CSR Corner

Impian Dua Putri Jamu Melestarikan Kebudayaan Indonesia

Impian Dua Putri Jamu Melestarikan Kebudayaan Indonesia

Berangkat dari keinginan melestarikan kebudayaan Indonesia, dua putri ahli waris perusahaan jamu PT Njonja Meneer, Vanessa K. Ong dan Claudia Charles, tergerak membesut Neera Ayu Foundation. “Awalnya, saya dan adik saya ingin mendirikan suatu yayasan yang bergerak di bidang pelestarian kebudayaan indonesia. Ayah saya juga sebenarnya sudah memiliki mimpi yang sama sejak dulu,” ujar Vanessa K. Ong, putri sulung Charles Saerang, pemilik Njonja Meneer, ketika diwawancara SWA.

Selanjutnya, tahun 2012 kedua putri cantik dan ayahnya itu pun bergerak mewujudkan impian mereka, hingga akhirnya pada 2013 berdiri Neera Ayu Foundation. “Kami ambil nama Neera Ayu karena Neera Ayu merupakan salah satu produk jamu kami yang paling dekat dengan Njonja Meneer,” Vanessa menerangkan.

Filantropi

Vanessa K. Ong, Generasi Penerus Njonja Meneer

Sejumlah area pun dipilih sebagai fokus gerakan yayasan yang berkantor pusat di Jakarta itu, antara lain peningkatan kualitas hidup masyarakat, penguatan ekonomi rumah tangga, penghargaan terhadap keberagaman sosial, dan pelestarian lingkungan. “Neera Ayu terinspirasi banyaknya kebudayaan Indonesia yang tidak terangkat, misalnya dari daerah pelosok seperti NTT (Nusa Tenggara Timur), termasuk Folores,” papar Vanessa yang menjabat sebagai Business Development Associate PT Njonja Meneer sekaligus Humas Neera Ayu, sementara adiknya, Claudia, menjabat sebagai ketua yayasan.

Visi-misi Neera Ayu menurut Vanessa adalah menjadi kepanjangan tangan Njonja Meneer di bidang sosial. “Njonja Meneer dari dulu sangat mencintai budaya indonesia, salah satunya melalui koleksi batik, kebaya, tenun, batu antik, dan lain lain. Jadi, budaya sudah mendarah daging dalam diri kami. Nilai-nilai inilah yang mendasari yayasan kami. Saat ini kolaborasi dilakukan dalam berbagai bentuk, ide, pengolahan ide menjadi aksi sosial, berhubungan dengan koneksi, dll. Semuanya kami lakukan bertiga,” Vanessa memaparkan.

Pada dasarnya, Neera Ayu, yang kini memiliki 10 orang pengurus, termasuk Vanessa dan Claudia, bersandar pada tiga pilar. Pertama, profit, berupa gerakan pelatihan bagi para petani empon-empon (jamu) agar dapat menghasilkan produk berkualitas, pelatihan peracikan bagi pengusaha jamu mikro, kewirausahaan, perhelatan Wirausaha Budaya, dan sebagainya. Kedua, pilar orang atau sosial, dengan aktivitas berupa donor darah, sumbangan bantuan kesehatan dan pendidikan. Terakhir, planet atau ,lingkungan dengan program berupa konservasi tanaman herbal di Taman Djamu Indonesia serta kerja sama dengan akademisi untuk penelitian. “Namun saat ini kami lebih fokus pada acara Culturpreneur Awards atau Wirausaha Budaya yang telah berlangsung sejak 2015,” ujar Vanessa.

Dalam proses seleksi yang berlangsung selama empat bulan, Neera Ayu akan mencari wirausaha budaya dari berbagai pelosok Tanah Air yang kesulitan dalam melestarikan budaya karena berbagai faktor, di antaranya kekurangan dana atau kurangnya eksposur media. Selanjutnya, acara yang penganugerahannya dilangsungkan pada Maret itu akan memilih dua individu yang berjuang mengangkat potensi kebudayaan lokal, mengemasnya sehingga berdaya jual tinggi dengan tujuan membantu masyarakat sekitar.

Vanessa K. Ong

Vanessa K. Ong

Tahun ini,dari 400 peserta disaring menjadi 10 besar dan kemudian enam besar hingga akhirnya mengerucut kepada dua pemenang. Selanjutnya, penilaian akhir dilakukan oleh lima juri yang dianggap memiliki latar belakang kuat mengenai kebudayaan Indonesia, seperti Charles Saerang, Mien Uno dan Arswendo Atmowiloto. Pemenang Culturpreneur Awards yang terpilih di awal tahun ini yakni Sugeng Handoko, pengelola wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Kulonprogo, Yogyakarta, dan Siti Wulandari dari Indonesia Archipelago Cultural Activities, Bandung, Jawa Barat.

Vanessa menyebutkan, masih banyak tantangan yang harus dihadapi karena permasalahan yang coba ditanggulangi Neera Ayu sangat kompleks dan Indonesia sendiri sangatlah luas. “Selain itu, kami juga masih berusaha terus memperbaiki sistem dan program kami, misalnya memberikan penyuluhan kepada peserta awarding,” Vanessa memaparkan.

Meski demikian, berkat fokus Neera Ayu dan ajang penganugerahan yang dilakukannya, kini Neera Ayu mulai dikenal sebagai yayasan yang fokus pada bidang kebudayaan, kemanusiaan dan kesenian lokal.

Ke depan, Vanessa berharap Neera Ayu mampu menjangkau masyarakat penerima manfaat lebih luas lagi. Sejumlah program pun sudah ditargetkan untuk digarap. Di antaranya, memperluas jangkauan pemahaman konservasi lingkungan hidup pada anak–anak usia sekolah, mengurangi kemiskinan dengan menanamkan kewirausahaan terutama bagi kaum muda, melakukan pelatihan regenerasi pengetahuan dari petani jamu empon-empon senior ke petani junior, dan menggalakkan wirausaha budaya sebagai badan usaha milik desa.

“Selain itu, saya juga ingin mengadakan awarding khusus untuk womenpreneur karena selama ini yang kebanyakan ikut laki-laki, padahal wanita bekerja yang memiliki keluarga memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Karena saat ini bermunculan startup teknologi, saya juga berharap di awarding kami nanti akan banyak anak-anak muda yang menggunakan teknologi untuk mengembangkan kebudayaan indonesia,” ujar Vanessa penuh harap. (Riset: Yulia Pangastuti)

@bungiskandar

Baca juga:

Gebrakan Cicit Nyonya Meneer


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved