Sebagai Group Leader sekaligus Chief Financial Officer PT Japanese Agency and Consultancy Indonesia (JAC Indonesia), Widiantoro Baroto dipercaya membawahkan tiga divisi: Finance & Accounting, Legal & General Affairs, dan Sales Support. Lelaki kelahiran Jakarta, 1 Desember 1973, ini juga diberi tugas khusus mengembangkan unit bisnis bernama JAC Outsourcing, yang sebelumnya hanya sebagai unit pendukung. Namun, Widi melihat potensi bisnis yang jarang digarap pemain lain. “Saya melihat ada satu peluang, Indonesia sudah mulai dilirik investor asing,” katanya.

Menurut lulusan S-1 Administrasi Fiskal Universitas Indonesia dan S-2 Magister Manajemen Universitas Budi Luhur ini, banyak pemain asing ingin masuk Indonesia. Untuk membuka pasar, mereka perlu orang-orang profesional, tetapi mereka belum punya kantor di Indonesia dan tidak mengerti prosedur mengurus SDM atau berbagai hal terkait aturan yang harus dipenuhi dalam mempekerjakan seorang profesional lokal, seperti Jamsostek dan pajak. Inilah ceruk yang diincarnya. “Mereka akan masuk Indonesia, perlu top management, namun tidak punya entity, akhirnya mereka outsource ke kami,” ujar suami Nurlaela Bima Putri serta ayah Faiz Zaidan Adilah (10 tahun), Sajid Musyaffa Adilah (3,5 tahun) dan Firyal Imtinan Adilah (1,5 tahun) yang hobi bulutangkis dan senam kebugaran ini.

Di bawah kendalinya, kini unit bisnis ini memiliki 36 klien dan mampu mencetak omset Rp 1,5 miliar yang sebelumnya di bawah Rp 50 juta. “Klien kami ada yang di UK, Irlandia, Taiwan, Jepang, dan sebagainya dengan tipe bisnis beragam, seperti spare part pesawat, elektronik dan TI,” tuturnya. Secara keseluruhan, Widi mampu menaikkan laba perusahaan sebesar 164% pada periode 2007-08. Sebelumnya, ia pernah berkarier di PT Tri-Wall Indonesia, PMA Jepang yang membidangi packaging, sebagai GM Keuangan & Administrasi (2003-07) dan perusahaan Jerman, Degussa Construction Chemical, sebagai Manajer Pajak dan SDM (1999-2003).