Industri kreatif di Indonesia tumbuh 7% setiap tahunnya. Pemain-pemain baru di industri kreatif terutama di segmen dokumentasi bermunculan. Melihat peluang ini, Panasonic meluncurkan camcorder HC-PV100. HC-PV100 menargetkan pemain-pemain di industri perikahan, event organiser, production house, dan perusahan penyewaan kamera.

“Industri pernikahaan di Indonesia saat ini sedang berkembang pesat dan memunculkan banyak pelaku professional video dengan skala besar atau kecil. HC-PV100 merupakan palm-type recorder yang sudah dilengkapi dengan fitur-fitur yang sesuai untuk menangkap momen-momen indah dalam pernikahaan ataupun event lain,” ujar Agung Ariefiandi, Digital Imaging Product Manager PT Panasonic Indonesia.

Fitur-fitur yang disematkan di HC-PV100 antara lain built-in LED video light dengan daya terang 300 lx pada 1 meter yang dilengkapi 2 filter konversi warna dan filter difusi sehingga memungkinkan mengambil video dalam cahaya minim tetap lancar. Slot kartu SD card ganda dengan fitur hot swap yang memungkinkan penukaran kartu memori tanpa harus menghentikan proses rekapan.

Camcorder ini dilengkapi oleh 1/3.1-inch BSI MOS Sensor, 5-axis Hybrid O.I.S yang mengurangi resiko blur saat proses perekaman, 20x optical zoom, dan 3 cincin manual untuk pengaturan focus, iris, dan zoom. Selain itu dilengkapi juga oleh 3-channel XLR audio terminal input yang memungkinkan koneksi untuk mikrofon yang membutuhkan power supply phantom dan perlengkapan audio dengan +4dB output. Full-HD camcorder ini hanya memiliki berat 1,5 kg.

HC-PV100 dibanderol dengan harga Rp 18.999.000 dan akan tersedia di Oktober 2016. Sayang, Agung enggan membeberkan target penjualan camcorder terbaru ini. “Kami targetkan penjualan HC-PV100 bisa mendorong pertumbuhan segmen digital imaging Panasonic hingga 2 digit dibandingkan tahun lalu,” jelasnya.

Segmen digital imaging saat ini masih berkontribusi di bawah 10% terhadap keseluruhan segmen yang ada di Panasonic Gobel Indonesia. Untuk memasarkan HC-PV100, Panasonic akan melakukan workshop dengan Richard Bintaro dan Rena Tabitha di Yogyakarta, Medan, dan Surabaya.