumnya memberikan rating bintang 5, setelah mereka berbelanja. Kebanyakan dari mereka kagum akan kecepatan pengiriman, harga yang kompetitif, barang asli, dan sesuai dengan yang ditawarkan

JD (Jingdong Mall) merupakan salah satu jajaran perusahaan internet terbesar di dunia yang memiliki karyawan lebih dari 62 ribu dan berhasil mencatat income mencapai $18,5 milyar. JD.COM didirikan oleh Richard Liu pada bulan Juli 1998 dan merambah ke platform B2C online di Januari 2004. Richard Liu mengawali toko online-nya ini dengan menjual magneto-optical dan terus berkembang dengan cepat menjual produk elektronik, ponsel, komputer, dan lain-lain.

Sebagai toko online yang terpercaya, menurut iResearch, JD.COM berkembang pesat menjadi perusahaan direct online sales terbesar di China dengan market share 49% di Q4 2014 dari total GMV (Gross Market Value). Menurut laporan perusahaan di Q3 2015, JD.COM berhasil membukukan sekitar 862.5 juta transaksi, memiliki 196 gudang di 46 kota, 4.760 pusat pengiriman dan pengambilan barang (pickup station) di seluruh distrik di China, dan memiliki 131,9 juta pelanggan aktif.

Di negara asalnya, Tiongkok, JD.COM menggunakan sistem pergudangan menggunakan teknologi tinggi untuk otomatisasi transaksi yang berkapasitas 16.000 paket perjam atau 100.000 transaksi per hari yang dioperasikan secara mandiri oleh JD.COM. Hal itu untuk menjaga kepuasan pelanggan dalam kecepatan pengiriman dan quality control yang dikelola oleh personil yang profesional.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved