Inovasi merupakan sebuah keharusan yang harus dilakukan secara terus menerus, dan bagi sebuah perusahaan besar, innovasi harus ditempatkan sebagai divisi tersendiri. Hal ini sangat penting untuk menghadapi tantangan lingkungan dan masyarakat yang kian dinamis dan kompleks.

Begitulah yang dikatakan Co-Founder CIS School of Innovation saat menyampaikan materi tentang “Innovated Or Die : What Company Must Do” pada acara Indonesia Knowledge Forum (IKF) V-2016 yang diselenggarakan BCA Learning Service di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta. Avanti yang dikenal sebagai pakar manajemen inovasi di Indonesia, peraih gelar Doktor Ilmu Manajemen dengan kajian Manajemen Inovasi & Teknologi pada Departemen Strategi dan Manajemen ESSEC Business School Paris dan Universite Aix-Marseille III ini, hadir sebagai pembicara di hari kedua pada pokok bahasan Creativity & Innovation.

Avanti, Co-Founder CIS School of Innovation

Di acara tersebut, Avanti menyampaikan materi yang terkait dengan Inovasi dan Lingkungan, Strategi Inovasi dan Sistematika Inovasi. “Saya akan bercerita tentang inovasi dan mengapa itu adalah “harus-menjadi” tindakan normal dalam setiap organisasi dan bangsa,” katanya. Para peserta pun sangat antusias mendengarkan uraian Avanti.

Dalam pemaparannya dia menyebut, inovasi sebagai keberhasilan secara sosial dan ekonomi karena diperkenalkannya dengan cara baru atau kombinasi baru dari cara lama dalam mengubah input menjadi output sedemikian rupa, sehingga dihasilkan perubahan besar dalam perbandingan antara nilai manfaat dan nilai moneter menurut persepsi konsumen dan/atau pengguna.

Inovasi dapat dilakukan kapan saja dan seharusnya dilakukan setiap saat. Jenis inovasi yang dilakukan menentukan cara-cara kelolanya. Perusahaan perlu mengidentifikasi inovasi-inovasi apalagi yang harus dilakukan, di sini lah pertanyaan seperti itu menjadi pertanyaan yang harus tanpa henti diajukan. Inovasi dapat ditemukan melalui riset yang terencana atau dari inspirasi yang tiba-tiba mengubah cara tata kelola organisasi.

Inovasi merupakan panggilan hidup di mana orang harus menciptakan nilai bagi siapa pun, misalnya bagi organisasi, perusahaan atau pelanggan. Inovasi dalam nilai merupakan hal penting. Pengusaha dalam menciptakan produk baru yang inovatif haruslah yang memberikan solusi lebih atau beda dari produk kompetitor sehingga produknya memberi nilai atau manfaat lebih bagi konsumennya. Kondisi lingkungan bisnis saat ini juga makin disruptif, terutama setelah berkembangnya teknologi.

Seorang Peserta Sesi Creativity & Innovation pada Indonesia Knowledge Forum V yang diselenggarakan BCA Learning Service pada 7 Oktober 2016 (acara berlangsung 6-7 Oktober 2016) bertanya tentang Time to Market (TtM) atau Waktu Memasarkan atau Meluncurkan Produk ke Pasar. Dia jawab, TtM merupakan bagian dari proses inovasi dan harus ditentukan dalam rangkaian proses inovasi sebelum tahap difusi. Perencanaannya dapat dilakukan sejak awal dalam siklus manajemen proyek inovasi. **