Management Trends

Kaderisasi BUMN, Tips 3S Tanri Abeng

Kaderisasi BUMN, Tips 3S Tanri Abeng

Jumlah BUMN yang bisa berbuat banyak di kawasan ASEAN dan Asia masih sedikit. Ini tentu menjadi perhatian utama pemerintah selaku pemegang saham mengingat aset BUMN yang telah mencapai Rp 5.395 triliun per akhir 2015. Isu kepemimpinan masih menjadi masalah klasik di perusahaan milik negara ini.

“(Pemimpin) masih belum cukup bagus karena belum ada yang kelasnya internasional. Tapi, sudah jauh lebih baik dibanding generasi yang dulu. Kita harus dorong BUMN sejajar dengan BUMN kelas dunia lainnya. Saya ingin dengan holding ada banyak CEO yang berkelas dunia,” kata pengamat BUMN, Tanri Abeng.

Mantan Menteri BUMN, Tanri Abeng

Mantan Menteri BUMN, Tanri Abeng

Menurut dia, setiap BUMN harus melakukan kaderisasi. Talent yang dihasilkan nantinya digabung ke national talent pool di masing-masing holding, seperti holding perbankan, perkebunan, dan telekomunikasi. Meski begitu, talent yang ada nanti bisa ditukarkan antarsektor.

“Misalnya, dari sektor telekomunikasi ke infrastruktur bandara. Dari sektor perkebunan, pindah ke sektor pupuk. Bisa begitu karena leader itu lebih ke soft skill seperti manajerial dan leadership, bukan aspek teknis. Pertukaran ini justru menambah ilmu baru,” katanya.

Untuk menyiapkan talent pool, lanjut dia, struktur organisasi harus dibenahi. Kedua, manajemen pengelolaan talent juga diperbaiki yang meliputi penilaian, proses promosi, hingga remunerasi. Terakhir adalah mengembangkan skill teknis dan nonteknis.

“Talent pool akan lebih baik di tingkat holding persektor. Corporate university itu wadah untuk pembelajaran calon talent dan talent. Saya kira tidak perlu setiap BUMN punya coporate university. Corporate university itu tergantung bagaimana perusahaan mengelola karena butuh tenaga dan cost,” kata dia.

Yang tidak kalah penting adalah selektif mencari talent baru dan menempatkan di BUMN sesuai dengan skill dan kompetensi yang dimiliki. Jika salah mengelola, bisa saja talent yang sudah siap pakai tidak bisa ditempatkan kemana-mana. Padahal, talent diharapkan bisa memberi kontribusi besar kepada negara.

“Talent yang hadir juga harus didukung dengan sistem yang baik. Seperti sistem promosi, remunerasi, dan lainnya. Jika tidak, regenerasi akan jalan di tempat,” ujar dia. (Reportase: : Arie Liliyah)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved