Management Strategy

Rolls Royce Investasi £1,2 miliar untuk R&D

Rolls Royce Investasi £1,2 miliar untuk R&D

“Indonesia mempunyai potensi untuk beralih dari ekonomi berbasis manufaktur tradisional menjadi manufaktur bernilai tinggi. Negara ini dapat mengambil bagian dalam rantai pasokan global, dengan melakukan investasi bagi para pemimpin pendidikan yang dapat menjalankan perannya dalam mendorong perubahan,” kata Adrian Short, Presiden Direktur PT Rolls-Royce Indonesia.

Peluang bisnis itu tidak disia-siakan oleh pabrikan otomotif Rolls Royce. Setelah 50 tahun berada di pasar Indonesia, Rolls-Royce, bekerja sama dengan Newmont Fund dan British Council Indonesia, menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk mendirikan International Learning Experience Programme sejak September 2015 yang lalu.

(ki-ka) Prof. Bambang Riyanto Trilaksono, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Inovasi dan Kerjasama, Institut Teknologi Bandung; Dr. Ir. Patdono Suwignjo, Direktur Umum Bidang IPTEK dan Kelembagaan Pendidikan Tinggi; Dr. Riani Rachmawati, Direktur Sumber Daya Manusia, Universitas Indonesia; Femmy Soemantri, Manager Program Senior, Newton Fund, British Council; Adrian Short, Presiden Direktur Rolls-Royce Indonesia

(ki-ka) Prof. Bambang Riyanto Trilaksono, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Inovasi dan Kerjasama, Institut Teknologi Bandung; Dr. Ir. Patdono Suwignjo, Direktur Umum Bidang IPTEK dan Kelembagaan Pendidikan Tinggi; Dr. Riani Rachmawati, Direktur Sumber Daya Manusia, Universitas Indonesia; Femmy Soemantri, Manager Program Senior, Newton Fund, British Council; Adrian Short, Presiden Direktur Rolls-Royce Indonesia

Program ini, didesain secara khusus untuk para pemimpin bidang pendidikan dari universitas-universitas di Indonesia yang mempunyai fakultas sains dan teknologi terbaik, dan memberikan wawasan tentang bagaimana membangun dengan menggunakan berbagai prestasi dalam bidang sains dan teknologi yang sudah ada, untuk menjadi universitas kelas dunia. “Program 10 hari ini akan dilaksanakan untuk tiga tahun pertama mulai 2015 di Ashridge Business School di Inggris,” ujarnya.

Kelompok pertama yang terdiri dari 10 delegasi memulai program pada tanggal 21 September 2015, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Gajah Mada (UGM), dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti)

Mereka memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan para ahli pendidikan tinggi global Inggris, mengenai tantangan dan mendapatkan wawasan dari universitas terkemuka di Inggris melalui studi kasus, diskusi dan kunjungan. Salah satunya adalah Nottingham University, yang telah bekerjasama dengan Rolls-Royce di bidang riset teknologi manufaktur sejak tahun 1999.

Wakil Rektor Bidang Penelitian, Inovasi, dan Kerjasama Institut Teknologi Bandung (ITB) Profesor Bambang Riyanto Trilaksono, mengatakan bahwa banyak periset Indonesia belum melihat kebutuhan konsumen dalam penelitian khususnya desain produk teknologi.

Periset dan akademisi di Indonesia masih terbiasa melakukan desain produk teknologi hanya berdasarkan keingintahuan tetapi tidak terbiasa melakukannya berdasarkan kebutuhan konsumen. Kemampuan melihat kebutuhan konsumen sangat penting untuk perkembangan inovasi. “Masih sedikit jumlah program studi yang mengajarkan design thinking atau konsep rancangan,” tambahnya.

Pada 2015, Rolls-Royce menginvestasikan £ 1,2 miliar dalam penelitian dan pengembangan. Perusahaan juga mendukung jaringan global dari 31 Universitas Pusat Teknologi, yang menempatkan para insinyur Rolls-Royce di di baris terdepan dalam riset ilmiah.

Sedangkan British Council akan mendukung program ini melalui program Newton Fund, yang merupakan program dengan nilai sebesar £375 juta, melalui kemitraan dalam bidang sains dan inovasi, yang mendukung perkembangan ekonomi dan kesejahteraan rakyat prasejahtera di negara-negara mitra. Newton Fund bertujuan untuk memperkuat kemampuan sains dan inovasi serta memungkinkan terbukanya akses dana yang lebih luas untuk pembiayaan pemberantasan kemiskinan.

Sebagai tambahan, Rolls-Royce memperjakan lebih dari 50.000 orang di lebih dari 46 negara. Hampir 15.700 di antaranya adalah insinyur. Grup memiliki komitmen yang besar untuk memberikan kesempatan magang dan rekrutmen sarjana serta untuk lebih mengembangkan keterampilan karyawan. Pada 2015 kami mempekerjakan 228 sarjana dan 277 karyawan magang melalui program pelatihan kami di seluruh dunia. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved