Djarum Foundation Gelar SMK Weekend di Kudus
Diharapkan dapat menarik minat siswa di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) menjadikan SMK sebagai pilihan sekolah lanjutan atas. Sebanyak 27 SMK berpartisipasi dalam kegiatan ini, menginformasikan 28 jurusan yang tersedia dan 8 jurusan di antaranya merupakan jurusan unggulan yang didukung penuh oleh Djarum Foundation.
Kudus kini menjadi kota rujukan dalam mengembangkan dunia pendidikan berbasis kejuruan. Sejak tahun 2007, jumlah murid di jenjang Sekolah Menengah Kejuaruan (SMK) terus mengalami peningkatan. Bahkan siswa dan siswi dari berbagai daerah mulai berdatangan untuk mendaftar sebagai pelajar SMK di Kudus.
Sejak tahun 2012, Bakti Pendidikan Djarum Foundation bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kudus telah menjalankan program Peningkatan Kualitas Sekolah Menengah Kejuruan. Dalam program ini, peran Djarum Foundation meliputi; pengembangan kurikulum, pelatihan guru dan juga penyediaan infrastruktur sekolah.
Jurusan yang dikembangkan berfokus pada jurusan yang memiliki potensi permintaan sumber daya manusia pada bidang pekerjaan berpenghasilan tinggi, seperti: Bidang teknologi informasi, penerapan kurikulum Cisco Networking Academy Program (CNAP) di SMK jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, bertujuan untuk meningkatkan lulusan terampil dengan sertifikasi yang diakui seluruh dunia.
Di bidang teknik, SMK jurusan Teknik Mesin bekerjasama dengan institusi dari Jerman dalam program pengembangan kurikulum dan pengoperasian peralatan canggih untuk praktikum siswa. Di bidang kelautan, SMK Wisudha Karya menjadi satu-satunya sekolah pelayaran tingkat SMK di Indonesia yang memiliki fasilitas full mission bridge simulator. Melalui paket keahlian Nautika Kapal niaga, sekolah ini mempersiapkan perwira muda di bidang navigasi kapal niaga.
Sedangkan paket keahlian lainnya yang juga dikembangkan di bidang kelautan adalah Teknika Kapal Niaga. Dilengkapi dengan ruang mesin kapal, para calon perwira muda disiapkan untuk menjadi ahli pemesinan kapal niaga. Lulusan dari masing-masing paket keahlian tersebut akan memperoleh Certificate of Competency Class 4 yang diakui dunia internasional. Sementara bidang ekonomi kreatif, ada 3 jurusan yang dikembangkan yaitu Tata Boga, Tata Busana dan Animasi.
Jurusan Tata Boga menerapkan kurikulum yang mewajibkan para siswa untuk sanggup menguasai minimal 30 ikon kuliner tradisional Indonesia. 3 murid terbaik bahkan membanggakan Indonesia pada ajang bergengsi dunia Frankfurt Book Fair 2015. Jurusan Tata Busana menerapkan kurikulum perancangan busana menggunakan berbagai kain tradisional nusantara.
Pada acara ini ditampilkan koleksi busana dengan tema Urban Culture. Dilatar belakangi oleh Kudus sebagai kota agraris sekaligus kota industri yang sering dikunjungi orang dari berbagai daerah, tentunya tidak terlepas dari pengaruh dan membuat Kudus menjadi tempat pertemuan berbagai budaya (melting pot). Perpaduan unsur sarung, tenun, batik dan bordir menjadi gambaran corak budaya yang beragam dari Indonesia dapat menyatu dan diterima dengan baik di Kudus. Sementara unsur warna busana hitam dan putih yang identik dengan warna urban juga dihadirkan pada koleksi baju yang ditampilkan. (EVA)